Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Lokasi Relokasi Sepi Pembeli, Sebagian Pedagang Pasar Banyuwangi Gelar Dagangannya di Dekat Gedung Juang 45 – Radar Banyuwangi

lokasi-relokasi-sepi-pembeli,-sebagian-pedagang-pasar-banyuwangi-gelar-dagangannya-di-dekat-gedung-juang-45-–-radar-banyuwangi
Lokasi Relokasi Sepi Pembeli, Sebagian Pedagang Pasar Banyuwangi Gelar Dagangannya di Dekat Gedung Juang 45 – Radar Banyuwangi

Radarbanyuwangi.id – Beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya direlokasi ke area Gedung Wanita, dalam dua hari terakhir ini kembali memenuhi Jalan Dipoengoro sebelah barat Gedung Juang. Sepinya pembeli di tempat relokasi ditengarai menjadi salah satu alasan mereka kembali ke lokasi semula.

Salah seorang pedagang yang enggan disebut namanya menuturkan, sejak Selasa (13/8) dia kembali berjualan di Jalan Diponegoro.

Pedagang yang sudah lanjut usia itu mengaku hanya ikut-ikutan dengan pedagang lainnya. ”Saya ikut saja, di dalam area relokasi Gedung Wanita sepi,” ujar pedagang bumbu dapur itu.

Ketua PKL Joko Tole, Agus Kariyanto mengatakan, para pedagang kembali berjualan di Jalan Diponegoro karena di tempat relokasi sepi pembeli.

Agus menyebut, sebanyak 60 PKL gulung tikar setelah dua bulan berjualan di tempat relokasi. ”Awalnya 200 PKL yang jualan di tempat relokasi, sekarang tinggal 140. Sisanya gulung tikar, ada yang merantau ke Jakarta dan pulang ke Madura,” ungkapnya.

Selama ini pihaknya sudah patuh dengan aturan dari Pemkab Banyuwangi. Para PKL di bawah naungan Joko Tole bersedia diajak pindah ke tempat relokasi karena pasar akan direvitalisasi.

Ternyata rencana revitalisasi molor. Dari awalnya ditargetkan bulan Juli, sampai Agustus ini masih tak kunjung digarap.

Baca Juga: Kiai Ali Mansur Layak Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, DKB Banyuwangi Segera Gelar Lomba Baca Selawat Badar  

”Kabarnya sudah ada pemenang lelang, tapi saya cek ternyata belum. Proyek pasar baru mau dilelang lagi akhir Agustus, lalu mulai revitalisasi kapan?” ungkap Agus.

Dia mengatakan, para PKL hanya berdagang sembari menunggu proyek revitalisasi dimulai. Dia berharap PKL tak perlu diusir dari Jalan Diponegoro apalagi sampai menggunakan pendekatan yang memaksa. ”Kalau nanti proyek dimulai, kami akan kembali lagi. Jadi tidak usah diusir,” pinta Agus.

Sekkab Banyuwangi Mujiono mengatakan, pelaksanaan revitalisasi Pasar Banyuwangi menggunakan anggaran APBN yang dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur.

Baca Juga: Jelang SGS 2024, Peralatan Tempur Amerika Diangkut Truk Dari Tanjung Wangi Banyuwangi Bergerak Menuju Asembagus Situbondo

Menurutnya, dalam waktu lima belas hari (sejak tanggal 14 Agustus) akan ada penetapan pemenang. ”Ini sesuai mekanisme pengadaan barang dan jasa. Selama menunggu, kami minta teman-teman pedagang tetap berjualan di tempat relokasi,” kata Mujiono.

Terkait adanya beberapa pedagang yang kembali ke Jalan Diponegoro, pemkab sudah berupaya melakukan pembicaraan melalui asisten pemerintahan. Tujuannya agar pedagang mau kembali ke tempat relokasi.

Pihaknya khawatir jika ada pedagang yang masih bertahan di lokasi pasar akhirnya malah menghambat proses revitalisasi.


Page 2


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya direlokasi ke area Gedung Wanita, dalam dua hari terakhir ini kembali memenuhi Jalan Dipoengoro sebelah barat Gedung Juang. Sepinya pembeli di tempat relokasi ditengarai menjadi salah satu alasan mereka kembali ke lokasi semula.

Salah seorang pedagang yang enggan disebut namanya menuturkan, sejak Selasa (13/8) dia kembali berjualan di Jalan Diponegoro.

Pedagang yang sudah lanjut usia itu mengaku hanya ikut-ikutan dengan pedagang lainnya. ”Saya ikut saja, di dalam area relokasi Gedung Wanita sepi,” ujar pedagang bumbu dapur itu.

Ketua PKL Joko Tole, Agus Kariyanto mengatakan, para pedagang kembali berjualan di Jalan Diponegoro karena di tempat relokasi sepi pembeli.

Agus menyebut, sebanyak 60 PKL gulung tikar setelah dua bulan berjualan di tempat relokasi. ”Awalnya 200 PKL yang jualan di tempat relokasi, sekarang tinggal 140. Sisanya gulung tikar, ada yang merantau ke Jakarta dan pulang ke Madura,” ungkapnya.

Selama ini pihaknya sudah patuh dengan aturan dari Pemkab Banyuwangi. Para PKL di bawah naungan Joko Tole bersedia diajak pindah ke tempat relokasi karena pasar akan direvitalisasi.

Ternyata rencana revitalisasi molor. Dari awalnya ditargetkan bulan Juli, sampai Agustus ini masih tak kunjung digarap.

Baca Juga: Kiai Ali Mansur Layak Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, DKB Banyuwangi Segera Gelar Lomba Baca Selawat Badar  

”Kabarnya sudah ada pemenang lelang, tapi saya cek ternyata belum. Proyek pasar baru mau dilelang lagi akhir Agustus, lalu mulai revitalisasi kapan?” ungkap Agus.

Dia mengatakan, para PKL hanya berdagang sembari menunggu proyek revitalisasi dimulai. Dia berharap PKL tak perlu diusir dari Jalan Diponegoro apalagi sampai menggunakan pendekatan yang memaksa. ”Kalau nanti proyek dimulai, kami akan kembali lagi. Jadi tidak usah diusir,” pinta Agus.

Sekkab Banyuwangi Mujiono mengatakan, pelaksanaan revitalisasi Pasar Banyuwangi menggunakan anggaran APBN yang dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur.

Baca Juga: Jelang SGS 2024, Peralatan Tempur Amerika Diangkut Truk Dari Tanjung Wangi Banyuwangi Bergerak Menuju Asembagus Situbondo

Menurutnya, dalam waktu lima belas hari (sejak tanggal 14 Agustus) akan ada penetapan pemenang. ”Ini sesuai mekanisme pengadaan barang dan jasa. Selama menunggu, kami minta teman-teman pedagang tetap berjualan di tempat relokasi,” kata Mujiono.

Terkait adanya beberapa pedagang yang kembali ke Jalan Diponegoro, pemkab sudah berupaya melakukan pembicaraan melalui asisten pemerintahan. Tujuannya agar pedagang mau kembali ke tempat relokasi.

Pihaknya khawatir jika ada pedagang yang masih bertahan di lokasi pasar akhirnya malah menghambat proses revitalisasi.