Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

LH Sebut Pencemaran dari Pabrik Gula

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GENTENG-Pencemaran air sungai yang kini dirasakan oleh masyarakat di lima kecamatan, yakni Kecamatan Tegalsari, Bangorejo, Gambiran, Cluring, dan Muncar, diduga kuat dari Industri Gula Glenmore (IGG). Air sungai yang tercemar mulai dari daerah irigasi (DI) Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, itu  kini tengah ditangani oleh Dinas Lingkungan  Hidup (LH) Kabupaten Banyuwangi.

“Kami sudah mengambil langkah-langkah terkait keresahan warga itu,” cetus Kepala Dinas LH Kepala Dinas  LH Kabupaten Banyuwangi, Husnul Chotimah kemarin (30/12). Husnul mengaku sejak ada pencemaran di sungai  yang diduga dari limbah pabrik gula dari Industri Gula Glenmore (IGG) pada Oktober 2016, pihaknya  langsung turun ke lokasi untuk mengambil sampel air mulai dari lokasi pembuangan limbah PT. IGG  hingga ke sejumlah sungai.

“Kita sudah pernah ambil sampel,” katanya. Setelah dilakukan uji laboratorium, terang dia, air  limbah yang diambil dari PT. IGG itu menyebutkan Biological Oxygen Demand (BOD), atau parameter  pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan, itu baku mutunya 60 miligram per liter. Tapi dari hasil uji laboratorium, ini mencapai 63,93 miligram per liter.

“Jadi BOD kelebihan,” terangnya. Begitu juga dengan Chemical  Oxygen Demand (COD), jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang dalam limbah cair dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat sebagai sumber oksigen.

Angka COD merupakan ukuran  bagi pencemaran air oleh zat  organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses  biologis, dan itu dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Baku mutu  COD itu adalah 100 miligram  per liter.

Tapi dari hasil uji laboratorium, COD di air sungai itu mencapai 123,64 miligram per liter. Dari hasil uji laboratorium yang  mulai dari titik air limbah hingga ke aliran sungai DI Karangdoro,  terang dia, diketahui BOD dan   COD sangat tinggi.

“Dengan kondisi itu, banyak ikan-ikan yang teler atau pingsan, karena  kadar oksigen dalam air sangat  minim,” jelas Husnul Chotimah. Selain BOD dan COD. Husnul menyampaikan hasil uji laboratorium juga diketahui jika kandungan klorin di sepanjang aliran  sungai DI Karangdoro, juga melebihi baku mutu.

“Kami temukan juga ada klorin, bisa jadi klorin ini berasal dari warga yang mencuci baju dari sabun maupun deterjen,” terangnya. Dari hasil uji laboratorium itu, Husnul mengaku sudah pernah menegur PT IGG melalui telepon.

“Kita sudah pernah menegur,” ungkap nya. Mengenai air sungai yang kotor  dan seperti ada lumut, Husnul menyebut kalau itu berasal dari minyak dan lemak. Diduga, itu dari proses sebelum pengkristalan tebu menjadi gula. “Kita akan   datang ke PT IGG untuk memastikan,” janjinya.

Terkait pencemaran di air sungai yang kini kembali muncul, Husnul berjanji akan segera melakukan  tinjau lapang lagi ke sejumlah sungai. Itu dilakukan untuk memastikan penyebab pencemaran yang diresahkan masyarakat tersebut.

“Saya tidak berani menjustice itu  limbah dari PT IGG, kami bersama Dinas PU Pengairan akan menelusuri dari hulu hingga hilir, terkait juga dengan penetapan kelas  sungai,” imbuhnya. Pihaknya juga akan secara intensif  melakukan uji laboratorium pada  sejumlah aliran sungai. Dan itu tidak hanya terjadi peristiwa atau kejadian, tapi juga saat musim  penghujan dan kemarau.

“Sehingga akan mudah mengidentifikasi penyebab permasa lahan yang terjadi  di sungai,” katanya. (radar)