Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Guru Ngaji Diminta Cegah Peredaran Miras

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Insentif Tahap Pertama Cair Rp 450 Juta

WONGSOREJO – Insentif ribuan guru ngaji senilai Rp 8,5 miliar mulai dicairkan secara bertahap kemarin (19/9). Di tahap pertama, pundi-pundi APBD untuk 17 ribu guru ngaji langgar (musala) itu dicairkan senilai Rp 450 juta. Tahap pertama secara simbolis diserahkan Bupati Abdul lah Azwas Anas di Masjid Da russalam, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo. Dalam kesempatan itu, ada sekitar 1000 guru ngaji yang menyaksikan pe nyerahan secara simbolis kepada pengurus organisasi guru ngaji tingkat kabupaten.

Sejak era Bupati Anas, guru ngaji se-Banyuwangi mendapat insentif sebesar Rp 500 ribu setahun Guru ngaji yang terdaftar dalam APBD sebanyak 17 ribu. Tahap pertama, insentif yang cair sebesar Rp 250 ribu per satu guru ngaji. Tahap kedua, pencairan akan diserahkan pada bulan Desember mendatang. Dalam penyerahan insentif guru ngaji itu, Bupati Anas meminta bantuan secara khusus kepada guru ngaji. Pertama, Bupati Anas minta para guru ngaji ikut menjaga dan membentengi generasi muda dari ancaman minum-minuman keras.

Saat ini, kata Anas, peredaran minum-minuman keras sudah pada tingkat mengkhawatirkan. Apalagi, minuman keras sangat mudah didapat dengan harga yang sangat terjangkau pelajar. “Minuman keras sekarang ba nyak yang tidak dikemas dalam botol, seperti bir, tapi dikemas da lam botol Aqua kecil-kecil,” ka tanya. Sepintas, lanjut Anas, minuman keras itu seperti air pu tih, sehingga anak-anak bisa de ngan mudah memasukkan mi ras itu ke dalam tas. “Data di kepolisian, setiap minggu ada dua anak perempuan yang diperkosa karena pelaku ter pengaruh minuman keras.

Itu harus menjadi keprihatinan bersama, termasuk para guru ngaji,” katanya. Permintaan kedua, Bupati Anas mengajak para guru ngaji mendukung program kendali belajar dan kendali ibadah bagi anak-anak sekolah. Salah satu bentuk dukungan itu adalah mengampanyekan tidak menghidupkan TV mulai pukul 18.00 hingga 20.00. Guru ngaji di Kecamatan Wong sorejo diminta secara khusus all out mendukung pro gram pembangunan kawasan industri.

Hingga saat ini, program pembangunan kawasan industri Wongsorejo belum terwujud karena pembebasan lahan belum beres. Pembebasan lahan belum beres, karena ada sebagian kecil masyarakat yang memper soalkan pembebasan lahan itu. “Para guru ngaji kita minta berperan mencegah spekulan tanah masuk Wongsorejo. Sebab, jika spekulan tanah masuk, maka akan menghambat proses pembebasan lahan,” pintanya. (radar)