Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Operasi Gratis Penderita CTEV dan Polidaktili

BAKSOS:Pasien operasi di RS Al Huda dikunjungi pengurus Ikatan Pengusaha Jember dan Dandim 0824 Jember.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
BAKSOS:Pasien operasi di RS Al Huda dikunjungi pengurus Ikatan Pengusaha Jember dan Dandim 0824 Jember.

RS Al Huda Perluas Cakupan Aksi Sosial

GAMBIRAN–Aksi sosial operasi gratis yang dilakukan Rumah Sakit (RS) Al Huda Gambiran tak hanya sebatas untuk penderita katarak, bibir sumbing, dan hernia. Karena banyaknya permintaan masyarakat, RS Al Huda menambah satu lagi aksi sosial operasi gratis untuk kaum dhuafa bagi penderita congenital talipes equinovarus/ clubfoot (CTEV) dan Polidaktili.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RS Al Huda dr. Indiati, MMRS, yang menjabat koordinator aksi sosial itu menjelaskan, aksi sosial RS Al Huda secara rutin dilakukan sebagai bentuk semangat memberi dan berbagi. Semangat aksi sosial itu mendasari kebijakan manajemen dalam perluasan diagnosa kasus yang akan mendapat bantuan operasi gratis.

Kali ini sasarannya penderita CTEV, yang di Indonesia secara awam lebih dikenal sebagai kaki pengkor. “Sedangkan, polidaktili adalah pasien memiliki jumlah jari kaki atau tangan melebihi jumlah normal,” jelasnya kemarin. Indiati menambahkan, CTEV merupakan kelainan bawaan (kongenital) kaki. Mudah mendiagnosisnya, tetapi sulit mengoreksinya secara sempurna. Derajat beratnya deformitas (kecacatan tulang) dapat ringan, sedang atau berat. Hal itu tergantung fl eksibilitas atau adanya resistensi atau kekebalan terhadap koreksi yang dilakukan.

CTEV bersifat rigid atau kaku, menimbulkan deformitas yang menetap bila tidak segara dikoreksi,” paparnya. Sedangkan polidaktili, lanjut dokter yang akrab disapa Indi itu, suatu kelainan yang diwariskan secara genetik. “Penderita mendapatkan tambahan jari pada satu atau dua tangannya dan atau pada kakinya,” tuturnya. Polidaktili juga dikenal sebagai hyperdaktili. “Tempat jari tambahan tersebut berbeda-beda, ada yang di dekat ibu jari, dan ada pula yang berada di dekat jari kelingking,” jlentrehnya.

Polidaktili disebabkan kelainan gen pada waktu pembentukan organ tubuh janin. “Ini terjadi pada waktu ibu hamil muda atau enam bulan pertama pembentukan organ tubuh,” paparnya. Kemungkinan yang terjadi karena ibu si bayi mengkonsumsi banyak makanan yang mengandung bahan pengawet. Mungkin juga di dalamnya ada unsur lain yang menyebabkan gangguan pertumbuhan. “Kelebihan jumlah jari tidak menimbulkan masalah selain kelainan bentuk tubuh,” tambahnya. Lanjut Indi, kepedulian adalah modal utama dalam kegiatan ini.

Maka dari itu, pihaknya mengajak semua kalangan untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan aksi sosial tersebut. Bagi yang mempunyai informasi mengenai penderita CTEV dan polidaktili dari kaum dhuafa, ajak dia, dapat merekomendasikannya dengan mendaftarkan peserta dalam kegiatan aksi sosial tersebut.

Kepedulian Anda merupakan jalan bagi perubahan hidup penderita agar dapat menjalani hidup yang lebih baik,” pesannya. Terkait persyaratan untuk dapat mendaftar dalam kegiatan aksi sosial ini, bisa menghubungi nomoro telepon (0333) 842033 ext. 317. Atau kontak pribadi dr. Indiati, MMRS di 08123482308. Bisa juga langsung datang ke RS Al Huda, Bagian Poliklinik Rawat Jalan, Jl. Raya Gambiran No. 225, Gambiran.(radar)

Kata kunci yang digunakan :