Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Double Track SBY-BWI Dibangun 2015

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

doubleBambang: Banyuwangi Punya Potensi Besar

JAKARTA – Setelah menuntaskan pembangunan double track Jakarta- Surabaya, Kementerian Perhubungan RI segera melanjutkan pembangunan double track Surabaya-Banyuwangi (Sby-Bwi). Proyek pembangunan double track Surabaya-Banyuwangi akan dimulai pada tahun 2015 mendatang. Kepastian rencana pembangunan double track Surabaya-Banyuwangi itu disampaikan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono pada acara diskusi pembangunan jalur ganda yang digelar Kementerian Perhubungan RI dan Rajawali Foundation di atas kereta api Wisata Nusantara tujuan Jakarta- Semarang Rabu kemarin (27/8).

Dalam kesempatan itu, Bupati Abdullah Azwar Anas hadir sebagai peserta diskusi bersama beberapa kepala daerah lain. Pada kesempatan itu, Bambang menyampaikan, Banyuwangi memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan double track Surabaya- Banyuwangi. Selain potensi Banyuwangi, beberapa kota yang dilalui jalur double track Surabaya- Banyuwangi juga memiliki potensi yang cukup besar untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. “Proyek pembangunan double track Surabaya- Banyuwangi akan dilanjutkan pemerintahan baru nanti,” ungkap Bambang.  

Dalam acara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mendorong pemerintah pusat untuk menuntaskan pembangunan jalur ganda (double track) kereta api sampai Banyuwangi, dan tidak berhenti pada jalur Jakarta-Surabaya saja. Pembangunan double track hingga Banyuwangi akan memicu pemerataan pertumbuhan ekonomi hingga kawasan ujung timur pulau Jawa. Jika jalur ganda tuntas hingga ke timur Jawa akan menciptakan sentra pertumbuhan ekonomi baru. Selama ini, pertumbuhan masih banyak bertumpu di barat Jawa.

Kalau di Jawa Timur, pertumbuhan masih tersentral di Surabaya dan sekitarnya. Bupati Anas menyampaikan, pembangunan jalur ganda sampai Banyuwangi sangat urgen untuk menggerakkan ekonomi di wilayah timur Jawa atau yang biasa disebut sebagai kawasan Tapal Kuda. Jumlah penduduk wilayah Tapal Kuda mencapai 9,006 juta jiwa atau sekitar 24 persen dari total penduduk Jatim. Total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten/kota yang terletak di Tapal Kuda sebesar Rp 155,32 triliun atau sekitar 16 persen dari total PDRB Jatim. 

Di kawasan timur juga sudah berdiri kawasan industri PIER di Pasuruan dan sedang proses dibangun Banyuwangi Wongsorejo Industrial Estate di Banyuwangi. Diperkirakan sekitar 30 persentwenty foot equivalent units (teus) kontainer yang ada di Jatim tiap tahunnya berasal dari wilayah timur Jawa atau wilayah Tapal Kuda. “Jika ada double track, sistem logistik dari timur Jawa ini bisa dikatakan beres. Double track bisa menghubungkan dua sentra industri baru di kawasan timur, yaitu kawasan industri PIER di Pasuruan dan Wongsorejo di Banyuwangi,” jelas Bupati Anas.

Bupati Anas mengatakan, kehadiran jalur ganda sampai Banyuwangi bisa memfasilitasi industri-industri yang ada di wilayah timur Jawa, termasuk industri berbasis pertanian, untuk mengirim hasil produksinya melalui pelabuhan yang ada di wilayah timur seperti Pelabuhan Probolinggo atau Pelabuhan Tanjung Wangi Banyuwangi. Hal ini untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Gresik yang sudah kewalahan dan menimbulkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy). 

Aktivitas muat barang dari Jatim yang akan dikirim ke luar provinsi terpusat di Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Gresik hingga sekitar Rp 60 triliun per tahun atau 83,68 persen dari total aktivitas muat di Jatim. Aktivitas bongkar dari luar provinsi yang masuk ke Jatim juga terpusat melalui pelabuhan Gresik dan Tanjung Perak Surabaya hingga mencapai senilai Rp 111,76 triliun per tahun atau 82,41 persen dari total nilai aktivitas bongkar di Jatim. “Ini harus dipecah, karena pelabuhan di wilayah timur sebenarnya cukup memadai, seperti Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, yang kedalamannya sudah 14 low water spring (LWS) sehingga kapal besar bisa sandar,” jelas Anas.

Selain industri, lanjut Bupati Anas, pengembangan jalur ganda hingga Banyuwangi juga akan memacu kinerja sektor pariwisata. Jalur ganda akan meningkatkan aksesibilitas destinasi wisata yang ada di timur Jawa. Saat ini, angkutan penumpang masih didominasi transportasi darat hingga 85 persen, kereta api baru sekitar 6,3 persen, dan sisanya transportasi laut dan udara. “Kalau ada jalur ganda kereta api bisa lebih mudah, penumpang termasuk wisatawan tidak menumpuk di jalan raya,” katanya. (radar)