Destinasi super prioritas (DSP) yang perubahannya belum terlalu terlihat adalah Likupang. Pengusaha masih melihat tiket mahal, atraksi dan peran kepala daerah yang masih kurang serius.
Ketum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Hariyadi Sukamdani, yang menyentil soal perkembangan DSP Likupang ini. Ia menyebut bahwa masih banyak keterbatasan di sana, itu dibandingkan dengan Labuan Bajo hingga Danau Toba.
“Nah kalau yang saya dapat laporan sih belum ya. Memang dari awal juga Likupang ini apa kan perlu dilihat daya dukungnya, daya tariknya apa, gitu ya,” kata Hariyadi, Rabu (31/1/2024).
“Memang di sana kan sebetulnya, apa banyak keterbatasannya. Jadi kalau dia itu tidak berjalan lancar kita sudah tahu dari awal gitu. Bahwa apa nih daya tariknya yang membuat orang mau datang gitu ya, itu memang kurang di sana,” imbuh dia
Lalu apa yang kurang dari Likupang ini? Hariyadi mengatakan bahwa atraksi di sana harus diperhatikan betul juga faktor lain seperti akses yang terjangkau.
“Atraksinya kurang, aksesibility-nya itu juga terbatas juga. Karena mahal kan ke sana. Karena dari Jakarta mahal itu, nah aksesibilitynya mahal,” kata dia.
“Nah jadi ya kalau atraksinya kekurangan juga gimana orang kan juga mungkin pilih tempat lain gitu,” kata dia.
“Akomodasinya juga masih kurang. Dan sekarang akomodasi sama atraksi ini kan seiringan kalau,” ungkap dia.
Hariyadi lalu memberi contoh dengan pembangunan di Mandalika. Di mana di sana hotelnya juga belum banyak karena pengusaha tidak akan mau membangun hotel kalau enggak ada tamunya.
“Sama aja Likupang juga seperti itu,” tegas dia.
Apakah Likupang kurang dipromosikan?
Hariyadi menyebut bahwa atraksinya dulu yang harus diperhatikan. Jadi, bukan berarti likupang nggak bisa dikembangkan.
“Bisa! Tapi tergantung dari pemerintah di sana dan pelaku pariwisata di sana yang menjadi motornya di Likupang itu juga harus aktif,” kata dia.
“Kayak saya bilang bukannya enggak bisa ya, buktinya dulu Wakatobi waktu zaman dulu dengan segala keterbatasannya maju itu dulu, gitu loh. Padahal itu kan daerahnya juga susah tuh,” tegas dia menerangkan.
Mencontoh Banyuwangi
Kemudian, daya tarik di Likupang menurut para pengusaha juga masih menjanjikan karena hampir mirip dengan tempat. Namun, dengan keterlibatan serius pemerintah setempat maka suatu destinasi akan berkembang dengan pesat.
“Alam. Di sana lebih ke alam ya, pantai itu dan golf mungkin di sana. Tapi itu tadi kan kalau pantai dan main golf Indonesia kan negara kepulauan banyak banget pantainya gitu, saingannya banyak,” kata Hariyadi.
“Golf juga banyak gitu kan. Jadi harus ada spesifik gitu loh. Makanya kenapa misalnya Banyuwangi begitu dikelola oleh kepala daerah yang bagus ya langsung naik karena dia punya keunikan kan,” terang dia.
“Dia jualannya gitu kan, blue fire di dunia hanya ada dua blue fire, satu di Islandia dan satu di Banyuwangi ya, kan gitu. Kan orang mau datang gitu loh. Nah itu harus ada keunikannya apa,” ucap Hariyadi.
Simak Video “Hasil Ikan Berlimpah, Nasabah UMi Kian Sumringah“
[Gambas:Video 20detik]
(msl/wsw)