Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Keruk Sampah di Pinggir Sungai Binau di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Songgon yang Menimbulkan Bau Menyengat

keruk-sampah-di-pinggir-sungai-binau-di-dusun-krajan,-desa/kecamatan-songgon-yang-menimbulkan-bau-menyengat
Keruk Sampah di Pinggir Sungai Binau di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Songgon yang Menimbulkan Bau Menyengat
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SONGGON, Jawa Pos Radar Genteng – Sempadan Sungai Binau di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Songgon dikeruk, Rabu (13/12). Satu mesin berat didatangkan untuk membersihkan pinggiran sungai yang dipenuhi sampah hingga menimbulkan bau menyengat.

Salah satu warga yang ada di pinggir sungai itu, Hermawan Arif, 50, mengatakan tumpukan sampah itu cukup mengganggu masyarakat sekitar. “Sudah ada tempat sampah di pasar, tapi masih banyak orang yang membuang sampah di sempadan sungai,” katanya.

Menurut Arif, kebiasaan masyarakat membuang sampah di sempadan sungai itu karena sebelumnya desa belum memiliki pengolahan sampah yang terstruktur. “Daerah utara Pasar Songgon ini dijadikan tempat pembuangan sampah, dan itu sampai sekarang,” katanya.

Ada alat berat yang datang untuk membersihkan tumpukan sampah di sempadan sungai, jelas dia, cukup mengejutkan warga sekitar. Sebab, selama ini belum ada rencana dari pemerintah desa untuk membersihkan sempadan Sungai Binau itu. “Alhamdulillah, akhirnya ada perhatian dari pemerintah desa dengan dibersihkan,” ujarnya.

Sekretaris Desa (Sekdes) Songgon, Yakup Hariyanto menyampaikan, Pemerintah Desa (Pemdes) Songgon sudah mengeluarkan aturan yang melarang pembuangan sampah di sungai. “Aturan itu keluar karena warga banyak yang membuang sampah di sungai,” ungkapnya.

Baca Juga: Tabrak Truk di Jalur Black Spot Dusun Curahketangi, Desa Setail, Kecamatan Genteng, Siswa SMK Luka Parah

Hanya saja, jelas dia, aturan itu tidak diindahkan dan pembuangan sampah malah berpindah dari sungai ke sempadan sungai. “Sampah akhirnya menumpuk di sempadan dan membuat lingkungan jadi kotor,” katanya.

Pembersihan sempadan sungai itu, kata dia, langkah awal pembangunan dinding sempadan (plengsengan) agar tidak longsor. “Kami kirim surat ke BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Banyuwangi untuk pembangunan plengsengan, akan direalisasi dalam waktu dekat ini,” terangnya.

Yakup mengungkapkan, masalah sampah masih menjadi perhatian utama, pemerintah desa terus melakukan koordinasi dengan warga setempat. “Kerjasama dan koordinasi antara desa, masyarakat, dan instansi terkait, diharapkan masalah sampah di desa bisa selesai,” ujarnya.

Partisipasi dan dukungan dari masyarakat, lanjyt dia, sangat diperlukan agar program kebersihan dapat berjalan dengan baik. “Masyarakat juga kami ajak untuk mendukung dengan tidak membuang sampah di sempadan sungai, agar tidak menyebabkan banjir dan membuat lingkungan menjadi kotor,” pungkasnya.(gas/abi)

Sumber: Jawa Pos Radar Genteng