RadarBanyuwangi.id – Ratusan perahu dan kapal milik para nelayan Muncar, terjebak air laut yang sedang surut. Akibatnya, mereka tidak bisa melaut dan hanya bersandar di sekitar kolam pelabuhan, Minggu (27/4).
Fenomena itu biasa dikenal dengan pasang surut musim semi. Pada musim seperti ini, biasanya para nelayan memilih untuk libur bekerja. “Ini biasa mau peggantian bulan, mulai tanggal 27 pada bulan Jawa hingga tanggal 3 bulan Jawa. Selain itu saat padagangan tanggal 14, 15, dan 16 pada bulan Jawa,” kata salah satu nelayan Muncar, Edi Siswanto, 45.
Liburnya nelayan, kata dia, karena perahu dan kapal terjebak di tepi pantai. Sedangkan air laut, berada jauh dari pantai dan perahu tidak bisa berlayar. “Perahu tidak bisa berlayar saat terjebak air surut,” katanya nelayan asal Dusun Kalimati, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar itu.
Baca Juga: Berada di di Tengah Laut, Nelayan Muncar Banyuwangi Ditemukan Tak Bernyawa di Bagangan
Menurut Edi, sebenarnya nelayan masih bisa melaut, bila saat air laut pasang segera mengantar perahu ke tengah laut demi mengantisipasi datangnya air surut. “Air mulai surut sekitar pukul 13.00, sedangkan kami biasa berangkat melaut sekitar pukul 15.00, jadi perahu tidak bisa berlayar,” ungkapnya.
Edi menyebut, saat ini memasuki musim angin timur dan para nelayan mencari ikan jenis tongkol. Untuk menangkap ikan, nelayan hanya menggunakan jaring. “Jiak musim angin barat, kami menggunakan alat bantu lampu untuk menangkap ikan lemuru,” cetus nelayan lainnya, Untung, 45.
Perbedaan angin barat, kata dia, nelayan menggunakan lampu untuk memancing ikan masuk ke jaring, sehingga tinggal menunggu datangnya ikan lemuru. Ketika angin timur, ikan sudah tidak mau datang ketika diberi lampu. “Jadi kalau angin timur, kita sudah tidak menggunakan lampu, serta ikannya tongkol,” terangnya.(cw3/abi)