radarbanyuwangi.jawapos.com – Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyampaikan apresiasi terhadap permintaan maaf terbuka yang disampaikan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo, kepada publik.
Permintaan maaf tersebut disampaikan usai insiden anjloknya KA Argo Bromo Anggrek di Stasiun Pegadenbaru, Subang, pada Jumat (1/8), yang disertai gestur membungkukkan badan sebagai bentuk penyesalan atas terganggunya layanan.
Puan menilai langkah Didiek sebagai contoh kepemimpinan yang berani dan bertanggung jawab.
Baca Juga: Oknum DPRD Banyuwangi Tersangka KDRT, Kejaksaan Siapkan 3 Jaksa Penuntut
Menurutnya, mengakui kesalahan tanpa menyalahkan pihak lain menunjukkan integritas dan sikap profesional.
“Kita butuh lebih banyak pemimpin yang berani mengakui kesalahan, bukan yang sibuk mencari pembenaran. Kepercayaan publik harus dibangun melalui transparansi dan tanggung jawab,” ujar Puan.
Meski mengapresiasi, Puan menegaskan bahwa permintaan maaf hanyalah langkah awal.
Baca Juga: Kenapa Turis Asing Kini Lebih Suka Naik Kereta Api di Indonesia? Banyuwangi Jadi Tujuan Favorit
Ia mendorong adanya reformasi menyeluruh di sektor transportasi, mencakup perbaikan standar operasional prosedur (SOP), mitigasi risiko kecelakaan, serta peningkatan kualitas layanan.
“Bukan hanya keretanya yang harus kembali ke rel, tapi kepercayaan rakyat juga harus kembali. Itu hanya bisa dibangun dengan pembenahan sistem dan sikap bertanggung jawab,” tegasnya.
Puan juga mengingatkan bahwa gestur simbolis tidak cukup tanpa diikuti langkah konkret.
Baca Juga: Setahun Pasca Kemenangan Perdana, Piastri Ungkap Jurus Juara F1
Ia menekankan pentingnya koordinasi yang lebih baik antara operator dan regulator, mengingat kelemahan komunikasi dan pengawasan teknis berpotensi memicu kelalaian fatal.
Selain itu, ia menyoroti perlunya pembaruan teknologi serta digitalisasi dalam sistem monitoring dan pengendalian perjalanan kereta api.
Page 2
Page 3
radarbanyuwangi.jawapos.com – Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyampaikan apresiasi terhadap permintaan maaf terbuka yang disampaikan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo, kepada publik.
Permintaan maaf tersebut disampaikan usai insiden anjloknya KA Argo Bromo Anggrek di Stasiun Pegadenbaru, Subang, pada Jumat (1/8), yang disertai gestur membungkukkan badan sebagai bentuk penyesalan atas terganggunya layanan.
Puan menilai langkah Didiek sebagai contoh kepemimpinan yang berani dan bertanggung jawab.
Baca Juga: Oknum DPRD Banyuwangi Tersangka KDRT, Kejaksaan Siapkan 3 Jaksa Penuntut
Menurutnya, mengakui kesalahan tanpa menyalahkan pihak lain menunjukkan integritas dan sikap profesional.
“Kita butuh lebih banyak pemimpin yang berani mengakui kesalahan, bukan yang sibuk mencari pembenaran. Kepercayaan publik harus dibangun melalui transparansi dan tanggung jawab,” ujar Puan.
Meski mengapresiasi, Puan menegaskan bahwa permintaan maaf hanyalah langkah awal.
Baca Juga: Kenapa Turis Asing Kini Lebih Suka Naik Kereta Api di Indonesia? Banyuwangi Jadi Tujuan Favorit
Ia mendorong adanya reformasi menyeluruh di sektor transportasi, mencakup perbaikan standar operasional prosedur (SOP), mitigasi risiko kecelakaan, serta peningkatan kualitas layanan.
“Bukan hanya keretanya yang harus kembali ke rel, tapi kepercayaan rakyat juga harus kembali. Itu hanya bisa dibangun dengan pembenahan sistem dan sikap bertanggung jawab,” tegasnya.
Puan juga mengingatkan bahwa gestur simbolis tidak cukup tanpa diikuti langkah konkret.
Baca Juga: Setahun Pasca Kemenangan Perdana, Piastri Ungkap Jurus Juara F1
Ia menekankan pentingnya koordinasi yang lebih baik antara operator dan regulator, mengingat kelemahan komunikasi dan pengawasan teknis berpotensi memicu kelalaian fatal.
Selain itu, ia menyoroti perlunya pembaruan teknologi serta digitalisasi dalam sistem monitoring dan pengendalian perjalanan kereta api.