RadarBanyuwangi.id – Salah satu material bangunan yang sering cepat terbakar adalah bagian atapnya. Apalagi, jika material atap tersebut tersusun dari anyaman ilalang atau alang-alang.
Sebagian masyarakat yang tinggal di perkotaan mungkin sudah jarang mengenal atap alang-alang. Bahkan, atap jerami kering maupun alang-alang mungkin sudah susah ditemui di kota.
Keberadaannya sudah tergantikan dengan bahan atap modern yang lebih baik dan tahan lama. Mulai dari seperti genting, seng, galvalum, hingga atap yang terbuat dari material PVC.
Baca Juga: Pria di Situbondo Ini Miliki Dua Istri Hidup Rukun Satu Atap, Dua Hari Sekali Giliran Tidur Bersama
Namun di wilayah pedesaan, atap tradisional dari bahan jerami dan alang-alang mungkin masih bisa dijumpai. Entah sebagai atap rumah atau pun tempat wisata. Sejatinya, ada tiga jenis atap yang dikenal yakni atap alang-alang.
Mulai dari atap alang-alang yang memang alami, ada juga atap alang-alang sintetis, dan yang terakhir adalah atap alang-lang kombinasi.
Meski demikian, atap alang-alang diakui memiliki nilai estetika yang sangat alami. Kehadirannya memberikan nuansa alami dan menampilkan kesan menyatu dengan alam.
Baca Juga: Cara Mengatasi Atap Logam Bocor, Lebih Hemat Gunakan Stiker Penambal
Atap jenis ini memberikan isolasi termal yang baik. Ini membuat suhu dalam ruangan tetap nyaman meski di luar ruangan sedang panas.
Hanya minusnya, atap alang-alang mudah terbakar. Alang-alang merupakan tumbuhan pirofit yang sangat mudah terbakar, terutama di daerah beriklim tropis.
Ini disebabkan lantaran atap alang-alang memiliki kepadatan dan biomassa yang tinggi, sehingga mudah terbakar. Selain itu, atap alang-alang bisa membuat api cepat membesar dan meluas dengan cepat. (nic/bay)
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.







