Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Gas Air Mata di Kampus, Ferry Irwandi: Tindakan yang Tidak Bisa Dibenarkan

gas-air-mata-di-kampus,-ferry-irwandi:-tindakan-yang-tidak-bisa-dibenarkan
Gas Air Mata di Kampus, Ferry Irwandi: Tindakan yang Tidak Bisa Dibenarkan

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – CEO Malaka Project, Ferry Irwandi, menyampaikan analisis tajam terkait eskalasi aksi massa yang berujung pada tindakan brutal.

Menurutnya, terdapat dua faktor utama yang mendorong situasi semakin panas, yaitu tindakan aparat di lapangan serta perilaku sebagian massa itu sendiri.

“Kalau kita bicara penyebab, ada dua hal. Pertama tindakan aparat, kedua perilaku massa. Ini yang harus kita baca secara hati-hati,” ungkap Ferry, Selasa (2/9/2025).

Baca Juga: Cegah Siswa Ikutan Demo, Polisi di Banyuwangi Kampanye Anti Anarkis

Ferry menyoroti fakta bahwa aksi yang berlangsung sejak 25 Agustus 2025 telah menelan korban jiwa.

Hingga awal September, tercatat sembilan orang meninggal dunia.

Ia menegaskan bahwa angka tersebut bukan sekadar data statistik.

Baca Juga: Demo GMNI Banyuwangi: 18 Tuntutan Mengguncang DPRD dan Polresta, Polisi Kawal Humanis

“Itu bukan sekadar angka, itu nyawa manusia. Ada luka yang tidak akan pernah hilang bagi keluarga mereka,” ujarnya.

Salah satu peristiwa yang mendapat sorotan khusus adalah penembakan gas air mata hingga masuk ke area kampus di Bandung.

Ferry menilai tindakan tersebut sebagai kekeliruan serius.

Baca Juga: Demo Tolak DPR Ricuh, Riza Chalid Kembali Jadi Sorotan, Aparat Diminta Buka Fakta

“Apa pun alasannya, penembakan gas air mata ke dalam kampus tidak bisa dibenarkan. Kampus adalah ruang akademik, bukan arena perang,” tegasnya.

Di sisi lain, Ferry tidak menutup mata terhadap adanya perilaku anarkis dari sebagian massa.


Page 2

Gas Air Mata di Kampus, Ferry Irwandi: Tindakan yang Tidak Bisa Dibenarkan

Rabu, 3 September 2025 | 12:40 WIB


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – CEO Malaka Project, Ferry Irwandi, menyampaikan analisis tajam terkait eskalasi aksi massa yang berujung pada tindakan brutal.

Menurutnya, terdapat dua faktor utama yang mendorong situasi semakin panas, yaitu tindakan aparat di lapangan serta perilaku sebagian massa itu sendiri.

“Kalau kita bicara penyebab, ada dua hal. Pertama tindakan aparat, kedua perilaku massa. Ini yang harus kita baca secara hati-hati,” ungkap Ferry, Selasa (2/9/2025).

Baca Juga: Cegah Siswa Ikutan Demo, Polisi di Banyuwangi Kampanye Anti Anarkis

Ferry menyoroti fakta bahwa aksi yang berlangsung sejak 25 Agustus 2025 telah menelan korban jiwa.

Hingga awal September, tercatat sembilan orang meninggal dunia.

Ia menegaskan bahwa angka tersebut bukan sekadar data statistik.

Baca Juga: Demo GMNI Banyuwangi: 18 Tuntutan Mengguncang DPRD dan Polresta, Polisi Kawal Humanis

“Itu bukan sekadar angka, itu nyawa manusia. Ada luka yang tidak akan pernah hilang bagi keluarga mereka,” ujarnya.

Salah satu peristiwa yang mendapat sorotan khusus adalah penembakan gas air mata hingga masuk ke area kampus di Bandung.

Ferry menilai tindakan tersebut sebagai kekeliruan serius.

Baca Juga: Demo Tolak DPR Ricuh, Riza Chalid Kembali Jadi Sorotan, Aparat Diminta Buka Fakta

“Apa pun alasannya, penembakan gas air mata ke dalam kampus tidak bisa dibenarkan. Kampus adalah ruang akademik, bukan arena perang,” tegasnya.

Di sisi lain, Ferry tidak menutup mata terhadap adanya perilaku anarkis dari sebagian massa.