Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Heboh. Hasil Investigasi KNKT Penyebab KMP Tunu Pratama Jaya karena Overload, Kapal Angkut Muatan 538 Ton

heboh.-hasil-investigasi-knkt-penyebab-kmp-tunu-pratama-jaya-karena-overload,-kapal-angkut-muatan-538-ton
Heboh. Hasil Investigasi KNKT Penyebab KMP Tunu Pratama Jaya karena Overload, Kapal Angkut Muatan 538 Ton

KALIPURO, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali mulai terkuak. Pada kunjungan Komisi V DPR RI di Pelabuhan ASDP Ketapang kemarin (22/7), diketahui jika KMP Tunu  mengangkut muatan kendaraan seberat 538,8 ton atau nyaris empat kali lipat dari kemampuan muat kapal tersebut.

Temuan tersebut diungkapkan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat melakukan paparan di depan anggota Komisi V DPR RI di Pelabuhan ASDP Ketapang. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, kapal yang diproduksi tahun 2010 itu memiliki kemampuan muat maksimal 137,7 ton. Namun, saat kecelakaan laut  terjadi, KMP Tunu membawa total muatan sekitar 538 ton atau nyaris empat  kali lipat dari batas muat maksimal.

Rincian muatan terdiri 8 kendaraan golongan VII, 3 kendaraan golongan VIB, tiga kendaraan golongan VB, 3 kendaraan golongan IVB, 4 kendaraan golongan VIA, dan 1 kendaraan golongan 2. Total sebanyak 22 kendaraan sesuai master sailing declaration yang dikeluarkan nakhoda. “Ini fakta yang kami temukan di lapangan. Muatan maksimalnya 14 mobil kecil dan 9 truk sedang dengan jumlah penumpang 60 orang,’’ tegas Soerjanto.

Dalam kesempatan bertemu wakil rakyat, Soerjanto juga memaparkan kronologi tenggelamnya KMP Tunu. Berdasarkan keterangan dari mualim kapal, setelah 30 menit berlayar, kapal miring ke arah kanan. Kemudian juru mudi jaga dan kelasi jaga melihat ada air laut yang masuk melalui pintu kamar mesin. Hal itu juga diperkuat dengan keterangan juru minyak jagal.

Baca Juga: 3 Pekan Tragedi KMP Tunu, 16 Korban Masih Misterius: Keluarga Minta Bangkai Kapal Diangkat!

Kemiringan kapal terus bertambah dan semakin cepat. Nakhoda kapal kemudian memberikan panggilan darurat. Namun, eberapa menit setelahnya, kapal mulai tenggelam dengan terlebih dulu ke arah kanan. “Kita melihat banyak kapal yang beroperasi dengan kondisi overdraft (melebihi batas tenggelam lambung kapal). Meskipun di dalam dokumen yang ditandatangani nakhoda tidak overdraft, kemungkinan KMP Tunu Pratama Jaya juga overdraft sebelum berangkat,” beber Soerjanto,

Tidak ada rincian bobot yang jelas dalam manifes kendaraan. Dalam tiket yang dikeluarkan ASDP, berat kendaraan tertulis nol kilogram. Sehingga data berat kendaraan tidak bisa digunakan dalam rencana pemuatan. “Padahal ini perlu untuk memperkirakan berapa berat total kendaraan yang masuk ke dalam kapal,” terang alumnus ITB itu.

Baca Juga: Kenapa Bangkai KMP Tunu Belum Diangkat? Ini Penjelasan Mengejutkan dari Kemenhub!

Meski tak memberikan kesimpulan secara lugas, Soerjanto mengatakan kondisi seperti itu mengakibatkan kapal yang kemasukan air segera tenggelam. Apalagi, dalam pemeriksaan berdasarkan kronologi dari para ABK, KMP Tunu tenggelam dengan posisi buritan terlebih dahulu. “Banyak pintu kedap yang tidak tertutup juga, jadi begitu air masuk langsung mengisi semua tempat,’’ tandasnya.

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali saat menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, Rabu (2/7) pukul 23.35 WIB. Selama operasi SAR berlangsung, total ada 49 korban yang ditemukan. Rinciannya, 30 orang selamat dan 19 orang meninggal dunia (empat jenazah belum diidentifikasi). Terkait dengan data manifes, Basarnas hanya mendapatkan data berdasarkan manifes, yaitu 65 orang. (fre/aif)

Sumber: Jawa Pos Radar Banyuwangi