Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mengapa Umbul‑Umbul Merah Putih Penting Saat Agustus? Ini Dia Makna dan Sejarahnya

mengapa-umbul‑umbul-merah-putih-penting-saat-agustus?-ini-dia-makna-dan-sejarahnya
Mengapa Umbul‑Umbul Merah Putih Penting Saat Agustus? Ini Dia Makna dan Sejarahnya

radarbanyuwangi.jawapos.com – Saat bulan Agustus tiba, hampir setiap jalanan di Indonesia dihiasi umbul‑umbul merah putih menjulang tinggi. Tetapi, tahukah kamu, bahwa tradisi ini bukan sekadar dekorasi semata?

Umbul‑umbul adalah sejenis bendera panjang dan sempit, biasanya dipasang secara vertikal atau diagonal pada tiang bambu atau logam. Bentuknya khas, ujungnya meruncing atau bergelombang, dan sering berkibar anggun tertiup angin.

Secara budaya, umbul‑umbul sudah digunakan masyarakat Jawa dan Bali sejak zaman kerajaan.

Pada zaman itu, umbul‑umbul berfungsi sebagai penanda acara besar atau simbol status. Di Bali, bahkan di asosiasikan dengan kehadiran para dewa saat festival keagamaan.

Kini, setiap tahun mulai 1 hingga 31 Agustus, pemerintah seperti melalui imbauan Mensesneg mengajak warga memasang umbul‑umbul dan bendera merah putih untuk memeriahkan peringatan HUT RI. Hal ini juga diatur dalam UU No. 24 Tahun 2009 mengenai simbol negara.

Umbul‑umbul bukan hanya ekspresi visual, tapi simbol patriotisme. Warna merah melambangkan keberanian, sementara putih melambangkan kesucian.

Menyaksikan umbul‑umbul berkibar beramai‑ramai memperkuat semangat kebersamaan dan rasa cinta tanah air.

Selain itu, pemasangan umbul‑umbul juga memperindah lingkungan sekitar. Jalan, gang, dan kawasan publik terlihat lebih meriah.

Banyak komunitas dan pejabat daerah bahkan mengadakan lomba dekorasi lingkungan dengan tema umbul‑umbul.

Umbul‑umbul juga berfungsi sebagai penanda lokasi kegiatan perayaan, seperti lomba 17-an, karnaval, atau upacara.

Dalam konteks praktis, warnanya yang mencolok dan bentuknya yang vertikal membuat umbul‑umbul mudah dilihat dari jauh.

Secara sosial, kegiatan memasang umbul‑umbul dilakukan secara gotong royong. Warga dari berbagai usia bekerja sama mempersiapkannya, menciptakan ikatan kolektif yang kuat. Tradisi ini juga menjadi wujud hormat kepada proklamator Republik Indonesia.

Penulis: Devi Fathihatul Asliha | magang jurnalistik Radar Banyuwangi

Ikuti terus berita ter-update Radar Banyuwangi di Google News

Sumber: merdeka.com, rri.co.id, wikipedia, kompas.tv