Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Masa Kampanye Pemilu Berbarengan Mendekati Liburan Nataru, Peredaran Upal (Uang Palsu) Marak

masa-kampanye-pemilu-berbarengan-mendekati-liburan-nataru,-peredaran-upal-(uang-palsu)-marak
Masa Kampanye Pemilu Berbarengan Mendekati Liburan Nataru, Peredaran Upal (Uang Palsu) Marak

GENTENG, Jawa Pos Radar Genteng – Ini bisa menjadi peringatan bagi para pedagang dan warga. Para masa kampenye pemilihan umum (Pemilu), yang berbarengan mendekati liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), peredaran uang palsu (upal) mulai marak terjadi.

Baru-baru ini, pengedar upal beraksi di warung kelontong milik Ahmad Junaidi, 31, di Dusun Jalen II, Desa Setail, Kecamatan Genteng, dan kejadiannya pada Sabtu (9/12). “Ada orang datang dengan membeli rokok,” terang Ahmad Junaidi.

Orang yang tidak dikenal dengan umur sekitar 45 tahun itu, jelas dia, saat membeli rokok dengan harga Rp 25 ribu menggunakan uang pecahan Rp 100 ribu. “Datang pada siang, sekitar pukul 12.00,” kata Junaidi pada Jawa Pos Radar Genteng.

Pria yang datang dengan naik motor dan tidak melepas helm itu, terang dia, setelah mendapat rokok dan uang kembalian langsung pergi. “Saya tidak mengenali, selama ini juga tidak pernah beli di sini,” ucapnya.

Junaidi mengaku di warungnya ada alat pendeteksi keaslian uang. Hanya saja, saat ada pembeli rook dengan uang pecahan Rp 100 ribu itu uangnya tidak dicek. “Kebetulan pas ramai, sehingga tidak sempat ngecek dulu,” tuturnya.

Baca Juga: BRI Mentoring UMKM Hingga Naik Kelas

Baru sekitar pukul 15.00, jelas dia, keberadaan upal diketahui. Itu saat menghitung semua uang hasil penjualan sejak pagi. Saat menghitung itu, merasakan ada satu lembar uang saat dipegang terasa aneh. “Saya amati dengan jelas ternyata yang palsu hanya satu sisi saja, sisi lainnya seperti uang asli,” ungkapnya. 

Merasa penasaran, Junaidi langsung mengecek dengan mesin pendeteksi. Hasilnya, tanda logo Bank Indonesia (BI) sebagai bukti keaslian uang tidak muncul. “Ternyata palsu, saya langsung tahu siapa yang beli pakai uang itu, karena hari itu hanya pria tadi yang beli pakai pecahan Rp 100 ribu,” ungkapnya.

Tidak hanya Junaidi, kejadian serupa juga menimpa Masrima, 45, yang memiliki Toko Madura di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Sempu, tepatnya depan Stasiun Kalisetail pada Sabtu (9/12), atau hari yang sama dengan Junaidi. “Orangnya beli rokok pakai uang palsu, yang dibeli rokok harga Rp 9.000,” katanya.

Tidak jauh beda dengan yang terjadi pada Junaidi, menurut Masrima, pelaku dalam beraksi saat tokonya sedang ramai pembeli. “Saat itu toko sedang ramai, jadi tidak sempat memeriksa uangnya,” ujarnya.

Masrima yang tinggal di Kabupaten Sumenep, Madura, itu mengaku ada pembeli yang menggunakan upal baru kali pertama terjadi di tokonya. “Sebelumnya belum pernah, sekarang mau beli alat pendeteksi uang, untuk jaga-jaga,” pungkasnya seraya menyebut tak berniat melapor ke polisi.(sas/abi)

Sumber: Jawa Pos Radar Genteng