Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Hidupkan Tradisi Lama Melalui Festival Patrol

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Bupati Anas sedang mengajari dua anak wisatawan asing yang ikut menyaksikan pembukaan Festival Patrol bermain musik patrol di atas panggung.

BANYUWANGI – Untuk melestarikan tradisi musik patrol, Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Patrol. Pembukaan Festival Patrol itu dilakukan Bupati Abdullah Azwar di halaman Stadion Diponegoro kemarin malam (13/6).

Pembukaan festival patrol berlangsung lancar dan semarak. Walau pun udara malam cukup dingin, warga tetap antusias membanjiri lokasi tersebut. Tampak pula di tengah undangan Bupati Pakpak Bharat, Remigo Yolando Berutu beserta istri, Ketua DPRD Pakpak Bharat dan beberapa anggotanya, serta para kepala SKPD.

Selain itu juga terlihat beberapa wisatawan asing yang tampak begitu menikmati pertunjukan tersebut bersama anggota keluarganya. Pembukaan ini ditandai dengan pemukulan alat musik terothok Bupati Azwar Anas, Bupati Pakpak Bharat, Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko, dan para wisatawan asing yang hadir.

Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan penampilan patrol anggota Polres Banyuwangi sebagai pembuka. Berlanjut dengan penampilan grup patrol Kampung Kawitan Temenggungan Banyuwangi yang membawakan jazz patrol dengan irama unik yang tak kalah memikat.

Bupati Anas mengatakan festival patrol sengaja digelar untuk menghidupkan kembali tradisi lama yang saat ini sudah mulai tergeser. Patrol adalah tradisi unik karena hanya bisa dijumpai saat bulan Ramadhan.

“Patrol adalah tradisi kebersamaan yang harus kita lestarikan. Tradisi ini tidak hanya membangunkan orang untuk makan sahur, tapi juga menjaga keamanan lingkungan. Melalui festival semacam ini, kita coba membangkitkan kembali tradisi lama yang sudah mulai ditinggalkan masyarakat,” kata Anas.

Festival patrol ini, juga melibatkan para budayawan sebagai kurator. Di samping juga melibatkan seniman-seniman muda yang pandai menge mas patrol menjadi sesuatu yang berbeda. “Contohnya jazz patrol dari Kawitan yang memang digagas anak-anak muda di Kampung Temenggungan. Mereka pun terbiasa melibatkan musisi dari berbagai negara saat menyelenggarakan pertunjukan musik di kampungnya,” ujar Anas.

Digelar selama dua hari, di hari pertama event ini diikuti 25 grup. Mereka perform sambil berjalan keliling kampung. Namun sebelumnya, masing-masing grup tersebut diberi kesempatan unjuk kebolehan bermusik dan bernyanyi di atas panggung.

Festival patrol diikuti 25 grup patrol yang dihimpun dari seluruh kecamatan yang ada di Banyuwangi. Masing-masing grup, terdiri dari 15 orang yang memiliki keahlian berbeda-beda. Ada yang pegang seruling, therotok, gong, tempal, kentongan atau pethit.

Selain alat musik, festival ini juga disertai vokalis yang mengiringi musik patrol dengan sejumlah lagu-lagu bernafaskan islami. Seperti muruk ngaji, tombo ati, dan muji syukur. Selama dua malam, para peserta berkeliling ke kampung-kampung.

Kemarin malam (Selasa, 13/6), grup penampil dari Kecamatan Glagah, Rogojampi, Pesanggaran, Tegaldlimo, Purwoharjo, Cluring, Giri, Singojuruh, Wongsorejo, Blimbingsari, Genteng, Gambiran dan Songgon.

Mereka start dari depan Stadion Diponegoro-finish depan RTH Taman Makam Pahlawan dengan melewati sejumlah kampung di jalan Jagung Suprapto, jalan Kapuas, Jalan Musi, jalan Bengawan, Jalan Serayu, jalan Datuk Malik lbrahim, Jalan dr Soetomo, Jalan Pierre Tendean, Jalan Haryono, Jalan Ngurah Rai, jalan A.Yani dan berakhir di depan kantor Pemkab Banyuwangi.

Sedangkan malam kedua tadi malam (Rabu, 14/6), giliran 12 kontingen dari Kecamatan Tegaisari, Srono, Kalibaru, Sempu, Kalipuro, Banyuwangi, Bangorejo, Muncar, Slliragung, Kabat, Licin dan Glenmore.

Mereka akan mengambil start dari tempat yang sama di depan Stadion Diponegoro-finish Pendopo Shaba Swagata Blambangan melewati jalan kampung. Rutenya, jalan Kapuas, jalan Musi, jalan Bengawan, jalan Kali Lo, jalan MH Thamrin, jalan Jembatan KH Abu Amar, jalan Bromo, jalan Nias, jalan Sidopekso, selanjutnya menuju Sritanjung, depan Pendopo kabupaten.

Kreteria penilaian yang ditentukan panitia Festival patroi yaitu, saat start sampai finis sajian teknik penabuh patroi (kreasi kelompok instrumen), teknik atraksi penampilan dan harmonisasi antara irama musik, atraksi dan gending yang dibawakan. Dalam perjalanan yang dinilai yaitu kekompakan, semangat dan ketertiban. (radar)