Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Jember Krisis Pertalite? Pom Bensin di Banyuwangi Diserbu Tengkulak!

jember-krisis-pertalite?-pom-bensin-di-banyuwangi-diserbu-tengkulak!
Jember Krisis Pertalite? Pom Bensin di Banyuwangi Diserbu Tengkulak!

radarbanyuwangi.jawapos.com – Dampak penutupan total Jalur Gumitir sejak Kamis (24/7) mulai dirasakan oleh pelaku usaha, termasuk pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Salah satu yang terdampak adalah SPBU Curahketangi di Desa Setail, Kecamatan Genteng.

Penurunan penjualan bahan bakar cukup signifikan terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Biasanya SPBU ini mampu menjual hingga 15 ribu liter solar per hari, kini hanya laku sekitar 3.000 liter.

“Itu khusus solar. Sasaran kami biasanya kendaraan roda empat yang menuju Gumitir. Tapi karena Gumitir ditutup, jadi sepi,” ungkap Ismail (65), pengawas SPBU Setail, kemarin (28/7).

Untuk jenis pertalite, kata Ismail, penjualannya masih tergolong normal, sekitar 15 ribu liter per hari. Namun, pertamax dan solar turun drastis.

“Sejak Kamis lalu, kendaraan besar sudah jarang terlihat. Yang beli sekarang kebanyakan motor,” jelasnya.

Biasanya, stok BBM bisa habis dalam dua hingga tiga hari. Namun, karena lalu lintas lengang, stok baru habis setelah seminggu.

Meski begitu, pasokan BBM tetap aman karena pengiriman berasal dari arah Ketapang.

“Kami tidak khawatir soal pengiriman, jalur dari Ketapang masih lancar,” imbuhnya.

Minimnya transaksi membuat pihak SPBU khawatir kesulitan membayar gaji karyawan.

“Kalau kondisi ini berlarut-larut, bisa-bisa kami kesulitan menggaji karyawan,” keluh Ismail.

Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, antrean kendaraan roda dua mengular di beberapa SPBU.

Ismail menyebut antrean itu bukan dari warga lokal saja, tapi juga warga dari Jember.

Penutupan Jalur Gumitir membuat distribusi BBM ke wilayah Jember terganggu.


Page 2


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Dampak penutupan total Jalur Gumitir sejak Kamis (24/7) mulai dirasakan oleh pelaku usaha, termasuk pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Salah satu yang terdampak adalah SPBU Curahketangi di Desa Setail, Kecamatan Genteng.

Penurunan penjualan bahan bakar cukup signifikan terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Biasanya SPBU ini mampu menjual hingga 15 ribu liter solar per hari, kini hanya laku sekitar 3.000 liter.

“Itu khusus solar. Sasaran kami biasanya kendaraan roda empat yang menuju Gumitir. Tapi karena Gumitir ditutup, jadi sepi,” ungkap Ismail (65), pengawas SPBU Setail, kemarin (28/7).

Untuk jenis pertalite, kata Ismail, penjualannya masih tergolong normal, sekitar 15 ribu liter per hari. Namun, pertamax dan solar turun drastis.

“Sejak Kamis lalu, kendaraan besar sudah jarang terlihat. Yang beli sekarang kebanyakan motor,” jelasnya.

Biasanya, stok BBM bisa habis dalam dua hingga tiga hari. Namun, karena lalu lintas lengang, stok baru habis setelah seminggu.

Meski begitu, pasokan BBM tetap aman karena pengiriman berasal dari arah Ketapang.

“Kami tidak khawatir soal pengiriman, jalur dari Ketapang masih lancar,” imbuhnya.

Minimnya transaksi membuat pihak SPBU khawatir kesulitan membayar gaji karyawan.

“Kalau kondisi ini berlarut-larut, bisa-bisa kami kesulitan menggaji karyawan,” keluh Ismail.

Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, antrean kendaraan roda dua mengular di beberapa SPBU.

Ismail menyebut antrean itu bukan dari warga lokal saja, tapi juga warga dari Jember.

Penutupan Jalur Gumitir membuat distribusi BBM ke wilayah Jember terganggu.