Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kuli Ikan di Pantai Rajegwesi Banyuwangi Ketiban Berkah, Hasil Tangkapan Ikan Lemuru di Laut Selatan Jawa Melimpah Ruah

kuli-ikan-di-pantai-rajegwesi-banyuwangi-ketiban-berkah,-hasil-tangkapan-ikan-lemuru-di-laut-selatan-jawa-melimpah-ruah
Kuli Ikan di Pantai Rajegwesi Banyuwangi Ketiban Berkah, Hasil Tangkapan Ikan Lemuru di Laut Selatan Jawa Melimpah Ruah

RadarBanyuwangi.id – Tangkapan ikan yang melimpah di Pantai Rajegwesi, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, menjadi berkah bagi para kuli angkut ikan.

Suara mesin perahu nelayan yang menepi, kini menjadi tanda rezeki yang telah ditunggu-tunggu datang.

Salah satu kuli angkut ikan di Pantai Rajegwesi, Desa Sarongan, Sutaji, 51, mengatakan saat ada tangkapan banyak seperti ini, penghasilannya bertambah. “Kalau ikan sepi, kita tidak tidak dapat apa-apa,” kata warga Dusun Rajegwesi, Desa Sarongan ini.

Musim ikan lemuru kali ini, terang dia, memberikan penghasilan yang cukup baik bagi para kuli angkut. Setiap hari, mereka bisa mendapatkan upah antara Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu. “Pendapatan ini bergantung pada jumlah tangkapan dan berapa kali kami mengangkut ikan,” katanya.

Pekerjaan para kuli angkut ini, jelas dia, memindahkan ikan dari perahu nelayan menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Jarak antara perahu dan TPI itu sekitar 200 meter, dan itu harus dikerjakan berulang kali. “Setiap perjalanan membawa berat, tapi upahnya sepadan,” tuturnya.

Baca Juga: Cuaca Cerah Nelayan Sumringah, Tangkapan Lemuru Melimpah

Ikan lemuru menjadi tangkapan utama para nelayan selama musim panen kali ini. Selain lemuru, beberapa perahu juga membawa ikan layang, kenyar, dan ikan jenis lainnya. “Ikan lemuru yang paling banyak mendatangkan untung bagi kami,” jelas Cahyono, 30, kuli angkut lainnya.

Cuaca yang cerah dan ombak yang tenang, jelas dia, menjadi pendukung utama dalam musim ikan kali ini. Kondisi cuaca seperti ini, membuat nelayan lebih leluasa melaut dan mendapatkan hasil maksimal. “Cuaca enak begini, kami juga senang karena ada pekerjaan,” tambahnya.

Sebelum musim ikan tiba, para kuli angkut ikan sering kali menghadapi masa-masa sulit. Selama tangkapan ikan minim, aktivitas mereka terhenti sementara. “Saat tidak ada ikan, kami juga tidak ada pekerjaan,” katanya.

Cahyono menyebut, saat musim sepi para kuli angkut ikan mencari cara lain untuk bertahan hidup. Beberapa di antaranya mencoba keuntungan dengan mencari ikan sendiri. “Ada yang bekerja sebagai buruh tani,” ungkapnya.

Kondisi ekonomi bagi para kuli angkut, sangat bergantung pada musim ikan yang datang setiap tahunnya. Mereka berharap, musim tangkapan ikan ini bisa bertahan lebih lama agar penghasilan tetap lancar. “Selama musim ini, dapur bisa tetap ngebul,” tandasnya.(rei/abi)