Radarbanyuwangi.id – Kemarau panjang memicu kebakaran di kawasan hutan di Gunung Merapi Ringgih pada Senin malam (19/8). Kebakaran tersebut masih berpotensi meluas lantaran angin berembus kencang.
Namun, dari laporan warga yang tinggal di sekitar wilayah sebaran kebakaran, kobaran api masih jauh dari wilayah permukiman penduduk. Salah seorang warga Desa Bangsring, Ikhwan Arief menuturkan, kebakaran hutan awalnya terlihat pada Senin malam pukul 19.30.
Titik api berasal dari bawah kaki gunung. Satu jam kemudian titik api semakin membesar bergerak menuju puncak gunung. ”Sekitar jam setengah 2 malam saya lihat api semakin meluas, tapi cenderung mengecil. Api mengarah ke atas,” ujar Ikhwan.
Baca Juga: Peringati HUT ke-79 RI, BRI Kembali Berikan Beasiswa Bagi Paskibraka Tingkat Pusat
Dia menyebut, lokasi api masih cukup jauh dari permukiman penduduk. Apalagi, ada banyak lapisan tanaman di bawah kaki gunung. Mulai dari hutan bambu alami, hutan jati, dan area pohon jati yang mulai dihuni warga.
”Jarak ke titik api cukup jauh. Kalau ditempuh sekitar 5 sampai 6 jam dari permukiman. Akses menuju titik kebakaran susah,” imbuh Ikhwan.
Baca Juga: Karya Tulis Lare Oseng tentang UMKM Banyuwangi Diapresiasi Presiden Jokowi: Bahas Ekonomi Perajin Batik, Bisa Diadopsi untuk Pengembangan IKN
Humas KPH Banyuwangi Utara Winarso mengatakan, lokasi terakhir titik api masih jauh dari wilayah hutan yang dikelola Perhutani.
Pihaknya bersama BPBD dan Damkarmat berupaya memetakan titik kebakaran. ”Area yang terbakar belum masuk wilayah kami. Kami terus berkoordinasi dengan BPBD,” kata Winarso.
Untuk melakukan langkah antisipatif, Perhutani terus berkoordinasi dengan masyarakat sekitar dan BPBD. Mulai menyiagakan peralatan hingga personel.
”Kami terus berkoordinasi dengan Perhutani dan BPBD. Sementara visualisasi yang terlihat hanya asap, jadi belum bisa kita lihat perkembangannya,” tandasnya. (fre/aif/c1)