Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Kumpul Main Musik Angklung hingga Dini Hari

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

angklungSUASANA lapangan Taman Blam bangan malam itu berbeda daripada biasa. Lapangan yang dilengkapi taman di jantung kota Banyuwangi itu lebih ramai daripada malam-malam yang lain. Di sudut barat Ruang Terbuka Hijau (RTH) tersebut, tampak sekelompok orang berkumpul. Mayoritas orang ter sebut mengenakan setelan baju serba-hitam. Mereka tampak serius memainkan beberapa alat musik tradisional, salah satunya angklung.

Ada juga yang membawa biola, gendang tradisional, dan segitiga logam semacam triangle. Mereka mulai memainkan alat musik sekitar pukul 20.00. Menggunakan alas seadanya, tabuhan kolaborasi be berapa alat musik itu mengalun seirama. Mereka memainkan lagulagu Osing khas Banyuwangi. Tak hanya sajian musik, mereka juga sesekali menikmati kopi dan ca milan bersama. Beberapa jenis jajan tradisional juga disiapkan,Rupanya aneka makanan itu disediakan pengurus Patok dengan dana hasil saweran bersama.  

Sejauh ini para aktivis Patok sudah sering kumpul bareng. Kegiatan ngamen di Taman Blambangan tersebut hanya untuk menyalurkan kesenangan terhadap budaya daerah.”Kita sering kumpul-kumpul, biasanya sambil minum kopi,” ceritanya. Sementara itu, aksi ngamen musik angklung malam itu langsung mengundang perhatian masyarakat. Warga yang malam itu kebetulan berada di Taman Blambangan banyak yang menonton pertunjukan musik tradisional tersebut.

Semakin malam suasana semakin ramai karena kian banyak warga yang bergabung. Acaranya juga tidak seremonial. Permainan musik itu berjalan kondisional. Mereka main spontan, tanpa pembukaan, dan tanpa harus menunggu berkumpulnya personel lain. Juga tidak dibatasi waktu. ”Berakhirnya bisa sampai pukul 02.00 atau pukul 03.00 dini hari nanti (kemarin, Red),” ujar salah satu personel Patok.  

Sementara itu, para pemain musik tradisional itu duduk lesehan di tengah. Para penonton duduk mengelilingi para musisi angklung itu. Selain disuguhi musik, semua penonton juga disuguhi kopi dan makanan ringan (snack) Ngamen para seniman tradisional asal Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, itu dihadiri berbagai kalangan. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, M. Yanuarto Bramuda, tampak hadir pada malam itu. Bramuda mengatakan, ngamen tersebut murni inisiatif paguyuban tersebut.

Menurut Bramuda, yang dilakukan kelompok Patok seharusnya menjadi inspirasi kelompok budaya lain. ”Yang lain juga harus kumpul- kumpul seperti ini,” ujar lelaki yang akrab disapa Bram itu. Bagi Bramuda, seni budaya daerah harus terus dikembangkan. Disbudpar sangat mendukung inisiatif masyarakat yang ingin melakukan hal serupa. ”Yang jelas, kami tetap mendukung,” kata Bram. Selain itu, pada malam itu hadir juga beberapa anggota dan Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Samsudin Adlawi, Kepala Seksi Adat dan Budaya pada Disbudpar Banyuwangi Aekanu Hariyono, owner Sanggar Genjah Arum Setiawan Subekti, dan beberapa tokoh masyarakat. (radar)