radarbanyuwangi.jawapos.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI berhasil menunjukkan kinerja positif di tengah tantangan transportasi nasional.
Pada semester I 2025, perusahaan plat merah ini mencatat laba bersih Rp1,18 triliun, tumbuh 8 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp1,10 triliun.
“Laba bersih semester I tahun ini sekitar Rp1,18 triliun, naik 8 persen dibanding dengan semester I tahun 2024,” ujar Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (20/8).
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini 21 Agustus 2025: Antam Naik Lagi, Pegadaian Stabil
Pendapatan dan Kinerja Keuangan KAI
Selain laba bersih, pendapatan KAI meningkat 2 persen menjadi Rp16,83 triliun, dari sebelumnya Rp16,58 triliun pada semester I 2024.
Jika dikonversi ke dolar AS dengan kurs pertengahan 2025 sekitar Rp16.235–Rp16.315 per dolar, angka tersebut setara US$1,03–1,04 miliar.
Meski kenaikan relatif tipis, hal ini tetap menjadi sinyal positif bagi industri transportasi darat.
Kinerja lebih kuat terlihat pada EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) yang mencapai Rp4 triliun, naik 18 persen dibanding Rp3,45 triliun pada semester I 2024.
“Untuk semester I tahun 2025 dari sisi pendapatan kami itu naik 2 persen dibanding dengan pendapatan semester I 2024,” tambah Bobby.
Baca Juga: Milkyverse Banyuwangi: Wahana Luar Angkasa yang Lagi Hits di Kota Sunrise of Java
Kontribusi KAI untuk Negara
Sebagai perusahaan BUMN, KAI juga berkontribusi signifikan terhadap penerimaan negara.
Hingga pertengahan tahun 2025, KAI mencatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp900 miliar.
Bobby optimistis angka tersebut bisa dilampaui, mengingat masih ada 4,5 bulan tersisa hingga akhir tahun.
Selain itu, KAI juga menyumbang pajak sekitar Rp3,5 triliun, mempertegas perannya sebagai salah satu tulang punggung penerimaan negara.
Page 2
Tak hanya mencetak keuntungan, KAI juga memainkan peran penting dalam agenda pembangunan berkelanjutan.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan kereta api menjadi kunci penting dalam misi nol emisi nasional 2060.
Menurut Asian Transport Outlook 2024, sektor perkeretaapian hampir tidak menyumbang emisi CO2 nasional.
Sebaliknya, transportasi jalan menyumbang 89,7 persen, laut 5,5 persen, dan udara 4,8 persen.
Untuk mendukung target tersebut, pemerintah menyiapkan investasi besar di bidang perkeretaapian, mencakup revitalisasi infrastruktur, elektrifikasi jalur, hingga perbaikan lebih dari 75 jembatan kereta api yang sebagian besar berusia lebih dari 100 tahun.
Baca Juga: Transportasi Publik Murah Bikin Heboh, Ratusan Ribu Warga Jabodetabek Nikmati KRL dan LRT Cuma Bayar Rp80
Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pembangunan transportasi menjadi agenda prioritas nasional.
AHY menekankan bahwa sektor ini memiliki peran vital tidak hanya dalam pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dalam pembangunan daerah dan keberlanjutan lingkungan.
Pemerintah berkomitmen memperkuat konektivitas dari Sumatera hingga Papua, agar mobilitas barang dan orang semakin cepat.
Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi di berbagai kepulauan Indonesia bisa lebih inklusif dan merata.
KAI memperkuat posisinya sebagai transportasi masa depan Indonesia yang efisien, ramah lingkungan, dan mendukung misi nol emisi 2060 dengan tren positif pada semester I 2025.
Page 3
radarbanyuwangi.jawapos.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI berhasil menunjukkan kinerja positif di tengah tantangan transportasi nasional.
Pada semester I 2025, perusahaan plat merah ini mencatat laba bersih Rp1,18 triliun, tumbuh 8 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp1,10 triliun.
“Laba bersih semester I tahun ini sekitar Rp1,18 triliun, naik 8 persen dibanding dengan semester I tahun 2024,” ujar Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (20/8).
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini 21 Agustus 2025: Antam Naik Lagi, Pegadaian Stabil
Pendapatan dan Kinerja Keuangan KAI
Selain laba bersih, pendapatan KAI meningkat 2 persen menjadi Rp16,83 triliun, dari sebelumnya Rp16,58 triliun pada semester I 2024.
Jika dikonversi ke dolar AS dengan kurs pertengahan 2025 sekitar Rp16.235–Rp16.315 per dolar, angka tersebut setara US$1,03–1,04 miliar.
Meski kenaikan relatif tipis, hal ini tetap menjadi sinyal positif bagi industri transportasi darat.
Kinerja lebih kuat terlihat pada EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) yang mencapai Rp4 triliun, naik 18 persen dibanding Rp3,45 triliun pada semester I 2024.
“Untuk semester I tahun 2025 dari sisi pendapatan kami itu naik 2 persen dibanding dengan pendapatan semester I 2024,” tambah Bobby.
Baca Juga: Milkyverse Banyuwangi: Wahana Luar Angkasa yang Lagi Hits di Kota Sunrise of Java
Kontribusi KAI untuk Negara
Sebagai perusahaan BUMN, KAI juga berkontribusi signifikan terhadap penerimaan negara.
Hingga pertengahan tahun 2025, KAI mencatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp900 miliar.
Bobby optimistis angka tersebut bisa dilampaui, mengingat masih ada 4,5 bulan tersisa hingga akhir tahun.
Selain itu, KAI juga menyumbang pajak sekitar Rp3,5 triliun, mempertegas perannya sebagai salah satu tulang punggung penerimaan negara.