RadarBanyuwangi.id – Pebalap Mercedes, George Russell, mengakui bahwa timnya menghadapi sejumlah tanda tanya besar terkait performa menjelang Grand Prix Miami 2025.
Meski Mercedes saat ini berada di posisi kedua klasemen konstruktor, Russell menyebut bahwa secara rata-rata, tim berjuluk Silver Arrows itu merupakan tim tercepat ketiga di grid.
Dalam sesi konferensi media menjelang GP Miami, Russell secara terbuka menyampaikan bahwa raihan tiga podium yang sudah ia kumpulkan musim ini justru melampaui ekspektasi awal tim di pramusim.
Namun, ia juga menekankan bahwa pencapaian tersebut lebih disebabkan oleh konsistensi ketimbang keunggulan kecepatan murni.
“Kami bukan tim tercepat kedua jika dilihat dari performa murni. McLaren dan Red Bull punya keunggulan, dan Ferrari pun tampil kuat. Tapi kami berhasil menjaga konsistensi dan memaksimalkan setiap peluang,” jelas Russell.
Baca Juga: 5 Peralatan Rumah Tangga dari Bambu, Ramah Lingkungan dan Estetis
Tantangan di Jeddah dan Ketidakpastian di Miami
Russell juga menyinggung penampilan di GP Arab Saudi yang disebut oleh Toto Wolff sebagai performa terburuk Mercedes musim ini.
Finis di posisi kelima menjadi sinyal bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama terkait pengelolaan suhu ban.
“Ban terlalu panas saat itu. Saya terlalu memaksakan mobil untuk mengejar dua pebalap di depan, dan akhirnya performa menurun drastis,” ujar Russell.
Ia juga mengakui bahwa karakter sirkuit Miami yang mirip dengan Jeddah dari sisi suhu dan permukaan lintasan bisa jadi tantangan tersendiri.
Baca Juga: Sastrawan Sofyan RH. Zaid Berbagi Ilmu Menulis Puisi Bersama 200 Guru Bahasa Indonesia se-Banyuwangi
Fokus pada Kualifikasi, Hati-Hati Saat Balapan
Meskipun meragukan potensi saat balapan, Russell tetap yakin Mercedes memiliki keunggulan dalam sesi kualifikasi.
Ia berharap strategi yang tepat dan pemahaman dari pengalaman sebelumnya dapat membantu tim meraih hasil maksimal.
“Pace saat kualifikasi biasanya cukup bagus. Tapi untuk balapan, masih ada tanda tanya besar. Kita lihat saja nanti apakah pelajaran dari Jeddah bisa diterapkan dengan baik,” ungkap Russell.
Page 2
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Pebalap Mercedes, George Russell, mengakui bahwa timnya menghadapi sejumlah tanda tanya besar terkait performa menjelang Grand Prix Miami 2025.
Meski Mercedes saat ini berada di posisi kedua klasemen konstruktor, Russell menyebut bahwa secara rata-rata, tim berjuluk Silver Arrows itu merupakan tim tercepat ketiga di grid.
Dalam sesi konferensi media menjelang GP Miami, Russell secara terbuka menyampaikan bahwa raihan tiga podium yang sudah ia kumpulkan musim ini justru melampaui ekspektasi awal tim di pramusim.
Namun, ia juga menekankan bahwa pencapaian tersebut lebih disebabkan oleh konsistensi ketimbang keunggulan kecepatan murni.
“Kami bukan tim tercepat kedua jika dilihat dari performa murni. McLaren dan Red Bull punya keunggulan, dan Ferrari pun tampil kuat. Tapi kami berhasil menjaga konsistensi dan memaksimalkan setiap peluang,” jelas Russell.
Baca Juga: 5 Peralatan Rumah Tangga dari Bambu, Ramah Lingkungan dan Estetis
Tantangan di Jeddah dan Ketidakpastian di Miami
Russell juga menyinggung penampilan di GP Arab Saudi yang disebut oleh Toto Wolff sebagai performa terburuk Mercedes musim ini.
Finis di posisi kelima menjadi sinyal bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama terkait pengelolaan suhu ban.
“Ban terlalu panas saat itu. Saya terlalu memaksakan mobil untuk mengejar dua pebalap di depan, dan akhirnya performa menurun drastis,” ujar Russell.
Ia juga mengakui bahwa karakter sirkuit Miami yang mirip dengan Jeddah dari sisi suhu dan permukaan lintasan bisa jadi tantangan tersendiri.
Baca Juga: Sastrawan Sofyan RH. Zaid Berbagi Ilmu Menulis Puisi Bersama 200 Guru Bahasa Indonesia se-Banyuwangi
Fokus pada Kualifikasi, Hati-Hati Saat Balapan
Meskipun meragukan potensi saat balapan, Russell tetap yakin Mercedes memiliki keunggulan dalam sesi kualifikasi.
Ia berharap strategi yang tepat dan pemahaman dari pengalaman sebelumnya dapat membantu tim meraih hasil maksimal.
“Pace saat kualifikasi biasanya cukup bagus. Tapi untuk balapan, masih ada tanda tanya besar. Kita lihat saja nanti apakah pelajaran dari Jeddah bisa diterapkan dengan baik,” ungkap Russell.