Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Industri Pakai Elpiji Subsidi

TAHU GORENG: Pedagang kaki lima termasuk kelompok yang diizinkan menggunakan elpiji bersubsidi.
TAHU GORENG: Pedagang kaki lima termasuk kelompok yang diizinkan menggunakan elpiji bersubsidi.

Tabung 3 Kg hanya untuk Keluarga Sejahtera C1

BANYUWANGI – Penggunaan gas elpiji bersubsidi 3 kilogram (kg) di Banyuwangi diketahui banyak yang tidak tepat sasaran. Di Bumi Blam- bangan, tabung gas warna hi jau itu ternyata banyak digunakan kalangan industri dan pedagang besar. Kasus tersebut diketahui da lam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Pertambangan (Disprindagtam) Banyuwangi kemarin (29/5).

Dalam sidak itu, Disprindagtam melibatkan Satpol PP dan Sales Representative (SR) LPG Rayon VI Region V PT. Pertamina Malang. Dalam sidak yang dipimpin Kadis Perindagtam Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo, itu ditemukan beberapa pelanggaran dalam penggunaan gas elpiji 3 kg. Beberapa pelanggaran itu, di antaranya gas elpiji bersubsidi 3 kg tersebut digunakan untuk industri peternakan. Selain digunakan di industri peternakan, elpiji 3 kg juga digunakan pedagang besar dan restoran.

“Elpiji 3 kg hanya boleh digunakan keluarga sejahtera C1,” ujar SR LPG Rayon VI Region V Malang PT. Pertami- na, Herdi Surya Indrawan, di sela-sela sidak kemarin. Oleh karena itu, penggunaan elpiji 3 kg selain untuk keluarga sejahtera C1 merupakan penyalahgunaan. Menurut Herdi, pedagang yang boleh menggunakan elpiji 3 kg hanyalah pedagang kecil. “Pedagang bakso keliling dan PKL termasuk yang boleh menggunakan elpiji 3 kg,” jelas Herdi.

Sesuai data konversi minyak tanah ke gas elpiji, ungkap Herdi, keluarga sejahtera C1 yang berhak menggunakan elpiji bersubsidi hanya 420 ribu kepala keluarga (KK). Selain 420 ribu KK itu tidak berhak menggunakan elpiji bersubsidi tersebut. “Di luar keluarga sejahtera C1 harus menggunakan elpiji 12 kg,” jelasnya. Beberapa bulan terakhir, jelas Herdi, penjualan gas elpiji 3 kg meningkat tajam. Setiap bulan, elpiji 3 kg yang beredar di Banyuwangi mencapai 800 ribu hingga 820 ribu tabung.

Sementara itu, penjualan elpiji 12 kg anjlok sekitar 30 persen. Anjloknya penjualan gas elpiji 12 kg itu karena banyak yang beralih menggunakan elpiji 3 kg. Dalam sidak di beberapa tempat, tambah Hary, ditemukan penggunaan elpiji 3 kg sebanyak 15 hingga 20 per hari oleh pedagang besar. Bahkan, beberapa peternakan ayam diketahui menggunakan elpiji 3 kg sebanyak 30 hingga 40 tabung per hari. Padahal, keluarga sejahtera C1 setiap bulan hanya menghabiskan satu hingga dua tabung. “Itu artinya banyak yang tidak berhak menggunakan elpiji 3 kg tapi tetap menggunakan,” katanya.

Lebih lanjut Hary menjelaskan, pasokan elpiji 3 kg sejatinya hanya 50 persen dari 420 KK. Namun demikian, pasokan ke Banyuwangi mencapai 80 hingga 85 persen dari 420 KK. “Pertamina bukan mengurangi pengiriman elpiji 420 KK, tapi hanya mengendalikan agar tepat sasaran,” timpal Herdi. Selain tetap mengirim 800 ribu hingga 820 ribu setiap bulan, tambah Herdi, Pertamina juga masih mengirim extra dropping elpiji 3 kg sebanyak tujuh persen. “Karena itu, kita berharap warga yang berhak saja yang menggunakan elpiji 3 kg. Warga yang mampu silakan menggunakan gas 12 kg,” pintanya. (radar)