RADARBANYUWANGI.ID – Ritual Seblang Bakungan yang digelar setelah Hari Raya Idul Adha masih menjadi magnet bagi wisatawan.
Ribuan pengunjung menyaksikan tarian mistis yang digelar di tengah jalan tersebut, Kamis malam (12/6).
Acara tahunan yang menjadi warisan budaya masyarakat adat Osing Banyuwangi, Jawa Timur, ini tidak hanya menarik perhatian warga lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara.
Baca Juga: Qatar dan Arab Saudi Resmi Jadi Tuan Rumah Putaran Keempat, Erick Thohir Akan Lakukan Ini
Mereka menyaksikan langsung tarian sakral tersebut mulai pukul 20.00 WIB.
Pentas Seblang berlangsung di depan area Balai Kesenian Adat di Kelurahan Bakungan dengan menutup jalan dari arah timur dan barat.
Kali ini penari Seblang diperankan oleh perempuan tua yang telah mengalami menopause.
Isni, 53, penari Seblang generasi ke-13 tampil anggun dalam balutan busana adat lengkap dengan keris di tangan.
Baca Juga: Sejarah Banyuwangi: Asal-Usul Berdirinya Kerajaan Blambangan, Dendam dan Perlawanan dari Tanah Timur
Ia menari dengan dirasuki roh leluhur dengan iringan musik khas Banyuwangi, sebelum duduk di singgasana ”pelungguhan” yang dipenuhi bunga.
Ketua Panitia Seblang Bakungan Retno menjelaskan, malam puncak memang dikhususkan hanya untuk ritual adat.
”Hari ini kami tidak menyelenggarakan hiburan lain seperti hari sebelumnya. Fokusnya adalah prosesi adat Seblang merupakan bagian dari upacara sakral masyarakat Bakungan,” ujarnya.
Baca Juga: Gunung Raung Tak Bisa Diam! Abu Vulkanik Terus Menyebar, Tremor Tak Kunjung Berhenti!
Ritual Seblang digelar sebagai wujud rasa syukur masyarakat terhadap hasil panen yang melimpah, sekaligus permohonan agar dijauhkan dari malapetaka.
Page 2
Penari Seblang dipilih secara khusus dari perempuan yang sudah tidak mengalami menstruasi dan dianggap telah mencapai kematangan spiritual.
Sebelum prosesi utama dimulai, digelar pula ritual sabung ayam sambung pitik.
”Sambung pitik sebagai simbol hubungan baik masyarakat Oseng dengan orang Bali, yang pada zaman dulu menjadi tamu spesial di Bakungan,” ujar Refi, salah satu penampil adat Seblang Bakungan.
Baca Juga: Reaksi Tetangga Farel di Banyuwangi Pasca Ayahnya Ditangkap Polisi, Ketua RT Sebut Tertutup dan Jarang Bergaul
Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono hadir langsung dalam acara tersebut.
Dia menyampaikan apresiasi atas pelestarian budaya yang masih dijaga masyarakat Bakungan.
”Kami (pemerintah) mengajak seluruh warga Banyuwangi untuk terus mendukung tradisi Seblang Bakungan. Pemerintah siap bersinergi demi pelestarian budaya yang berdampak positif,” ujarnya dalam pidato sambutannya.
Lurah Bakungan Agus Rahmanto menambahkan, perayaan Seblang Bakungan tahun ini juga berdampak langsung pada ekonomi warga.
Baca Juga: Kluivert Blak-Blakan Soal Masa Depannya di Timnas Indonesia
Dalam dua hari pelaksanaan bazar UMKM di acara Seblang Bakungan (10–11 Juni), tercatat keseluruhan penghasilan ekonomi mencapai lebih dari Rp 40 juta.
”Ini membuktikan bahwa tradisi budaya bisa berjalan beriringan dengan ekonomi. Saya berharap masayarakat Bakungan bisa terus bekerja untuk sama melestarikan adat Seblang Bakungan. Keberhasilan acara ini berkat adanya masayarakat juga,” katanya.
Samsul, warga yang hadir menyaksikan langsung acara tersebut mengaku terhibur dengan penyelenggaraan Seblang Bakungan.
”Meskipun ramai serta berdempet-dempetan menontonnya, saya tetap senang. Ini merupakan tradisi yang unik dan hanya ada di Banyuwangi,” ujar warga Genteng tersebut. (cw6-Muhammad Ksatria/aif/c1)
Page 3
RADARBANYUWANGI.ID – Ritual Seblang Bakungan yang digelar setelah Hari Raya Idul Adha masih menjadi magnet bagi wisatawan.
Ribuan pengunjung menyaksikan tarian mistis yang digelar di tengah jalan tersebut, Kamis malam (12/6).
Acara tahunan yang menjadi warisan budaya masyarakat adat Osing Banyuwangi, Jawa Timur, ini tidak hanya menarik perhatian warga lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara.
Baca Juga: Qatar dan Arab Saudi Resmi Jadi Tuan Rumah Putaran Keempat, Erick Thohir Akan Lakukan Ini
Mereka menyaksikan langsung tarian sakral tersebut mulai pukul 20.00 WIB.
Pentas Seblang berlangsung di depan area Balai Kesenian Adat di Kelurahan Bakungan dengan menutup jalan dari arah timur dan barat.
Kali ini penari Seblang diperankan oleh perempuan tua yang telah mengalami menopause.
Isni, 53, penari Seblang generasi ke-13 tampil anggun dalam balutan busana adat lengkap dengan keris di tangan.
Baca Juga: Sejarah Banyuwangi: Asal-Usul Berdirinya Kerajaan Blambangan, Dendam dan Perlawanan dari Tanah Timur
Ia menari dengan dirasuki roh leluhur dengan iringan musik khas Banyuwangi, sebelum duduk di singgasana ”pelungguhan” yang dipenuhi bunga.
Ketua Panitia Seblang Bakungan Retno menjelaskan, malam puncak memang dikhususkan hanya untuk ritual adat.
”Hari ini kami tidak menyelenggarakan hiburan lain seperti hari sebelumnya. Fokusnya adalah prosesi adat Seblang merupakan bagian dari upacara sakral masyarakat Bakungan,” ujarnya.
Baca Juga: Gunung Raung Tak Bisa Diam! Abu Vulkanik Terus Menyebar, Tremor Tak Kunjung Berhenti!
Ritual Seblang digelar sebagai wujud rasa syukur masyarakat terhadap hasil panen yang melimpah, sekaligus permohonan agar dijauhkan dari malapetaka.