Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Makin Berangin, Balap Perahu Mini kian Seru

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Bocah-bocah peserta lomba menumpang perahu sambil mengusung perahu mini masing-masing menuju garis start di Selat Bali kemarin.

MENDUNG terus menggelayut diatas Kota Gandrung, Banyuwangi. Sudah empat hari terakhir, Munadi, 56, warga Kelurahan Singonegaran, Kecamatan Banyuwangi, tidak bisa mengeringkan setumpuk cucian.

Maklum, gerimis sering terjadi di kota berjuluk The Sunrise of Java ini selama sepekan terakhir. Tak hanya hujan yang sering terjadi di hampir seluruh wilayah Banyuwangi. Angin kencang sesekali juga terjadi di Selat Bali.

Pihak pengelola Pelabuhan Ketapang pun sempat menutup penyeberangan Ketapang-Gilimanuk selama hampir 90 menit dua hari lalu. Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi memprediksi cuaca di sebagian besar wilayah Banyuwangi berangsur cerah hari-hari ini.

Akan tetapi, gelombang yang tinggi akan terjadi di laut Banyuwangi Selatan. Cuaca sudah kembali normal dan hanya berawan biasa. Banyuwangi sudah kembali nonnal dan cerah. Tetapi untuk wilayah Banyuwangi selatan, kemungkinan akan masih terjadi hujan.

“Hujan akan melanda wilayah Banyuwangi mungkin pada waktu dinihari saja,” ujar Dita Purnamasari, prakirawan BMKG. Cuaca yang sudah kembali normal, lanjut Dita, membuat BMKG sedikit agak lega.

Tinggi gelombang laut diperkirakan 0,5 meter sampai 1,3 meter. Kecepatan angin 15 knot atau setara dengan 30 Km/jam. Sedangkan, untuk suhu minimum 23 derajat Celsius, sedangkan maksimalnya 29 derajat Celsius.

“Akan tetapi beda dengan gelombang pada laut Banyuwangi bagian selatan,” cetusnya. Gelombang tinggi yang terjadi di wilayah perairan selatan Jawa berpotensi hingga 4 meter. Mulai jadi perairan Jawa hingga Selat Bali bagian selatan, tinggi gelombang mulai dari 2,5 meter hingga 4 meter.

“Diperkirakan tinggi gelombang tersebut akan berlangsung selama dua hari ke depan,” ujar Anjar Triyono Hadi, prakirawan di Stasiun BMKG Banyuwangi. Gelombang tinggi tersebut, lanjut Anjar, membuat BMKG harus melakukan pemantauan setiap saat.

Prakirawan terus melihat perkembangan tinggi gelombang di perairan Banyuwangi. Pihak Stasiun BMKG juga mengimbau kepada masyarakat, terutama di Banyuwangi Selatan untuk mewaspadai tinggi gelombang tersebut.

Bagi para nelayan yang ingin berlayar untuk mewaspadai semua kemungkinan yang akan terjadi. Para nelayan diharapkan untuk tidak melaut selama gelombang tinggi terjadi dua hari ke depan.

Namun, seruan cuaca buruk itu tidak terlalu dianggap serius bagi warga pesisir Pantai Tanjung Batu, Dusun Wiradata, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro. Warga pesisir itu justru menggelar lomba balap perahu di musim angin dan gelombang laut.

Namun, perahu yang berlomba bukan perahu sebenarnya. Ini adalah jenis perahu mini. Dalam lomba kali ini, peserta yang berpartisipasi mencapai 64 orang. Puluhan peserta itu yang berasal dari wilayah Banyuwangi.

Tak pelak, lomba balap perahu layar mini ini menarik perhatian ratusan pengunjung. Para peserta diharuskan melepas perahu mininya di tengah pantai sejauh 200 meter. Selanjutnya perahu yang terbuat dari kayu dengan berat 5 Ons tersebut melaju dengan mengandalkan tiupan angin menuju tepi pantai.

Peserta sangat antusias mengikuti lomba perahu mini yang diadakan setiap setahun sekali tersebut. Untuk membuat satu unit perahu mini, mereka bisa menghabiskan duti Rp. 500.000.

Peserta biasanya membuat sendiri perahu mini yang akan dilombakan. Biayanya tentu saja berasal dari kocek biaya pribadi. “Biayanya banyak pada saat mengecat perahu. Setelah dicat perahu diberi anti gores agar terlihat mengkilap,” ungkap Jeky, 40, peserta lomba.

Dari hasil lomba sebanyak 9 etape tersebut, akhirnya didapatkan tiga juara. Sangat juara mendapatkan piala bergilir, sertifikat dan juga uang tunai. “Lomba ini untuk memeriahkan pantai Tanjung Batu. Agar banyak pengunjung yang datang ke sini,”ucap Samat, panitia lomba.

Lomba dimenangkan oleh perahu mini Kelabang hitam milik Abas, 40, warga Kampung Baru, Kelurahan Bulusan. Perahu mini itu berhasil mencatat waktu tercepat 2 menit 40 detik. Kemudian disusul posisi runner up oleh perahu mini Putri Wiradata, milik Nur, 35, asal Wiradata, Kelurahan Bulusan dengan catatan waktu 3 menit 5 detik.

“Saya sudah empat kali juara lomba ini. Syukur Alhamdulillah semoga dapat juara terus,” ujar Abas. Sementara juara tiga digondol oleh perahu mini Sinar Muda, Milik Andi, 30, asal Kampung Baru, Bulusan dengan menorehkan catatan waktu 3 menit 30 detik.

“Tadi perahu sempat memimpin didepan saat balapan. Tetapi karena kena ombak, jadi kesalip,” tandas Andi. (radar)