Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Lomba Jadul Anak 90-an: Masih Ingat Tradisi 17-an Ini?

lomba-jadul-anak-90-an:-masih-ingat-tradisi-17-an-ini?
Lomba Jadul Anak 90-an: Masih Ingat Tradisi 17-an Ini?

radarbanyuwangi.jawapos.com – Setiap kali Agustus tiba, aroma semangat kemerdekaan seolah menyebar ke seluruh penjuru kampung.

Anak-anak berlarian, ibu-ibu menyiapkan hadiah, dan bapak-bapak sibuk membangun gapura. Tapi, kalau bicara soal lomba 17-an, era 1990-an punya keseruannya sendiri.

Berikut empat lomba jadul yang jadi favorit anak-anak tahun 90-an, berdasarkan ingatan kolektif masyarakat dan berbagai sumber sejarah budaya pop Indonesia:

1. Balap Karung Versi Lompat Karakter
Di tahun 90-an, balap karung tak hanya sekadar melompat menuju garis akhir. Anak-anak sering menghias karungnya dengan gambar tokoh kartun favorit seperti Doraemon atau Power Rangers. Bahkan ada yang mengenakan topeng! Lomba ini jadi simbol kegembiraan dan kreativitas anak-anak kampung kala itu.

2. Makan Kerupuk di Tali Jemuran
Lomba satu ini tampaknya tak lekang oleh zaman, tapi versi tahun 90-an sangat khas. Kerupuk digantung di tali jemuran rumah warga, bukan pakai tali khusus. Pesertanya anak-anak bertelanjang kaki, sering kali belum mandi sore, dengan muka belepotan karena susah menggigit kerupuk yang terus bergoyang.

3. Memasukkan Pensil ke dalam Botol
Lomba ini benar-benar jadi ajang uji keseimbangan dan kesabaran. Anak-anak harus berdiri sambil menunduk, mencoba mengarahkan pensil yang diikat tali ke pinggang ke mulut botol kecil di tanah. Di era 90-an, lomba ini sangat digemari karena sederhana tapi bikin greget.

4. Tarik Tambang Antar RT
Kalau sekarang tarik tambang identik dengan lomba antar pelajar atau instansi, dulu justru jadi ajang adu gengsi antar-RT.

Setiap kelompok berisi bapak-bapak berkain sarung, terkadang masih pakai singlet.

Suasananya riuh, kadang sampai adu mulut, tapi selalu berakhir dengan tawa dan makan bersama.

Lomba-lomba ini bukan hanya soal menang atau kalah. Di balik kesederhanaannya, ada nilai kebersamaan, gotong royong, dan semangat komunitas yang kuat.

Budaya lomba 17-an pada masa itu berakar dari nilai kolektif masyarakat pascarevolusi kemerdekaan, sarana membangun ikatan sosial di tengah keterbatasan.

Kini, banyak lomba modern mulai bermunculan, dari cosplay kemerdekaan hingga turnamen e-sport. Tapi bagi anak-anak 90-an, empat lomba tadi tetap tak tergantikan dalam album nostalgia. ***

  • Penulis: Devi Fathihatul Asliha | magang jurnalistik Radar Banyuwangi
  • Ikuti terus berita ter-update Radar Banyuwangi di Google News