sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Dua puluh satu tahun setelah kematian Munir Said Thalib, kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia itu belum menemukan titik terang.
Munir diracun saat terbang dengan Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Amsterdam pada 7 September 2004.
Hingga kini, dalang utama pembunuhannya belum terungkap.
Baca Juga: PBB Soroti Dugaan Pelanggaran HAM dalam Penanganan Demonstrasi di Indonesia
Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM) kembali mendesak negara, khususnya Komnas HAM dan Jaksa Agung, untuk bekerja objektif dan transparan.
Ketua KASUM, Usman Hamid, menegaskan penyelesaian kasus Munir harus menjadi preseden penting bagi perlindungan pembela HAM di Indonesia.
Ia menilai, jika kasus ini dibiarkan berlarut, maka pesan yang muncul ialah aktivis bisa diperlakukan sewenang-wenang tanpa ada keadilan.
Baca Juga: West Ham United vs Chelsea-Prediksi-Susunan Pemain: Ujian Hadapi Derby London Berikutnya
Menurut Usman, hambatan utama bukan pada kemampuan hukum, tetapi pada intervensi politik yang melemahkan langkah penyelidikan.
Ia menyinggung upaya elite politik yang menunda penetapan kasus Munir sebagai pelanggaran HAM berat dengan alasan menjaga stabilitas politik.
KASUM menilai tindakan itu sebagai strategi sistematis untuk mengubur kebenaran.
Baca Juga: Everton vs West Ham Prediksi-Susunan Pemain: Bentrok Dua Tim Terluka di Pramusim
Sementara itu, Komnas HAM melalui ketuanya, Anis Hidayah, menyampaikan perkembangan penyelidikan.
Tim ad hoc telah memeriksa 18 saksi, mengumpulkan dokumen, serta berkoordinasi dengan berbagai instansi.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Dua puluh satu tahun setelah kematian Munir Said Thalib, kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia itu belum menemukan titik terang.
Munir diracun saat terbang dengan Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Amsterdam pada 7 September 2004.
Hingga kini, dalang utama pembunuhannya belum terungkap.
Baca Juga: PBB Soroti Dugaan Pelanggaran HAM dalam Penanganan Demonstrasi di Indonesia
Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM) kembali mendesak negara, khususnya Komnas HAM dan Jaksa Agung, untuk bekerja objektif dan transparan.
Ketua KASUM, Usman Hamid, menegaskan penyelesaian kasus Munir harus menjadi preseden penting bagi perlindungan pembela HAM di Indonesia.
Ia menilai, jika kasus ini dibiarkan berlarut, maka pesan yang muncul ialah aktivis bisa diperlakukan sewenang-wenang tanpa ada keadilan.
Baca Juga: West Ham United vs Chelsea-Prediksi-Susunan Pemain: Ujian Hadapi Derby London Berikutnya
Menurut Usman, hambatan utama bukan pada kemampuan hukum, tetapi pada intervensi politik yang melemahkan langkah penyelidikan.
Ia menyinggung upaya elite politik yang menunda penetapan kasus Munir sebagai pelanggaran HAM berat dengan alasan menjaga stabilitas politik.
KASUM menilai tindakan itu sebagai strategi sistematis untuk mengubur kebenaran.
Baca Juga: Everton vs West Ham Prediksi-Susunan Pemain: Bentrok Dua Tim Terluka di Pramusim
Sementara itu, Komnas HAM melalui ketuanya, Anis Hidayah, menyampaikan perkembangan penyelidikan.
Tim ad hoc telah memeriksa 18 saksi, mengumpulkan dokumen, serta berkoordinasi dengan berbagai instansi.