Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Larung Kepala Kerbau Putih

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
TRADISI LAMA: Kepala kerbau putih diarak sebelum dilarung di Selat Bali pagi kemarin .

BANYUWANGI – Ribuan warga menyaksikan prosesi pelarungan kepala kerbau putih dalam ritual petik laut di Pantai Boom, Banyuwangi, pagi kemarin (8/4). Menyemutnya warga di sekitar pelabuhan rakyat tersebut sempat merepotkan barisan para pembawa sesaji yang akan naik ke kapal.

“Tolong semuanya minggir dulu,” teriak sejumlah panitia pada pengunjung yang berjubel di sekitar kapal pengangkut sesaji. Sekitar pukul 09.25, kapal bermuatan sesaji yang berisi kepala kerbau putih, jeroan, dan kaki kerbau itu mulai bergerak. Kapal itu berlayar ke tengah laut di sekitar kawasan Selat Bali.

“Sesaji akan kita larung di sekitar Selat Bali,” ujar panitia pelaksana, Bambang Purwanto. Keberangkatan kapal bermuatan sesaji itu diiringi ratusan perahu dan kapal milik nelayan setempat. Tak sedikit pula kapal yang melaju di depan kapal sesaji tersebut.

“Kapal para nelayan itu ingin mendekati kapal yang membawa sesaji,” terang Bambang. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama berada di laut, petugas keamanan dari Polisi Air dan dari TNI Angkatan Laut terlihat sibuk mengatur lalu lintas perairan Selat Bali.

Aparat terus mengawal iring-iringan kapal itu dengan menggunakan perahu karet, kapal patroli, dan speedboat. Iring-iringan kapal pembawa sesaji dan kapal nelayan yang dipenuhi aksesori itu menjadi tontonan para pengunjung. Mereka juga menikmati aksi petugas keamanan yang bermanuver dengan speedboat dan perahu karet.

Setiba di tengah Selat Bali, sesaji berupa kepala kerbau putih yang diberi pancing emas itu dilepas ke laut. Selanjutnya, rombongan ini kembali ke pantai. “Ritual petik laut ini akan dijadikan agenda tahunan,” sebut Bambang. Acara petik laut di Pantai Boom ini sempat vakum cukup lama.

Sudah sekitar 30 tahun, acara semacam itu tak pernah digelar di kawasan tersebut. Kini, tradisi petik laut Boom kembali dihidupkan. “Ritual ini termasuk acara tradisional warisan leluhur, dan akan kita hidupkan lagi,” kata lelaki yang akrab disapa Sumber itu.

Prosesi yang dilakukan dalam ritual kali ini, kata Bambang, tidak beda dengan ritual yang pernah dilakukan puluhan tahun lalu. Karena sebelum digelar, panitia telah minta persetujuan dengan para orang tua. “Kita juga minta pertimbangan dan masukan dari para sesepuh,” ujarnya.

Meski sudah dirancang dengan rapi, Bambang mengakui ada beberapa acara yang meleset. Acara seremonial yang seharusnya dilakukan sambil menjemput kirab pembawa sesaji, tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan acara. “Pembawa sesaji tidak bisa menunggu di lokasi seremonial, karena memang tidak boleh berhenti,” jelasnya.

Sebelum dikirab, sesaji sempat didoakan oleh sesepuh adat. Selanjutnya, pemasangan pancing emas yang mulanya akan dilakukan oleh Bupati Abdullah Azwar Anas, ternyata diwakili oleh Camat Banyuwangi Abdul Aziz Hamidi. “Bapak bupati ada acara di Jakarta,” katanya. (radar)