https://banyuwangihits.id/

BANYUWANGIHITS.ID – Warga Dusun Sukamade, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, terpaksa menggunakan gethek darurat untuk keluar masuk desa setelah akses utama terputus akibat banjir luapan Sungai Lembu sejak Selasa malam (10/9/2025).
Curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir membuat air sungai meluap dan menghanyutkan gethek utama yang biasanya menjadi andalan warga saat kondisi darurat. Kini, hanya ada satu gethek darurat yang dipakai bergantian. Untuk menjamin keselamatan, warga membagi jadwal jaga dengan sistem shift agar penyebrangan tetap berjalan.
“Air masih meluap dan tinggi, itu kondisi sekarang. Kalau mau nyebrang ya harus naik gethek,” tutur Hamdan, salah satu warga yang ikut berjaga.
Pantauan di lapangan, warga terlihat kompak bergotong royong membantu proses penyebrangan. Meski sungai tampak dangkal, arus deras membuat beberapa pohon tumbang dan hanyut. Kondisi ini tidak menyurutkan semangat warga untuk saling menjaga dan memastikan aktivitas tetap berjalan.
Dengan keberadaan gethek darurat, kebutuhan pokok, logistik, hingga akses anak-anak sekolah dan pekerja ke luar desa masih bisa dilakukan, meski terbatas.
Namun, setiap penyebrangan dikenakan biaya Rp20 ribu sekali jalan. Dana tersebut digunakan untuk memberikan kompensasi bagi warga yang bertugas menjaga sekaligus mengoperasikan gethek. Meski begitu, risiko tinggi yang dihadapi tidak sebanding dengan upah yang diterima.
Bagi sebagian warga, biaya ini cukup memberatkan, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang sulit akibat aktivitas harian yang terhambat. Warga pun mengaku sudah lama mengusulkan pembangunan jembatan permanen agar akses tidak lagi bergantung pada gethek darurat setiap musim hujan.
Situasi seperti ini hampir selalu berulang ketika hujan deras mengguyur. Warga pun tak punya pilihan lain selain mengandalkan solidaritas dan kerja sama demi menjaga mobilitas dengan sarana seadanya.
Camat Pesanggaran, Andik Basuki, menyampaikan langkah pemerintah kecamatan dalam menanggapi kondisi tersebut.
“Kami terus memantau kondisi di lapangan dan berkoordinasi dengan pemerintah desa. Warga juga kami minta tetap berhati-hati saat menggunakan gethek darurat,” ujarnya.
Hingga Kamis pagi (11/9/2025), debit air sungai masih tinggi. Warga pun dihimbau tetap berhati-hati dan mengutamakan keselamatan. (Ghaits/SUC)