radarbanyuwangi.jawapos.com – Proses pengeboran dan pengecoran dalam penanganan longsor di Jalur Gumitir telah rampung.
Itu artinya, mesin berukuran besar yang menjadi alasan utama penutupan jalur berkelok tersebut sudah diangkut dari jalan yang menghubungkan Banyuwangi–Jember.
Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, lokasi perbaikan yang semula tertutup akibat keberadaan dua bore pile kini sudah tampak lengang.
Baca Juga: Pengerjaan Jalur Gumitir Capai 50 Persen, Ditarget Rampung September Lebih Cepat dari Jadwal
Namun, arus lalu lintas di jalur tersebut masih belum bisa dibuka.
“Masih belum bisa buka tutup, ini menyangkut keselamatan pekerja dan pengguna jalan,” kata pelaksana proyek, Andre Pandora.
Andre menjelaskan, meski bore pile sudah tidak digunakan, pekerja masih membutuhkan bantuan alat berat untuk tahapan berikutnya.
“Setelah ini ada pemasangan capping beam dan pemasangan U-ditch beton (saluran drainase berbentuk huruf U),” ujarnya.
Menurutnya, pemasangan material tersebut membutuhkan mobilitas ekskavator secara intensif di lokasi yang sempit dan miring.
Kondisi itu mengharuskan pekerjaan dilakukan dalam area steril tanpa gangguan lalu lintas.
“Nanti tetap perlu alat berat lalu lalang, sehingga belum bisa open traffic sekarang,” jelasnya.
Andre menegaskan, pembukaan arus lalu lintas berisiko tinggi memicu kecelakaan kerja, terutama jika kendaraan besar seperti truk tebu melintas.
“Jalur tersebut memiliki kemiringan ekstrem. Saat dicek surveyor, perbedaan ketinggiannya mencapai hampir satu meter,” terangnya.
Kondisi tersebut juga menjadi penyebab banyak kendaraan besar kerap terguling di tikungan Mbah Singo.
Page 2
Page 3
radarbanyuwangi.jawapos.com – Proses pengeboran dan pengecoran dalam penanganan longsor di Jalur Gumitir telah rampung.
Itu artinya, mesin berukuran besar yang menjadi alasan utama penutupan jalur berkelok tersebut sudah diangkut dari jalan yang menghubungkan Banyuwangi–Jember.
Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, lokasi perbaikan yang semula tertutup akibat keberadaan dua bore pile kini sudah tampak lengang.
Baca Juga: Pengerjaan Jalur Gumitir Capai 50 Persen, Ditarget Rampung September Lebih Cepat dari Jadwal
Namun, arus lalu lintas di jalur tersebut masih belum bisa dibuka.
“Masih belum bisa buka tutup, ini menyangkut keselamatan pekerja dan pengguna jalan,” kata pelaksana proyek, Andre Pandora.
Andre menjelaskan, meski bore pile sudah tidak digunakan, pekerja masih membutuhkan bantuan alat berat untuk tahapan berikutnya.
“Setelah ini ada pemasangan capping beam dan pemasangan U-ditch beton (saluran drainase berbentuk huruf U),” ujarnya.
Menurutnya, pemasangan material tersebut membutuhkan mobilitas ekskavator secara intensif di lokasi yang sempit dan miring.
Kondisi itu mengharuskan pekerjaan dilakukan dalam area steril tanpa gangguan lalu lintas.
“Nanti tetap perlu alat berat lalu lalang, sehingga belum bisa open traffic sekarang,” jelasnya.
Andre menegaskan, pembukaan arus lalu lintas berisiko tinggi memicu kecelakaan kerja, terutama jika kendaraan besar seperti truk tebu melintas.
“Jalur tersebut memiliki kemiringan ekstrem. Saat dicek surveyor, perbedaan ketinggiannya mencapai hampir satu meter,” terangnya.
Kondisi tersebut juga menjadi penyebab banyak kendaraan besar kerap terguling di tikungan Mbah Singo.