The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Meet Coffee Activists, Regent Anas Bakar Enthusiasm to Welcome Adaptation of New Habits

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Photo: banyuwangikab.go.id

BANYUWANGI – Para pegiat dan pelaku usaha kopi di Banyuwangi mulai menata diri untuk bangkit setelah dihajar dampak pandemi Covid-19. Salah satunya di Kecamatan Kalibaru, yang merupakan sentra produksi kopi di Banyuwangi. Kopi dari kawasan tersebut, di antaranya dari Kebun Malangsari, telah diekspor rutin ke sejumlah negara.

“Alhamdulillah, saya liihat kemarin perlahan tapi pasti, mulai bergeliat lagi. Kita harus optimistis menyambut era adaptasi kebiasaan baru. Hulunya kita perkuat, hilirisasi kopinya juga dioptimalkan. Sehingga ekonomi kembali bergerak,” ujar Anas seperti dilansir dari banyuwangikab.go.id, Sunday (26/7/2020).

Anas telah bertemu dengan para petani dan pegiat kopi Kalibaru di Ruang Terbuka Hijau Sawunggaling, Saturday (25/7/2020) yesterday. Kalibaru selama ini memang dikenal sebagai daerah penghasil kopi. Di kecamatan tersebut, perkebunan kopi rakyat mencapai 9.721 hectares. Potensi ini terus dikembangkan hingga sektor hilir.

Saya sangat senang melihat banyak anak muda yang kini terlibat dalam pengembangan kopi. Tidak hanya bergerak dalam pertanian kopi saja. But, sudah mulai melakukan pemrosesan kopi siap saji. Juga mulai banyak kedai-kedai kopi yang dibuka. Ini memberi nilai tambah ekonomi,” cerita Anas.

Potensi tersebut, Anas added, akan terus dimaksimalkan. “Pemkab Banyuwangi membantu pendampingan dan promosinya. Di era adaptasi kebiasaan baru setelah dampak pandemi Covid-19, kami akan prioritaskan Kalibaru sebagai agenda promosi wisata kopi di Banyuwangi,” janji Anas.

Gagasan Anas tersebut disambut gembira oleh pegiat kopi di Kalibaru. Hamdani, pemilik kedai Semiotika Kopi dari Kalibaru Manis, say, so far, ia bersama kawan-kawannya rajin mempromosikan kopi lokal Kalibaru.

Jika pemerintah turut mendampingi dan membantu promosi, tentu ini menjadi kabar gembira bagi kami,” he said.

At the moment, kata Hamdani, telah banyak tumbuh komunitas kopi di Kalibaru. Tidak hanya berhenti sebagai petani kopi, tapi mulai melakukan proses pengemasan sendiri untuk dijual secara bebas. Even, ada yang sampai membuat cafe-cafe kecil.

Seperti halnya saya ini. Selain langsung bertani kopi, kita juga melakukan pemrosesan untuk dibuat kopi siap seduh. Juga kini sedang mengembangkan kafe,” clear.

Yang menggembirakan, di kawasan ini juga muncul komunitas Kalibaru Sineas Creative (KSC) yang sedang giat memproduksi web series bertajuk “Sarjana Kopi”.

Kita dedikasikan untuk membantu promosi produksi kopi di Kalibaru di media digital,” ungkap Yogi, pegiat KSC.

Anas pun mengapresiasi kiprah anak-anak muda Kalibaru. ”Artinya, gerak teman-teman sudah menuju ekosistem bisnis yang bagus. Hulu atau pengembangan tanamannya ditata, hilirisasinya diperkuat, dan bahkan kini ditopang oleh promosi-promosi kreatif melalui produksi audio visual yang menarik,” pungkas Anas.