Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kondisi Santri Korban Pengeroyokan di Banyuwangi Alami Pendarahan Otak, Koma Selama 5 Hari – Tribunjatim.com

kondisi-santri-korban-pengeroyokan-di-banyuwangi-alami-pendarahan-otak,-koma-selama-5-hari-–-tribunjatim.com
Kondisi Santri Korban Pengeroyokan di Banyuwangi Alami Pendarahan Otak, Koma Selama 5 Hari – Tribunjatim.com

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – AR (14), santri salah satu pondok pesantren di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi yang merupakan korban pengeroyokan enam orang seniornya mengalami pendarahan otak.

Saat dilarikan ke RSUD Blambangan pada Sabtu (28/12/2024), korban yang merupakan warga Kabupaten Buleleng, Bali itu sudah dalam kondisi tak sadarkan diri.

Koordinator Pelayanan Medis RSUD Blambangan dr Ayyub Erdiyanto menjelaskan, korban tiba di rumah sakit sekitar pukul 03.00 WIB. Datang dengan kondisi penurunan kesadaran, korban langsung dikonsultasikan dengan dokter bedah syaraf.

“Karena ada beberapa luka (di kepala), langsung dilakukan CT scan dan ditemukan ada pendarahan otak,” kata Ayyub, Rabu (1/12/2025).

Pihak rumah sakit langsung melaksanakan tindakan operasi emergency terhadap korban. 

Baca juga: Santri di Banyuwangi Kritis Dianiaya 6 Seniornya, Alami Luka-luka di Sekujur Tubuh

Dalam operasi itu, didapati pendarahan otak terjadi pada kepala sisi kiri, mulai dari bagian depan hingga belakang. Selain itu, otak korban dalam kondisi bengkak.

Setelah dioperasi, korban dipindahkan ke Ruang ICU. Hingga hari kelima, korban tak sadarkan diri. Tingkat kesadaran terbilang buruk.

“Jadi ini masih masa kritis. Mohon didoakan semoga pasien mampu untuk semakin membaik,” lanjut dia.

Baca juga: Dituduh Curi Handphone, Santri di Boyolali Disiram Bensin & Dibakar Tamu: Pelaku Seorang Guru

Selain luka di kepala, korban juga mengalami lebam di beberapa bagian tubuh, seperti di lengan dan dada.

Ayyub menjelaskan, visum juga telah dijalankan untuk korban. Penjelasan soal visum menjadi kewenangan pihak kepolisian.

Diberitakan sebelumnya, seorang santri di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Kini santri tersebut kritis dan dirawat di RSUD Blambangan.

Baca juga: 3 Fakta Santri Dibakar Tamu Ponpes Boyolali, Kronologi Kejadian hingga Kondisi Korban Terkini

Korban adalah AR (14) asal Kabupaten Buleleng, Bali. Ia dianiaya oleh para senior di ponpes pada Minggu (19/12/2024) dalam sebuah kegiatan di luar pembelajaran ponpes.

Kasus tersebut terungkap setelah pihak keluarga korban melaporkan kejadian itu ke kepolisian.


Page 2

Tayang: Rabu, 1 Januari 2025 21:16 WIB

zoom-inlihat foto Kondisi Santri Korban Pengeroyokan di Banyuwangi Alami Pendarahan Otak, Koma Selama 5 Hari

http://www.suarakutim.com/wp-content/uploads/2016/08/keroyok.png

Ilustrasi Pengeroyokan. Santri di Banyuwangi dianiaya seniornya di Ponpes 

Informasinya, korban dalam kondisi kritis sejak usai dianiaya hingga kini. 

Baca juga: Guru yang Bertamu Bakar Santri usai Menuduh Korban Mencuri Ponsel, Ternyata Aksi sudah Direncanakan

Saat diketahui kondisinya tak sadar usai dianiaya para senior, pihak pondok langsung melarikannya ke rumah sakit.

“Luka-lukanya di sekujur badan. Di muka ada lebam dan lainnya. Nanti kami masih menunggu kesimpulan dari hasil visum dokter,” kata Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra, Rabu (1/1/2025).

Ia menjelaskan, korban dikeroyok oleh enam orang seniornya. Empat di antara mereka berusia dewasa dan dua lainnya anak-anak.

Baca juga: Ternyata Ini Pekerjaan Tersangka yang Bakar Santri Ponpes di Boyolali, Terancam 15 Tahun Penjara

Mereka adalah HR (17), IJ (18), MR (19), S (18), WA (15), dan Z (18). Seluruhnya telah diamankan oleh kepolisian untuk menjalani proses hukum.

“Seluruhnya telah kami tetapkan sebagai tersangka,” kata Rama.

Polisi juga masih mendalami peran masing-masing tersangka. Termasuk ada tidaknya keterlibatan pihak pondok pesantren dalam kasus tersebut.

“Apakah pihak pesantren mengetahui atau bisa dimintai pertanggung jawaban, itu masih pendalaman,” katanya.

 Selain itu, polisi juga masih mendalami motif para tersangka menganiaya korban. Jika pemeriksaan telah lengkap, pihaknya berjanji untuk mengungkap detail kasusnya ke publik.