Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kisah Sukses Pria Asal Banyuwangi Jualan Bakso Babi di Bali

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Detik.com



Jembrana

Agus Rianto, seorang pria berusia 45 tahun asal Lereng Gunung Raung, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur sukses kembangkan kuliner olahan daging babi di Jembrana, Bali. Menu bakso babi menjadi andalan warung sederhana yang berlokasi di Jalan Denpasar-Gilimanuk tepatnya di sebelah timur Pura Jagatnatha Jembrana.

Dari pantauan detikBali, warung yang buka mulai pukul 10.30 Wita ini sudah banyak pelanggan yang menunggu untuk mencicipi aneka olahan babi di warung yang diberi nama Warung Devantara. Jika umumnya bakso terbuat dari daging sapi atau daging ayam, lain halnya dengan Agus yang menjual bakso berbahan daging babi.

Meski mendapatkan beberapa masalah dalam usahanya, namun ia tetap konsisten menjual bakso babi. Saat ini, selain menjual bakso babi, menu lain seperti mie babi, serta lalapan juga tersedia. Bahkan, salah satu menu spesial yaitu babi pedas juga menjadi favorit pelanggannya.

Agus Rianto mengatakan sebelum memulai usaha berjualan bakso babi di Jembrana, dirinya sempat berjualan sayuran di daerah Kintamani, Kabupaten Bangli selama tiga tahun. Namun karena beberapa faktor, memutuskan untuk ke Jembrana mengembangkan usaha bakso babi.

“Saya asal dari Jawa Timur, di Lereng Gunung Raung, dulu sebelum berjualan bakso babi saya sempat jadi pengusaha sayuran, karena menurut saya bisnis kuliner menjanjikan jadi saya coba bisnis kuliner,” ungkapnya ditemui detikBali, Sabtu (6/5/2023).

Agus juga menjelaskan ide dari menjual bakso babi ini muncul saat dirinya berfikir bakso babi masih jarang ditemui di Bali pada 2022. Namun untuk menu lain seperti babi guling sangat banyak ditemukan di setiap daerah di Pulau Bali.

“Saya berfikir, ini tanah Bali, kenapa kuliner olahan babi sedikit, jadi saya punya ide untuk berjualan bakso babi. Dan memang respons masyarakat ini sangat bagus. Sehingga saya kembangkan kembali dengan menu lain seperti mie babi dan babi pedas,” tutur Agus.

Ia memilih Jembrana untuk berjualan bakso babi karena kuliner babi memang sedikit. “Tantangannya juga lebih besar karena masyarakat Jembrana warganya tidak hanya agama Hindu saja, jadi rasanya menarik untuk mengembangkan bakso babi di sini (Jembrana),” ujarnya.

Babi pedas atau Babi pedas atau “badas” ini menggunakan bumbu Bali dan kuah santan di Jembrana, Bali, Sabtu (6/5/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali) Foto: Babi pedas atau “badas” ini menggunakan bumbu Bali dan kuah santan di Jembrana, Bali, Sabtu (6/5/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)

Mas Agus menyebut untuk omzet keseluruhan rata-rata mencapai Rp 7-8 juta per hari. Namun, khusus untuk bakso babi sendiri mencapai Rp 6 juta per hari.

“Untuk olahan bakso babi, menghabiskan daging babi rata-rata sebanyak 30 kilogram. Untuk mie babi itu 4-5 kilogram karena menu mie babi ini baru, jadi masih belum berani memproduksi banyak,” papar Agus.

Sementara untuk menu spesial, yaitu babi pedas, Mas Agus menjelaskan menu tersebut muncul saat melihat balung babi yang banyak. Sehingga diolah menjadi menu baru, yaitu babi pedas.

Babi pedas atau “badas” ini menggunakan bumbu bali. Daging babi direbus dengan rempah-rempah, kemudian di goreng, dan selanjutnya disiram dengan kuah santan pedas.

“Pelanggan saya juga datang dari luar Bali, sebelumnya saat libur Natal dan tahun baru banyak wisatawan domestik yang melintas di jalan nasional ini mampir, saat kemarin libur Lebaran, banyak juga pelanggan lama yang kembali mampir, jadi langganan kalau sudah ke Bali lewat Jembrana,” tandasnya.

Lokasi Warung Bakso Babi

Simak Video “Modal Rp 1,5 Juta, Pasutri Ini Bisa Sukses dengan Ms Glow
[Gambas:Video 20detik]
(nor/hsa)

source