Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mantan Paskibraka Nasional Asal Banyuwangi, Ananda Micola Kini Berseragam Polisi: Berpangkat Bripda sebagai Penyidik Reskrimsus Polres Bangkalan

mantan-paskibraka-nasional-asal-banyuwangi,-ananda-micola-kini-berseragam-polisi:-berpangkat-bripda-sebagai-penyidik-reskrimsus-polres-bangkalan
Mantan Paskibraka Nasional Asal Banyuwangi, Ananda Micola Kini Berseragam Polisi: Berpangkat Bripda sebagai Penyidik Reskrimsus Polres Bangkalan

Radarbanyuwangi.id – Enam tahun lalu Ananda Micola masih mengenakan seragam paskibraka nasional dengan pakaian putih dipadu peci warna hitam. Seiring berjalannya waktu, alumnus SMK 17 Agustus 1945 Cluring itu sekarang berseragam polisi lengkap dengan pangkat Brigadir Dua (Bripda). Pria asal Desa Grajagan itu kini bertugas di Polres Bangkalan.

Ananda Micola terpilih menjadi anggota pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) nasional pada tahun 2018. Berkat piagam penghargaan dan pengalamannya menjadi pasukan delapan paskibraka nasional, pria kelahiran Banyuwangi 16 Mei 2002 ini lolos saat mendaftar sebagai anggota Polri.

”Alhamdulillah, pengalaman dan piagam penghargaan paskibraka sangat membantu dan menunjang sekali saat mendaftar sebagai anggota Polri,” ungkap Ananda Micola saat dihubungi melalui ponselnya tadi malam.

Sebelum dinyatakan sebagai polisi, perjalanan panjang masih harus dilalui. Piagam penghargaan tingkat nasional sebagai paskibraka ternyata tidak membuatnya serta-merta lolos menjadi anggota Polri. Semuanya butuh proses dan tahapan.

Apalagi, ketika itu kakinya pernah mengalami cedera usai bermain bola voli tarkam di kampungnya pesisir Pantai Grajagan. ”Saya masih ingat betul, setelah melaksanakan tugas sebagai paskibraka tahun 2018 mengalami kecelakaan. Kaki kiri cedera dislokasi (patah). Proses penyembuhan butuh waktu dua tahun. Saya sempat menganggur di rumah dengan membantu ayah mencari ikan di laut,” kenangnya.

Setelah dipastikan kakinya sembuh total, baru pada tahun 2020 Ananda mencoba mendaftar bintara Polri dari jalur prestasi atau bintara rekrutmen proaktif. Saat mendaftar, dia dinyatakan lolos dan mengikuti pendidikan selama delapan bulan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Mojokerto.

Baca Juga: Kesibukan Terkini Ayumi Sasaki, Mantan Paskibraka Asal Banyuwangi: Belum Beruntung Masuk Akpol, Kini Jadi Pelatih Paskibraka Provinsi

Ananda-Micola-1546966445.jpg

HARUMKAN BANYUWANGI: Ananda Micola sewaktu menjadi anggota paskibraka nasional pada tahun 2018. (Ananda Micola)

Baca Juga: Pom Mini dan Pikap Daihatsu Gran Max di Purwoasri Banyuwangi Terbakar, 2 Korban Alami Luka Bakar: Kerugian Rp 200 Juta

Selesai menjalani pendidikan, Ananda ditempatkan di Polda Jawa Timur di Satuan Samapta selama 1,5 tahun. Tak seberapa lama, dia mendapat tugas baru di Polres Bangkalan sebagai ajudan Wakapolres Bangkalan Kompol Jimmy Hasiholan Manurung.

”Sempat menjadi ajudan selama sepuluh bulan. Bapak Wakapolres kemudian dimutasi ke Polres Jember, saya dimutasi di Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Unit Tipikor Polres Bangkalan sebagai penyidik pembantu sampai sekarang,” kata suami Nensa Ayu Rahmadhani ini.

Berkat pengalamannya sebagai pasukan delapan paskibraka nasional, tawaran untuk menjadi pelatih paskibra juga kerap datang. Sebagai anggota Polri, tentu ada prosedur yang harus dilalui. ”Sebagai anggota Polri, saya meminta petunjuk dan arahan pimpinan karena tidak bisa sembarangan dinas luar,” tegasnya.

Bagi Ananda, bulan Agustus meninggalkan kesan tersendiri. Apalagi, jika mengingat tugas mulia sebagai paskibraka di Istana Negara pada 17 Agustus tahun 2018, Ananda tak bisa membendung air mata. Saat itu, ia menjadi pengerek bendera pada upacara penurunan bendera yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.

”Itu pengalaman yang sangat mengesankan dan berharga dalam hidup saya. Saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata, pokoknya sangat bangga dan luar biasa bisa menjadi bagian tim paskibraka nasional,” ungkapnya dengan suara parau dari seberang ponsel.

Diungkapkan Ananda, hampir semua paskibraka nasional dari Provinsi Jawa Timur saat ini diterima menjadi anggota Polri. ”Bagi adik-adik kami yang masih remaja di Banyuwangi, jangan pernah berkecil hati, entah apa pun latar belakang keluarga, asal usul, teruslah berusaha dan berdoa. Lakukan perbuatan-perbuatan baik, insya Allah nasib baik dan keberuntungan akan menyertai,” pesannya.


Page 2

Perjalanan Ananda untuk bisa lolos menjadi salah satu anggota paskibraka nasional pada 2018 cukup berliku. Begitu dinyatakan lolos, satu jam kemudian ibundanya Kholifah, 36, yang saat itu sedang sakit meninggal dunia.

