Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Lukisan Gandrung Berbahan Rambut

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

lukisanSeniman Bumi Blambangan selalu menggelar pameran setiap peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba). Kali ini, mereka menggelar pameran di Gedung Wanita Paramitha Kencana. Seperti apa situasinya?

WARGA akan melihat pemandangan berbeda jika melintas di depan Gedung Wanita Paramitha Kencana. Di pintu masuk, pajangan karya seni berbentuk topeng berbingkai hitam akan menyapa warga yang masuk ke area tersebut. Selain itu, di kanan kiri jalan masuk ada onggokan benda yang terbuat dari tumpukan barang bekas dan sampah menyerupai display yang cukup menarik. Selain itu, sebuah piramida berwarna cokelat berdiri di samping patung Kartini.

Sepintas, karya seni instalasi itu terlihat menyerupai halaman depan Museum Louvre di Paris. Yang membedakan, piramida di Museum Louvre terbuat berbahan transparan dan berukuran besar, piramida di halaman Gedung Wanita tersebut berukuran mini. Ditambah ornamen beberapa sapu lidi yang ditempatkan di sekeliling piramida tersebut, kesan artistik benar-benar terasa.

Itu merupakan bagian dari perhelatan pameran seni rupa Layar-Layar Blambangan. Jika Anda memasuki ruang utama gedung, ratusan lukisan berjejer menatap setiap pengujung yang masuk. Aliran lukisan yang dipamerkan pun cu kup lengkap, mulai realis, surealis, impression, hingga abstrak. Latar belakang pelukis pun komplet. Ada yang pelukis murni, ada juga yang pelukis de ngan profesi lain. Bahkan, ada pelukis yang masih duduk di bangku sekolah.

Dari seluruh karya para seniman gaek dari Jawa dan Bali itu, ada satu karya yang cukup unik. Sebuah lukisan realis di samping kiri pintu masuk. Sepintas karya itu tidak jauh ber beda dengan yang lain. Namun, jika di teliti dengan seksama, maka Anda akan terkagum. Itu sebuah lukisan penari gandrung dengan kombinasi warna hitam putih. Lukisan itu terbuat dari media yang sangat tidak biasa.

Ahmad Dimyati alias Nanang Rambut, pemilik sekaligus pembuat karya tersebut memanfaatkan rambut sebagai media menciptakan karya. Nanang Rambut mengaku, proses kreatif pembuatan karya itu dilakukan secara tidak disengaja. Nanang yang berlatar belakang sebagai seorang desainer batik itu mengaku meminati dunia lukis mulai tahun 2007. Sebelumnya, aktivitas sehari-harinya hanya sebatas pekerja sablon dan reklame.

Kemudian, dia iseng mencoba melukis dengan cat minyak. Kebiasaan itu ditekuni hingga 2012. Ketika tengah menyelesaikan sebuah lukisan, secara tidak sengaja sehelai rambutnya menempel di kanvas yang masih basah. Padahal, lukisan yang dia buat saat itu hampir rampung. Kejadian itu tak membuat ayah Marsya Eka Ananta itu patah arang. Justru dari situ ide kreatif dan naluri seni dalam dirinya terpompa.

Tanpa pikir panjang, dia mencoba mengganti cat dengan helaian rambut. Dari ide itu akhirnya memunculkan sebuah ukisan yang cukup bagus. “Saat itu saya melukis, tiba-tiba rambut saya menempel. Saya coba sekalian melukis memakai rambut,” katanya. Nanang Rambut mengaku, kebiasaan me lukis itu terinspirasi para pelukis senior Banyuwangi. Menurut dia, secara detail lukisannya bisa dibilang masih standar.

Namun, yang membedakan adalah ram but sebagai media melukis. “Mereka lukisannya lebih berkelas. Kebetulan saya melukis memakai rambut, jadi terkesan baru,” jelasnya. Dalam menyelesaikan satu karya, Nanang mengaku membutuhkan waktu sekitar lima hari sampai seminggu. Meski tidak berani mematok harga, Nanang mengaku lukisannya pernah dihargai Rp 2 juta sampai Rp 5 juta.

Karya yang tergolong unik itu pun mengundang para peminat lukisan untuk memesan kepadanya. Nanang mengaku, pesanan lukisan rambut datang dari beberapa kota di Jawa dan luar Jawa. “Yang beli dari Surabaya, Jogja, dan Lombok. Pemesan dari Banyuwangi juga ada,” katanya. Saat ini, pria yang juga gemar menulis lagu itu merasa bersyukur lantaran karya yang dia buat bisa dilihat banyak orang.

Dalam setiap pameran yang digelar di Banyuwangi, para seniman selalu memberi tahu dirinya. Selain itu, mereka juga mendukung agar karya Nanang ter ekspos ke tengah masyarakat. Seperti pada pameran kali ini, panitia memberinya kabar terkait pameran tersebut. “Itu tidak lain karena dukungan dan arahan dari para seniman Banyuwangi,” katanya.

Satu lagi yang membuatnya merasa berterima kasih kepada para seniman dan panitia, yakni kesempatan yang diberikan ke padanya untuk menghadiahkan salah satu karya lukisan rambut kepada Bupati Banyuwangi. Penyerahan lukisan itu dilakukan saat pembukaan pameran Banyuwangi Expo 2013 yang dilangsungkan di Gesibu Banyuwangi sore kemarin. (radar)