BANYUWANGI – Ratusan peserta dan pendamping ajang Green and Recycle Fashion week mengikuti pembekalan di pelinggihan Dinas Kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi pagi kemarin (7/3). Usai pembekalan, mereka langsung digiling untuk melihat lokasi acara di Pantai Boom, Banyuwangi.
DaIam pembekalan itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pcnamanan (DKP) Banyuwangi, Arief Setiawan mengingatkan, busana yang akan diperagakan peserta Green and Recycle Fashion Week pada Maret mendatang mengusung konsep art wear bukan carnival. Karena itu, calon peserta harus berhati-hati memilih desain pakaian.
Ketepatan aplikasi desain, kata dia, masuk dalam kriteria penilain ajang tersebut. Mentor desain busana, Sukimo Fajar mengatakan, art wear berbeda dengan carnival wear yang terkesan lebih banyak aksesori. “Namun, bukan berarti pakaian yang diperagakan nanti tidak bisa ditambahkan aksesori. Justru dianjurkan menambah aksesori demi menambah aksen pakaian,” jelas lelaki berambut kuncir itu.
Sukimo menambahkan, desain pakaian dibebaskan tapi dianjurkan mengarah pada casual styIe. Panitia memberikan contoh beberapa pakaian yang terbuat dari kertas bekas yang diunduh dari iniemet. Ditegaskan pula, pakaian harus sopan. “Saya rasa kita semua paham bagaimana busana yang sopan,” katanya. Ketemuan busana agar tetap sopan itu tidak akan membatasi kreasi dan inovasi peserta dan desainer. “Sopan tapi tetap elegan,” tambah Sukirmo.
Peserta yang hadir juga diberikan pemahaman mengenai teknik menghias baju berbahan dasar kertas tersebut. Baju kertas bisa diberi warna dan dikombinasikan bahan kertas lain. Perlu diketahui, bahan pakaian harus 70 persen kertas belas dan 30 persen bahan bekas lain. Bahan bekas dimaksud bisa berupa kain, plastik besi, dan kayu bekas. Sementara itu, peserta langsung digiring menuju Pantai Boom, Banyuwangi. Mereka diajak melihat langsung kondisi amphitheater di pantai tersebut. (radar)