BANYUWANGI – Rangkaian acara Banyuwangi Inovatif 2013 di Gedung Wanita Paramitha Kencana Banyuwangi berlangsung semarak. Pada hari terakhir kemarin (13/11), salah satu agenda yang seru itu adalah creative preneurship competition. Para peserta memberikan presentasi di hadapan tiga juri yakni Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi, Choliq Baya; Direktur F1 Printing Jember, Agus Supriyadi; dan Kasi Ilometa Bi dang Industri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi, Tri Joko.
Para dewan juri beberapa kali ter kesima dengan penampilan para peserta. Mengingat, peserta mengisahkan perjuangan mereka dalam menggeluti dunia usaha masing-masing. Perjuangan itu tak jarang menguras energi, hingga berurai air mata. Seperti dikisahkan Restiyangsih. Ibu yang satu ini harus menelan pil pahit, setelah kena pemutusan hubungan kerja (PHK) perusahaannya tahun 2006 silam. Akibatnya, dia sempat kebingungan untuk mencari pekerjaan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Apalagi kala itu, kondisinya sedang mengandung. Namun demikian, Restiyangsih berusaha untuk tidak terbelenggu dengan pekerjaan yang sudah dijalani. Pada akhirnya, muncul ide untuk membuat minuman sari kedelai. Perempuan itu pun menjual sari kedelai keliling kampung. Dia mengaku beberapa kali dagangannya tidak laku. Misalnya, membawa 15 bungkus, yang ter jual hanya lima bungkus. ‘’Sisa nya saya konsumsi sendiri,’’ kenangnya.
Kejadian semacam itu bukan hanya sekali terjadi, namun berulang-kali. Meski begitu, dia tidak putus asa dan terus semangat. Dia menjajakan dagangannya itu hingga keperkantoran. Mulai dari situlah, dagangannya mulai laku. Hingga pada akhirnya, dia dipanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi untuk mengikuti berbagai kegiatan. Dia dibekali cara pemberian label hingga dagangannya itu diteliti Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Kini, minuman sari kedelai hasil jerih payahnya itu sudah mendapatkan sertifikasi halal. Kini, brand sari kedelai hasil usahanya itu, semakin banyak pelanggan. Karena perjuangan keras hingga berhasil, tiga juri memilih dia sebagai juara pertama. Sedangkan, juara dua diraih Ipung Purwadi dari Rumah Makan Bajak Laut, dan disusul Mona Mawardi dari usaha oblong khas Banyuwangi.
Pada sesi selanjutnya, Bank Syariah Mandiri melakukan sosialisasi tentang Deteksi Emas Palsu dan Pencegahannya. Sosialisasi tersebut bertujuan untuk menghapus kekhawatiran masyarakat tentang penipuan emas palsu. Itu bisa terjadi jika masyarakat tidak mengetahui tentang bagaimana caranya mendeteksi uang asli atau palsu. (radar)