Ananda mendapat kabar lolos menjadi anggota paskibraka sekitar pukul 03.00. Kabar gembira itu tidak panjang, satu jam kemudian ibunya yang sedang didampingi ayahnya, Sugianto, 39, dan tinggal di Dusun Kampung Baru, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, tutup usia karena menderita komplikasi penyakit.

Baca Juga: Tinggal Tunggu SK Gubernur, 50 Calon Anggota DPRD Banyuwangi Terpilih dalam Pemilu 2024 Segera Dilantik

Ibu kandung Ananda jatuh sakit sejak pulang menjadi TKI di Singapura pada Februari 2018. Kala itu ibunya dibawa ke rumah saudaranya di Muncar. Saat ibunya meninggal, sebenarnya keluarga tidak ingin mengabarkan pada Ananda.

Namun, salah satu keluarga berusaha meminta izin kepada pelatih agar Ananda bisa pulang sebentar saja. Setelah sampai di rumah, Ananda diberi tahu kalau ibunya meninggal. Sebelum meninggal, ibunya berpesan agar Ananda tetap menjadi anggota paskibraka. (abi/c1)


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Enam tahun lalu Ananda Micola masih mengenakan seragam paskibraka nasional dengan pakaian putih dipadu peci warna hitam. Seiring berjalannya waktu, alumnus SMK 17 Agustus 1945 Cluring itu sekarang berseragam polisi lengkap dengan pangkat Brigadir Dua (Bripda). Pria asal Desa Grajagan itu kini bertugas di Polres Bangkalan.

Ananda Micola terpilih menjadi anggota pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) nasional pada tahun 2018. Berkat piagam penghargaan dan pengalamannya menjadi pasukan delapan paskibraka nasional, pria kelahiran Banyuwangi 16 Mei 2002 ini lolos saat mendaftar sebagai anggota Polri.

”Alhamdulillah, pengalaman dan piagam penghargaan paskibraka sangat membantu dan menunjang sekali saat mendaftar sebagai anggota Polri,” ungkap Ananda Micola saat dihubungi melalui ponselnya tadi malam.

Sebelum dinyatakan sebagai polisi, perjalanan panjang masih harus dilalui. Piagam penghargaan tingkat nasional sebagai paskibraka ternyata tidak membuatnya serta-merta lolos menjadi anggota Polri. Semuanya butuh proses dan tahapan.

Apalagi, ketika itu kakinya pernah mengalami cedera usai bermain bola voli tarkam di kampungnya pesisir Pantai Grajagan. ”Saya masih ingat betul, setelah melaksanakan tugas sebagai paskibraka tahun 2018 mengalami kecelakaan. Kaki kiri cedera dislokasi (patah). Proses penyembuhan butuh waktu dua tahun. Saya sempat menganggur di rumah dengan membantu ayah mencari ikan di laut,” kenangnya.

Setelah dipastikan kakinya sembuh total, baru pada tahun 2020 Ananda mencoba mendaftar bintara Polri dari jalur prestasi atau bintara rekrutmen proaktif. Saat mendaftar, dia dinyatakan lolos dan mengikuti pendidikan selama delapan bulan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Mojokerto.

Baca Juga: Kesibukan Terkini Ayumi Sasaki, Mantan Paskibraka Asal Banyuwangi: Belum Beruntung Masuk Akpol, Kini Jadi Pelatih Paskibraka Provinsi

Ananda-Micola-1546966445.jpg

HARUMKAN BANYUWANGI: Ananda Micola sewaktu menjadi anggota paskibraka nasional pada tahun 2018. (Ananda Micola)

Baca Juga: Pom Mini dan Pikap Daihatsu Gran Max di Purwoasri Banyuwangi Terbakar, 2 Korban Alami Luka Bakar: Kerugian Rp 200 Juta

Selesai menjalani pendidikan, Ananda ditempatkan di Polda Jawa Timur di Satuan Samapta selama 1,5 tahun. Tak seberapa lama, dia mendapat tugas baru di Polres Bangkalan sebagai ajudan Wakapolres Bangkalan Kompol Jimmy Hasiholan Manurung.

”Sempat menjadi ajudan selama sepuluh bulan. Bapak Wakapolres kemudian dimutasi ke Polres Jember, saya dimutasi di Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Unit Tipikor Polres Bangkalan sebagai penyidik pembantu sampai sekarang,” kata suami Nensa Ayu Rahmadhani ini.

Berkat pengalamannya sebagai pasukan delapan paskibraka nasional, tawaran untuk menjadi pelatih paskibra juga kerap datang. Sebagai anggota Polri, tentu ada prosedur yang harus dilalui. ”Sebagai anggota Polri, saya meminta petunjuk dan arahan pimpinan karena tidak bisa sembarangan dinas luar,” tegasnya.

Bagi Ananda, bulan Agustus meninggalkan kesan tersendiri. Apalagi, jika mengingat tugas mulia sebagai paskibraka di Istana Negara pada 17 Agustus tahun 2018, Ananda tak bisa membendung air mata. Saat itu, ia menjadi pengerek bendera pada upacara penurunan bendera yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.

”Itu pengalaman yang sangat mengesankan dan berharga dalam hidup saya. Saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata, pokoknya sangat bangga dan luar biasa bisa menjadi bagian tim paskibraka nasional,” ungkapnya dengan suara parau dari seberang ponsel.

Diungkapkan Ananda, hampir semua paskibraka nasional dari Provinsi Jawa Timur saat ini diterima menjadi anggota Polri. ”Bagi adik-adik kami yang masih remaja di Banyuwangi, jangan pernah berkecil hati, entah apa pun latar belakang keluarga, asal usul, teruslah berusaha dan berdoa. Lakukan perbuatan-perbuatan baik, insya Allah nasib baik dan keberuntungan akan menyertai,” pesannya.