Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kisah Anak Logam di Selat Bali: Menantang Maut, Meraup Cuan

Jembrana

Hampir belasan tahun Ilham hidup di pesisir, mengais rezeki dengan menjadi anak logam di Selat Bali. Saban hari ia menunggu kapal feri, merayap naik ke geladak, lalu byurrr... tubuhnya nyemplung ke laut. Ia berenang sembari meraih uang yang dilemparkan para penumpang dari atas kapal.

Ilham adalah salah satu dari sekitar 20 anak logam di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali. Pria 20 tahun itu menjadi anak logam sejak SD. Ia setia ngelogam karena tak memiliki pilihan lain.

“Saat ini (dapat) kerjaan susah, jadi sambil menunggu ada yang ajak kerja,” tutur Ilham kepada detikBali, Selasa (10/1/2023).



Hal yang sama dituturkan Dany (22). Pria asal Kelurahan Gilimanuk, Jembrana, itu terpaksa kembali ngelogam sejak dipecat sebagai pegawai salah satu hotel di Denpasar, Bali.

“Karena COVID-19 saya dirumahkan, jadi kembali ngelogam seperti dulu saat masih kecil,” ungkap Dany.

Bagi Dany, pendapatan dari ngelogam cukup menjanjikan. Ia bisa mengumpulkan uang Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu dalam sehari. Bahkan, pendapatan anak logam sehari bisa tembus Rp 500 ribu saat libur Lebaran.

Tak semua anak logam seumuran Ilham dan Dany. Ada juga anak logam berumur lebih muda.

Salah satunya Ipan, anak baru gede alias ABG yang ikut mencari uang dari penumpang kapal di Pelabuhan Gilimanuk. Siswa SMA itu yang ngelogam untuk menambah uang jajan. Meski dilarang oleh orang tuanya, ia tetap menjadi anak logam secara diam-diam. “Yang penting tidak mencuri,” ujarnya.

Halaman selanjutnya: Menantang Maut dan Dikejar Petugas.

Simak Video “Aksi Anak Logam Sang Pejuang Receh di Pelabuhan
[Gambas:Video 20detik]

source