sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, memberikan penilaian tegas terhadap kinerja Nadiem Anwar Makarim saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut Mahfud, meski Nadiem dikenal sebagai sosok yang berintegritas dan bersih dari praktik korupsi, penempatannya di Kementerian Pendidikan dinilai keliru.
Mahfud menilai Nadiem tidak memiliki latar belakang kuat di bidang pendidikan serta minim pengalaman dalam memahami birokrasi pemerintahan.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Kasus Laptop Rp1,98 Triliun yang Menjerat Nadiem Makarim
Selama masa jabatannya, Nadiem disebut jarang turun langsung ke perguruan tinggi untuk mensosialisasikan program-program pemerintah.
Sorotan utama Mahfud tertuju pada kasus pengadaan Chromebook senilai Rp9,8 triliun yang kini menjerat Nadiem sebagai tersangka.
Ia menyebut, meski integritas pribadi Nadiem tidak diragukan, keterlibatannya dalam kebijakan Chromebook menunjukkan kekeliruan serius.
Baca Juga: Korupsi Chromebook Rp1,98 Triliun, Nadiem Makarim Bersama 4 Orang Jadi Tersangka
Mahfud bahkan menyinggung adanya indikasi mens rea atau niat bersalah, karena proyek ini sudah dibicarakan sejak sebelum Nadiem resmi dilantik sebagai menteri.
Keanehan kebijakan tersebut juga disoroti.
Chromebook yang sebelumnya dihentikan di Malaysia pada 2019 karena dianggap tidak efektif, justru dilanjutkan di Indonesia.
Baca Juga: Hotman Paris: Nadiem Makarim Tak Terima Keuntungan Korupsi Chromebook
Padahal, Menteri sebelumnya, Muhadjir Effendy, telah menolak rencana serupa.
Selain kasus Chromebook yang ditangani Kejaksaan Agung, Nadiem juga terseret dalam penyelidikan KPK terkait layanan Google Cloud pada periode 2020-2022.
Page 2

Selasa, 9 September 2025 | 14:55 WIB
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, memberikan penilaian tegas terhadap kinerja Nadiem Anwar Makarim saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut Mahfud, meski Nadiem dikenal sebagai sosok yang berintegritas dan bersih dari praktik korupsi, penempatannya di Kementerian Pendidikan dinilai keliru.
Mahfud menilai Nadiem tidak memiliki latar belakang kuat di bidang pendidikan serta minim pengalaman dalam memahami birokrasi pemerintahan.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Kasus Laptop Rp1,98 Triliun yang Menjerat Nadiem Makarim
Selama masa jabatannya, Nadiem disebut jarang turun langsung ke perguruan tinggi untuk mensosialisasikan program-program pemerintah.
Sorotan utama Mahfud tertuju pada kasus pengadaan Chromebook senilai Rp9,8 triliun yang kini menjerat Nadiem sebagai tersangka.
Ia menyebut, meski integritas pribadi Nadiem tidak diragukan, keterlibatannya dalam kebijakan Chromebook menunjukkan kekeliruan serius.
Baca Juga: Korupsi Chromebook Rp1,98 Triliun, Nadiem Makarim Bersama 4 Orang Jadi Tersangka
Mahfud bahkan menyinggung adanya indikasi mens rea atau niat bersalah, karena proyek ini sudah dibicarakan sejak sebelum Nadiem resmi dilantik sebagai menteri.
Keanehan kebijakan tersebut juga disoroti.
Chromebook yang sebelumnya dihentikan di Malaysia pada 2019 karena dianggap tidak efektif, justru dilanjutkan di Indonesia.
Baca Juga: Hotman Paris: Nadiem Makarim Tak Terima Keuntungan Korupsi Chromebook
Padahal, Menteri sebelumnya, Muhadjir Effendy, telah menolak rencana serupa.
Selain kasus Chromebook yang ditangani Kejaksaan Agung, Nadiem juga terseret dalam penyelidikan KPK terkait layanan Google Cloud pada periode 2020-2022.