Radarbanyuwangi.id – Kebutuhan guru dan tenaga pendidik di Banyuwangi masih cukup tinggi. Pada pembukaan CPNS tahun ini, tidak ada formasi untuk profesi guru sehingga sekolah harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Salah satunya dengan mengangkat guru magang.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Banyuwangi M. Sodiq mengatakan, cara itu diambil beberapa sekolah untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik. Sekolah membuka pendaftaran untuk warga yang memiliki kemampuan mengajar.
Sebelum direkrut, para guru magang biasanya akan diuji kemampuan mengajarnya di setiap sekolah. ”Karena tidak ada tambahan guru dan kita butuh, maka yang diangkat adalah guru magang untuk memenuhi kebutuhan sekolah,” kata Sodiq.
Sodiq menyebut, pengangkatan guru magang menjadi kewenangan sekolah. Biasanya cukup dengan SK kepala sekolah saja karena yang membutuhkan adalah sekolah. Saat ini sudah ada beberapa sekolah yang mengambil langkah seperti itu.
Baca Juga: Gunakan Jalur Udara, KPU Banyuwangi Maksimalkan Sosialisasi Pilkada 2024: Optimis Partisipasi Pemilih Meningkat
Apalagi, sesuai regulasi memang tidak boleh ada pengangkatan guru baru sehingga sekolah menggunakan cara tersebut agar proses pembelajaran tetap berjalan.
”Untuk gurunya macam-macam, sesuai yang pensiun di sekolah. Di tempat saya (SMPN 1 Banyuwangi) ada guru BK dan guru matematika yang pensiun, ya kami butuh penggantinya,” jelas Sodiq.
Untuk pembayaran honor guru magang, sekolah biasanya menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sesuai regulasi, ada pagu untuk membayar guru memakai dana BOS.
Baca Juga: Hebohnya Siswa SD di Banyuwangi Mengikuti Vaksinasi di Sekolah: Takut Jarum Suntik, Ada yang Menangis hingga Sembunyi di Bawah Meja
Sisanya biasanya di-cover dengan uang dari peran serta masyarakat (PSM). ”Jumlah honornya beragam, menyesuaikan kebutuhan dari sekolah,” ujar Kepala SMPN 1 Banyuwangi itu.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno mengatakan, saat ini masih ada 1.600 guru honorer yang bekerja di sejumlah sekolah. Meski sudah ada guru honorer, kebutuhan guru Dinas Pendidikan masih lebih besar dari angka tersebut.
Suratno menambahkan, setidaknya dibutuhkan 2.000 guru lagi untuk menutupi kekurangan selama ini. ”Setiap tahun, bahkan setiap bulan selalu ada guru yang pensiun. Itu tidak bisa kita tunda sehingga jumlah guru terus berkurang meskipun telah mengangkat 1.600 honorer,” kata Suratno.
Beruntung, beberapa tahun terakhir ada pengangkatan PPPK yang dilakukan Pemkab Banyuwangi sehingga cukup membantu kebutuhan yang ada. Suratno berharap ke depannya akan semakin banyak jalur penerimaan untuk profesi guru yang disediakan.
Page 2
Selasa, 3 September 2024 | 22:43 WIB
Page 3
Radarbanyuwangi.id – Kebutuhan guru dan tenaga pendidik di Banyuwangi masih cukup tinggi. Pada pembukaan CPNS tahun ini, tidak ada formasi untuk profesi guru sehingga sekolah harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Salah satunya dengan mengangkat guru magang.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Banyuwangi M. Sodiq mengatakan, cara itu diambil beberapa sekolah untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik. Sekolah membuka pendaftaran untuk warga yang memiliki kemampuan mengajar.
Sebelum direkrut, para guru magang biasanya akan diuji kemampuan mengajarnya di setiap sekolah. ”Karena tidak ada tambahan guru dan kita butuh, maka yang diangkat adalah guru magang untuk memenuhi kebutuhan sekolah,” kata Sodiq.
Sodiq menyebut, pengangkatan guru magang menjadi kewenangan sekolah. Biasanya cukup dengan SK kepala sekolah saja karena yang membutuhkan adalah sekolah. Saat ini sudah ada beberapa sekolah yang mengambil langkah seperti itu.
Baca Juga: Gunakan Jalur Udara, KPU Banyuwangi Maksimalkan Sosialisasi Pilkada 2024: Optimis Partisipasi Pemilih Meningkat
Apalagi, sesuai regulasi memang tidak boleh ada pengangkatan guru baru sehingga sekolah menggunakan cara tersebut agar proses pembelajaran tetap berjalan.
”Untuk gurunya macam-macam, sesuai yang pensiun di sekolah. Di tempat saya (SMPN 1 Banyuwangi) ada guru BK dan guru matematika yang pensiun, ya kami butuh penggantinya,” jelas Sodiq.
Untuk pembayaran honor guru magang, sekolah biasanya menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sesuai regulasi, ada pagu untuk membayar guru memakai dana BOS.
Baca Juga: Hebohnya Siswa SD di Banyuwangi Mengikuti Vaksinasi di Sekolah: Takut Jarum Suntik, Ada yang Menangis hingga Sembunyi di Bawah Meja
Sisanya biasanya di-cover dengan uang dari peran serta masyarakat (PSM). ”Jumlah honornya beragam, menyesuaikan kebutuhan dari sekolah,” ujar Kepala SMPN 1 Banyuwangi itu.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno mengatakan, saat ini masih ada 1.600 guru honorer yang bekerja di sejumlah sekolah. Meski sudah ada guru honorer, kebutuhan guru Dinas Pendidikan masih lebih besar dari angka tersebut.
Suratno menambahkan, setidaknya dibutuhkan 2.000 guru lagi untuk menutupi kekurangan selama ini. ”Setiap tahun, bahkan setiap bulan selalu ada guru yang pensiun. Itu tidak bisa kita tunda sehingga jumlah guru terus berkurang meskipun telah mengangkat 1.600 honorer,” kata Suratno.
Beruntung, beberapa tahun terakhir ada pengangkatan PPPK yang dilakukan Pemkab Banyuwangi sehingga cukup membantu kebutuhan yang ada. Suratno berharap ke depannya akan semakin banyak jalur penerimaan untuk profesi guru yang disediakan.







