Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Mencetak Ribuan Penari Gandrung tanpa Pamrih

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

mencetakPenari gandrung legendaris, Temuk Misti, mendapat penghargaan bergengsi dalam ajang “Kartini Indi Women Award 2013” di Jakarta. Dia dinilai sebagai tokoh perempuan daerah yang memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan bangsa.

PENGHARGAAN yang diterima Temuk itu merupakan penghargaan atas dedikasi dan perjuangannya dalam mengembangkan seni budaya daerah. Sebagai penari gandrungsenior, Temuk sudah berhasil menelurkan generasi baru di bidang seni tari gandrung. Temuk sangat gigih mencetak pe nari gandrung tanpa pamrih. Melalui ketulusan Temuk, ribuan pe nari gandrung berhasil dicetak menjadi kebanggaan Banyuwangi dan kebanggaan Indonesia.

Kegigihan Temuk melestarikan tari khas Banyuwangi itu mengantarkannya memperoleh penghargaan tingkat nasional. Tari gandrung merupakan tari khas Banyuwangi yang tidak dimiliki daerah lain. Selain sudah dikenal secara nasional, tari gandrung juga sudah di kenal masyarakat internasional. Temuk memiliki peran besar dalam mengenalkan tari gandrung kepada masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional. Penyelenggara penghargaan itu yakni PT Telkom Indonesia Tbk.

Kali ini prestasi tersebut diraih Temuk Misti, penari Gandrung kebanggaan Banyuwangi yang dikenal dengan nama Gandrung Temuk. Penghargaan yang diterima perempuan kelahiran 20 April 1953 diberikan atas pertimbangan kemahiran menyanyikan lagu Osing dengan cangkok yang khas. Atas prestasi itu, Temuk menyabet penghargaan di kategori seni budaya. Penghargaan yang diserahkan pada Senin malam (29/4) di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, itu merupakan penghargaan tinggi PT Telkom terhadap perempuan Indonesia.

Temuk adalah satu di antara 21 perempuan inspiratif yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan bangsa Indonesia Dia juga dinilai mampu menggunakan ke canggihan digital untuk memberi makna lebih terhadap diri dan perjuangannya melalui seni budaya daerah. Ke-21 perempuan inspiratif yang mendapatkan penghargaan itu merupakan hasil seleksi dari 100 nama perempuan se-Indonesia yang dibagi ke dalam tujuh kategori, antara lain kategori indi woman entrepreneur (perempuan yang berhasil membangun usaha dengan memanfaatkan teknologi digital.

Di tandai dengan penggunaan website/ blog/social media dalam pengembangan bis nis), indi women profesi (perempuan yang berhasil meniti karirnya karena memanfaatkan teknologi digital, khususnya internet beserta turunannya: social media, blog, e-commerce), indi women educator (perempuan yang peduli ter hadap perkembangan pendidikan, khususnya pengembangan pembelajaran melalui media internet), dan indi women environmentalist (perempuan yang aktif menggalakkan kelestarian lingkungan hidup dengan memanfaatkan teknologi digital, khususnya internet dan turunannya: social media, blog,e-commerce).

Selain itu, juga indi women socio activist (perempuan yang peduli terhadap permasalahan sosial dan aktif memberikan perubahan di masyarakat menggunakan teknologi digital, khususnya internet: social media, blog, e-commerce), indi women technologist (perempuan yang berhasil membuat terobosan-terobosan baru di bidang teknologi, di antaranya teknologi pangan, industri, informasi, dan kedokteran, menggunakan teknologi digital khususnya internet dan turunannya: social media, blog, e-commerce).

Selain itu, juga kategori indi women cultural artist (perempuan yang berhasil menciptakan karya-karya seni dengan memanfaatkan teknologi digital, khususnya internet: social media, blog, e-commerce untuk mempublikasikan karya-karyanya). Penghargaan itu diberikan Menteri Ne gara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Linda Ama liasari Gumelar. Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk, Arif Yahya, ikut mendampingi penyerahan penghargaan itu.

Dalam pemberian penghargaan itu, panitia sempat menyebut suara Temuk sebagai Eksotisme Timur. Pada kesempatan itu, Temuk sempat didaulat menyanyikan dua lagu Osing di hadapan audiens dari seluruh Indonesia yang hadir. Salah satu lagu yang dinyanyikan Temuk adalah “Ojo Cilik Ati”. “Penghargaan yang diterima Bu Temuk ini harus menginspirasi para penari gandrung junior untuk terus berkarya dan berinovasi melestarikan budaya daerahnya,” tutur Adi Purwadi, pengamat seni budaya Banyuwangi yang mendampingi Temuk menerima penghargaan di Jakarta. (radar)