sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Memasuki hari kelima, pencarian Ponirin, 50, warga Dusun Sumberagung, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, yang hanyut terbawa arus Sungai Badeng pada Jumat lalu (5/12) akhirnya membuahkan hasil.
Selasa (9/12), jasad pria yang bekerja sebagai pemecah batu itu ditemukan terhimpit batu besar di sungai Desa Gladag, Rogojampi. Jarak lokasi tenggelam dengan penemuan mayat sekitar 20 kilometer.
Kali pertama ditemukan, jasad Ponirin terhimpit dua batu berukuran besar di tengah sungai. Separuh badan korban, mulai dari kepala hingga perut, terkubur di dalam pasir, tepat di bawah batu sehingga menyulitkan proses evakuasi.
Kapolsek Songgon AKP Pudji Wahyono menjelaskan, jasad Ponirin pertama kali ditemukan oleh tim pencarian menggunakan perahu karet.
”Ada tiga perahu karet yang menyisir area sungai tersebut, dua perahu dari rekan-rekan Rafting Bospro, satu perahu lagi berisi anggota saya (Bripka Ahmad Fatoni) dan Kades Sumberbulu (Sarengat),” katanya.
Kronologi penemuan jasad Ponirin itu bermula saat penyisiran area sungai berbatu di Desa Gladag.
Sesuai instruksi Kapolresta Banyuwangi Kombespol Rama Samtama Putra, kata dia, pencarian mendetail harus dilakukan dengan memeriksa setiap sela-sala batu di sungai.
“Tim memang diinstruksikan untuk memeriksa sela-sela batu karena berpotensi korban tersangkut saat terbawa arus sungai,” ucapnya.
Benar saja, tak sampai satu jam melakukan penyisiran, petugas berhasil menemukan jenazah tersebut.
Petunjuk itu didapat saat Bripka Ahmad Fatoni bersama tim lainnya melihat ada kaki manusia di bawah batu.
“Saat akan ditarik, ternyata tersangkut. Anggota kemudian malaporkan temuan tersebut,” tuturnya.
Kapolsek Pudji mengungkapkan, sebelumnya petugas belum yakin 100 persen jasad tersebut merupakan Ponirin yang hilang lima hari lalu.
Namun, anggotanya melihat ada luka yang identik dengan luka milik korban di kaki kanan korban.
“Ternyata anggota sudah sempat bertanya ke keluarga apa ciri-ciri korban. Dan diketahui ada luka di kaki kanannya,” tandas dia.
Page 2
Bripka Ahmad Fatoni mengungkapkan, timnya berhasil menemukan mayat tersebut setelah melihat dua ekor bebek berenang di sekitar jenazah korban.
“Selain karena memang ada instruksi mencari di sela sela batu, perhatian kami tertarik saat ada dua ekor bebek berenang, saat di dekati ternyata pas di jenazah itu,” ujarnya.
Koordinator Pos Basarnas Banyuwangi Wahyu Setya Budi mengungkapkan, dalam pencarian hari kelima tersebut, pihaknya membagi anggota Sar Gabungan menjadi dua tim.
“Tim kami ada di wilayah pantai, sedangkan tim satunya menggunakan perahu karet kembali mengulang rute sebelumnya, lewat sungai yang jadi lokasi penemuan ini,” ucapnya.
Setelah mendapat informasi penemuan itu, Wahyu menyebut tim yang sedang berada di Pantai Blimbingsari ditarik dan diarahkan melakukan evakuasi di lokasi penemuan.
“Ini kerja kolaboratif, kami semua berjuang untuk bisa menemukan korban,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, hujan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Songgon, Jumat (5/12) membawa petaka.
Sungai Badeng yang membentang dari wilayah Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon hingga wilayah Kecamatan Singojuruh, meluap.
Sejak sekitar pukul 15.00, air sungai yang semula jernih, berubah warna menjadi cokelat dengan membawa material.
Dari pantauan di pintu air, ketinggian permukaan air mencapai 75 cm, naik tiga kali lipat dibandingkan hari biasanya, sekitar 25 cm.
Naiknya debit sungai itu juga mengakibatkan satu warga bernama Ponirin, 50, warga Dusun Sumberagung, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon hanyut terbawa arus.
“Saat kejadian, kakak saya itu sedang bekerja memecah batu,” kata saksi mata yang juga keponakan korban, Maulana Aji, 25. (sas/aif)
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Memasuki hari kelima, pencarian Ponirin, 50, warga Dusun Sumberagung, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, yang hanyut terbawa arus Sungai Badeng pada Jumat lalu (5/12) akhirnya membuahkan hasil.
Selasa (9/12), jasad pria yang bekerja sebagai pemecah batu itu ditemukan terhimpit batu besar di sungai Desa Gladag, Rogojampi. Jarak lokasi tenggelam dengan penemuan mayat sekitar 20 kilometer.
Kali pertama ditemukan, jasad Ponirin terhimpit dua batu berukuran besar di tengah sungai. Separuh badan korban, mulai dari kepala hingga perut, terkubur di dalam pasir, tepat di bawah batu sehingga menyulitkan proses evakuasi.
Kapolsek Songgon AKP Pudji Wahyono menjelaskan, jasad Ponirin pertama kali ditemukan oleh tim pencarian menggunakan perahu karet.
”Ada tiga perahu karet yang menyisir area sungai tersebut, dua perahu dari rekan-rekan Rafting Bospro, satu perahu lagi berisi anggota saya (Bripka Ahmad Fatoni) dan Kades Sumberbulu (Sarengat),” katanya.
Kronologi penemuan jasad Ponirin itu bermula saat penyisiran area sungai berbatu di Desa Gladag.
Sesuai instruksi Kapolresta Banyuwangi Kombespol Rama Samtama Putra, kata dia, pencarian mendetail harus dilakukan dengan memeriksa setiap sela-sala batu di sungai.
“Tim memang diinstruksikan untuk memeriksa sela-sela batu karena berpotensi korban tersangkut saat terbawa arus sungai,” ucapnya.
Benar saja, tak sampai satu jam melakukan penyisiran, petugas berhasil menemukan jenazah tersebut.
Petunjuk itu didapat saat Bripka Ahmad Fatoni bersama tim lainnya melihat ada kaki manusia di bawah batu.
“Saat akan ditarik, ternyata tersangkut. Anggota kemudian malaporkan temuan tersebut,” tuturnya.
Kapolsek Pudji mengungkapkan, sebelumnya petugas belum yakin 100 persen jasad tersebut merupakan Ponirin yang hilang lima hari lalu.
Namun, anggotanya melihat ada luka yang identik dengan luka milik korban di kaki kanan korban.
“Ternyata anggota sudah sempat bertanya ke keluarga apa ciri-ciri korban. Dan diketahui ada luka di kaki kanannya,” tandas dia.







