Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Nenek 80 Tahun Ditemukan Meninggal di Kamar, Penyebab Tidak Wajar, Keluarga Minta Diotopsi – Radar Banyuwangi

nenek-80-tahun-ditemukan-meninggal-di-kamar,-penyebab-tidak-wajar,-keluarga-minta-diotopsi-–-radar-banyuwangi
Nenek 80 Tahun Ditemukan Meninggal di Kamar, Penyebab Tidak Wajar, Keluarga Minta Diotopsi – Radar Banyuwangi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SITUBONDO, RadarBanyuwangi.id – Warga Dusun Karang Anyar, Desa Kasambirampak, Kecamatan Kapongan, Situbondo, dihebohkan dengan penemuan mayat  Sumini, 70, di dalam rumahnya, Selasa malam (2/1).

Meninggalnya lansia tersebut dianggap tidak wajar oleh keluarga. Diduga dia menjadi korban pembunuhan.

Hasan Basri, anak kandung Almarhum Sumini mengatakan bahwa dirinya sangat kaget mendengar kabar ibunya meninggal. Sebab, sebelum dia berangkat  bekerja masih melihat ibunya keluar masuk rumah.

“Sebelum saya kerja, ibu saya masih keluar masuk rumah. Pagi-pagi ibu saya masih sehat. Habis itu ya saya tinggal angon bebek ke persawahan di Desa Klampokan,” ujar Hasan.

Baca Juga: Pedagang Pasar Loak Optimistis Tetap Ramai, Pasca Direlokasi ke Belakang Pasar Hewan Resomulyo

Dikatakan,  setelah pulang kerja dia langsung mandi dan Salat Magrib di dalam rumah. Usai Salat Magrib, Hasan Basri keluar rumah. Ternyata, di luar rumah sudah banyak orang berkumpul.

“Habis Salat Magrib saya masih santai-santai dulu, setelah mau keluar dari rumah kok banyak orang. Ya saya tanya, mau apa kok ngumpul? Ternyata ada yang bilang kalau ibu saya meninggal. Lah ya saya kaget,” ujar Hasan.

Dia pun langsung melihat kondisi ibunya. Ternyata wajahnya hitam dan dari hidungnya mengeluarkan darah.

“Ibu saya itu sehat, tidak sakit apa pun, wajahnya juga tidak hitam seperti itu. Masak kalau mati biasa akan keluar darah, tidak mungkin lah,” ungkap Hasan.

Baca Juga: Merasa Dilecehkan Sang Guru, 7 Siswi SMP di Muncar Banyuwangi Lapor Polisi

Hasan mengatakan, kasus tersebut harus diusut tuntas. Sehingga pihak keluarga tidak curiga kepada siapa pun. Akhirnya, mayat Sumini dirujuk ke ruang jenazah rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Abdoer Rahem Situbondo untuk diotopsi.

“Ibu saya harus diotopsi, saya mau tahu apakah ibu mati karena penyakit, atau dibunuh orang,” tegas anak kedua dari tiga bersaudara itu.

Informasi yang dihimpun koran ini, dua anak kandung Sumini sama-sama tidak akur dengan orang tuanya. 

Bahkan, anaknya sendiri yang menuduh almarhum Sumini adalah tukang santet. Akhirnya dua anak sumini sudah lama tidak bertegur sapa.

Sumber: Jawa Pos Radar Situbondo


Page 2

“Dua anak Sumini yang rumahnya berdekatan sama-sama tidak saling sapa. Yang masih akrab dengan  Sumini hanya satu anak, yang sedang kerja di Bali. Buktinya, tidak ada anaknya yang sedih,” kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Baca Juga: BBKSDA Beber Alasan Pendakian Menuju Kawah Ijen Ditutup Pasca Libur Nataru

Kasat Reskrim Polres Situbondo, AKP Momon menegaskan jika pihaknya masih melakukan proses penyelidikan. Selain itu, juga menunggu hasil otospi dari pihak RSUD.

“Kami sudah melakukan olah TKP, kami juga mengamankan sejumlah barang bukti. Indikasi meninggalnya Nenek Sumini masih dalam penyelidikan dan kita tunggu saja perkembangannya,” ujar Momon.

Masih kata Kasatreskrim, pihaknya juga mengamankan Muallim, suami Sumini. Sebab, dia adalah orang yang mengetahui pertama kali kematian Sumini.

“Suami dari korban juga kami amankan untuk diperiksa karena yang bersangkutan yang mengetahui terakhir kali, jika korban meninggal dalam rumah,” katanya. (hum/pri)

Sumber: Jawa Pos Radar Situbondo


Page 3

SITUBONDO, RadarBanyuwangi.id – Warga Dusun Karang Anyar, Desa Kasambirampak, Kecamatan Kapongan, Situbondo, dihebohkan dengan penemuan mayat  Sumini, 70, di dalam rumahnya, Selasa malam (2/1).

Meninggalnya lansia tersebut dianggap tidak wajar oleh keluarga. Diduga dia menjadi korban pembunuhan.

Hasan Basri, anak kandung Almarhum Sumini mengatakan bahwa dirinya sangat kaget mendengar kabar ibunya meninggal. Sebab, sebelum dia berangkat  bekerja masih melihat ibunya keluar masuk rumah.

“Sebelum saya kerja, ibu saya masih keluar masuk rumah. Pagi-pagi ibu saya masih sehat. Habis itu ya saya tinggal angon bebek ke persawahan di Desa Klampokan,” ujar Hasan.

Baca Juga: Pedagang Pasar Loak Optimistis Tetap Ramai, Pasca Direlokasi ke Belakang Pasar Hewan Resomulyo

Dikatakan,  setelah pulang kerja dia langsung mandi dan Salat Magrib di dalam rumah. Usai Salat Magrib, Hasan Basri keluar rumah. Ternyata, di luar rumah sudah banyak orang berkumpul.

“Habis Salat Magrib saya masih santai-santai dulu, setelah mau keluar dari rumah kok banyak orang. Ya saya tanya, mau apa kok ngumpul? Ternyata ada yang bilang kalau ibu saya meninggal. Lah ya saya kaget,” ujar Hasan.

Dia pun langsung melihat kondisi ibunya. Ternyata wajahnya hitam dan dari hidungnya mengeluarkan darah.

“Ibu saya itu sehat, tidak sakit apa pun, wajahnya juga tidak hitam seperti itu. Masak kalau mati biasa akan keluar darah, tidak mungkin lah,” ungkap Hasan.

Baca Juga: Merasa Dilecehkan Sang Guru, 7 Siswi SMP di Muncar Banyuwangi Lapor Polisi

Hasan mengatakan, kasus tersebut harus diusut tuntas. Sehingga pihak keluarga tidak curiga kepada siapa pun. Akhirnya, mayat Sumini dirujuk ke ruang jenazah rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Abdoer Rahem Situbondo untuk diotopsi.

“Ibu saya harus diotopsi, saya mau tahu apakah ibu mati karena penyakit, atau dibunuh orang,” tegas anak kedua dari tiga bersaudara itu.

Informasi yang dihimpun koran ini, dua anak kandung Sumini sama-sama tidak akur dengan orang tuanya. 

Bahkan, anaknya sendiri yang menuduh almarhum Sumini adalah tukang santet. Akhirnya dua anak sumini sudah lama tidak bertegur sapa.

Sumber: Jawa Pos Radar Situbondo