Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Lestarikan Lagu-lagu Daerah, Banyuwangi Gelar Festival Padua…

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Banyuwangi – Lagu-lagu daerah nusantara seperti Apuse, Sinanggar Tulo, Gundul Pacul, Tanduk Majeng, dan lainnya sarat pesan moral dan makna gotong royong yang menggambarkan karakter bangsa Indonesia. Untuk melestarikan keberadaannya, Banyuwangi menggelar Festival Paduan Suara Etnik Nusantara, yang digelar di Rumah Kreatif Banyuwangi, 6-8 Desember 2022. 

Festival tersebut berlangsung meriah. Ratusan pelajar SMP yang terbagi dalam 57 group (tiap group terdiri dari 20 pelajar) berkompetisi menyanyikan lagu-lagu daerah nusantara. Mereka diwajibkan membawakan dua lagu daerah yakni lagu daerah Banyuwangi dan lagu daerah nusantara. 

Dengan riangnya, mereka membawakan lagu-lagu daerah tersebut dengan ceria. Mulai dari lagu Luk Luk Lumbu asal Banyuwangi, Tanduk Majeng, Gundul-Gundul Pacul, dan lagu-lagu nusantara lainnya.

“Senang bisa menyanyikan lagu dari daerah lain karena sama saja mencoba bahasa daerah mereka. Betapa kayanya seni dan budaya nusantara kita,” ujar Dinar Ayu, siswi SMPN 1 Glenmore, Banyuwangi. 

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan bahwa festival ini digelar untuk melestarikan kekayaan seni budaya Indonesia. Anak-anak jaman sekarang, kata Ipuk, perlu diperkenalkan dengan lagu-lagu daerah lain yang ada di Indonesia.

“Lagu-lagu daerah yang dulu sering orangtua kita nyanyikan, termasuk lagu-lagu asli Banyuwangi harus dikenakkan pada generasi saat ini. Apalagi lagu-lagu daerah ini sarat pesan moral, seperti mengingat kebesaran Tuhan, gotong royong, dan kemanusiaan,” kata Ipuk, Kamis (8/12/2022)

Seperti lagu Umbul-Umbul Blambangan yang menggunakan bahasa Osing ini, sarat akan makna semangat memajukan dan penuh kebanggaan terhadap tanah Blambangan. Demikian juga dengan lagu-lagu daerah lainnya yang juga penuh makna. 

“Banyuwangi memiliki perhatian besar agar generasi muda mencintai budaya dengan kemandirian maupun kreativitasnya. Banyak program kami gelar untuk meningkatkan rasa cinta pada budaya. Seperti Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi Ethno Carnival, dan lainnya termsuk Festival Paduan Suara Etnik Nusantara ini,” kata Ipuk.

“Dengan mengenal dan menyanyikan lagu daerah lain, kami harap terus tumbuh subur kecintaan dan kebanggaan anak-anak pada Indonesia,” imbuhnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Suratno menyampaikan Festival Paduan Suara Etnik Nusantara sebagai upaya pemkab untuk menanamkan rasa cinta tanah air dengan cara mengenalkan beragam kekayaan daerah nusantara.

“Untuk tahap awal ini kami gelar di tingkat SMP. Ke depan, akan kami perluas dengan melibatkan siswa-siswa SD maupun SMA. Biar lagu daerah ini tetap lestari,” ujar Suratno.

Setelah melewati penilaian, ditetapkan Juara dari festival ini adalah SMPN 1 Glenmore, SMPN 1 Banyuwangi, SMPN 2 Banyuwangi, SMPN 3 Genteng dan SMP Katolik Santo Yusup Banyuwangi.

“Kegiatan ini sangat menyenangkan. Semoga tahun depan digelar lebih meriah,” ucap Bunga Shintia Ramadani, siswa SMPN 2 Muncar yang meraih dirigen terbaik dalam festival tersebut. (*)


source