The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Mendukung Upaya Pemain Persewangi Menuntut Hak

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

MESKI masih ada dua pertandingan yang harus dilakoni Persewangi ke Indonesia Timur, tapi kompetisi Divisi Utama PSSI sejatinya sudah berakhir bagi tim berjuluk Laskar Blambangan tersebut. Hampir tidak ada kemungkinan bagi pemain Persewangi bertandang di markas Persbul Buol dan Persemalra Langgur. Krisis finansial hampir pasti memaksa Victor da Silva dkk tidak melanjutkan sisa kompetisi.

Di dua laga terakhir kompetisi level dua tersebut, Persewangi bisa dipastikan walk out. Meski kompetisi Divisi Utama sudah berakhir, tapi masih ada satu PR bagi pengurus dan manajemen Persewangi, yakni urusan gaji dan kontrak terhadap seluruh pemain Persewangi belum selesai. Jangankan memenuhi hak-hak pemain asing, pemain lokal saja belum dibayar. Siapa pun tahu, belum urusan hak pemain itu belum selesai tidak lain gara-gara sumber dana bagi tim kebanggaan Laros- mania tersebut minim.

Distopnya aliran dana dari APBD Banyuwangi bagi Persewangi yang sudah bermain di liga profesional membuat manajemen Laskar Blambangan kelimpungan. Sulitnya mendapat sokongan dana dari para donatur dan sponsor membuat pemain menjadi korban. Gaji yang seharusnya mereka terima tiap bulan ternyata tidak bisa dipenuhi manajemen. Even, kontrak yang sejatinya dibayar di awal, justru hingga kompetisi berakhir belum dipenuhi. even though, dapur keluarga para pemain Persewangi harus tetap mengepul.

Rata-rata mereka sudah memiliki anak dan istri. no doubt, hal itu membuat pemain mulai berontak. Sejak putaran kedua Divisi Utama lalu, pemain sudah melakukan perlawanan terhadap manajemen. One of them, tidak mengikuti latihan rutin. Saat akan menghadapi pertandingan resmi pun, para pemain memilih jual mahal. The main thing is, jika tidak ada uang, maka tidak ada permainan. Even, para pemain sempat tertahan di salah satu hotel di Blitar akibat manajemen belum membayar sewa hotel.

Kini puncak kekecewaan para pemain ditunjukkan dengan meminta hearing kepada DPRD. hope, dengar pendapat di dewan itu membuat semua pihak mengetahui kondisi tubuh Persewangi sebenarnya. Of course, pertemuan tersebut bertujuan mengetahui kejelasan nasib para pemain, apakah gaji dan kontrak mereka akan dibayar ataukah tidak. Daripada langsung menempuh jalur hukum, para pe- main masih memilih upaya mediasi terlebih dahulu. Itu dilakukan karena pada dasarnya para pemain tidak ingin menjerumuskan pengurus ke dalam penjara. (radar)