Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Insaf dari Penebang Pohon Ilegal, Dia Nekat Jadi Pemandu Wisata

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Banyuwangi

Pemandu wisata di Taman Nasional Meru Betiri menjadi inspirasi banyak orang. Dulunya ia menebang pohon secara ilegal tapi sekarang menjaganya.

Poer Hadi Nata, seorang warga Rajegwesi, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) yang hidup dari Taman Nasional Meru Betiri. Masa lalunya kelam, dia menebang pohon secara ilegal di sana.

Kini dirinya sudah meninggalkan dunia itu. Poer sekarang beralih profesi sebagai pemandu wisata.

Poer menyebut dirinya tak lulus sekolah. Dia pun memiliki kendala di awal perjalanannya merintis ekowisata TN Meru Betiri.

Poer Hadi Nata, mantan penebang ilegal yang jadi pemandu wisataPoer Hadi Nata, mantan penebang ilegal yang jadi pemandu wisata Foto: (Poer Hadi Nata/Istimewa)

Karena sadar diri, Poer mengaku tak pernah mematok harga saat menawarkan jasa pemandu wisata TN Meru Betiri.

“Saya dulu itu bawa tamu, nggak mikir dibayar berapa. Saya anter tamu tracking, jalan kaki dari Rajegwesi ke Sukamade (desa di ujung TN Meru Betiri), itu dijalan cuma bisa nerangin ‘monkey… monkey,’ kalau liat monyet. Karena saking nggak bisa bahasa Inggris,” ungkap dia.

“Alhamdulillah saya bahasa Inggris otodidak, nekat aja. Saya pertama bisa bahasa Inggris pokok’e nekat,” lanjut Poer.

Sehari-hari Poer kini disibukkan dengan mengantar turis menyusuri hutan TN Meru Betiri yang masih sangat terbatas aksesnya. Poer menyupiri para turis dengan mobil Jeep menuju tempat observasi penyu dan penangkaran telur penyu.

“Para turis senang. Apalagi yang baru pertama kali naik Jeep, saya ajak lewati hutan-hutan yang jalannya berbatu dan lebarnya hanya cukup 1 mobil. Lalu kami menerabas sungai dengan Jeep,” tutur Poer.

“Di pinggir sungai itu sengaja saya berikan momen istirahat, duduk-duduk sambil saya seduhkan kopi atau teh, dan makan snack, menikmati pemandangan sekitar, di tengah hutan,” imbuh dia.

Selepas dari sungai, Poer mengajak turis kembali melanjutkan perjalanan ke Desa Sukamade. Perjalanan dari pintu masuk TM Meru Betiri ke Desa Sukamade sekitar 2 hingga 3 jam.

Tepat pukul 20.00 WIB di Desa Sukamade, turis diajak memasuki hutan yang aksesnya hanya jalan setapak untuk mengobservasi penyu bertelur. Dalam perjalanan menuju tempat pelestarian penyu, wisatawan bisa saja bertemu hewan-hewan hutan seperti babi hutan, monyet, biawak hingga ular.

Namun wisatawan tak perlu khawatir karena Poer menggandeng ranger TN Meru Betiri untuk turut memandu.

“Namanya ekowisata, semuanya serba natural, jadi kita mengobservasi bisa ketemu penyunya yang sedang bertelur, bisa juga tidak. Tapi misalnya tidak ada penyu (yang bertelur), pagi harinya mereka diajak melepasliar anak penyu, tukik. Mereka dipandu bagaimana caranya melepas liar tukiknya pukul 06.00 pagi,” terang Poer.

Simak Video “Jalan-jalan Menyusuri Kawasan De Jewatan Banyuwangi
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/bnl)




source