Pembangunan breakwater (pemecah ombak) dan dermaga di muara sungai sisi utara pantai Grand Watu Dodol (GWD), Banyuwangi akan memberikan manfaat ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat sekitar. Dari sisi wisata, pembangunan infrastruktur itu akan menambah atraksi wisata.
Sedangkan dari sisi kesehatan fasilitas tersebut akan membasmi nyamuk malaria yang selama ini bersarang dan berkembang biak di genangan air muara sungai Kandangan tersebut.
Ketua Pokdarwis Pesona Bahari, Abdul Azis mengatakan, setelah pembangunan breakwater dan dermaga, muara sungai bisa dimanfaatkan sebagai mini marina. Kapal-kapal wisata yang selama ini melayani trip ke Pulau Tabuhan dan Menjangan bisa berlabuh di tempat itu.
“Kapal wisata bisa berlabuh di sini. Dan ini menjamin keamanan bagi pengunjung yang ingin ke Pulau Tabuhan. Sehingga saat ada ombak besar mereka bisa naik dengan aman,” terangnya, Kamis, 12 September 2024.
Ketua Pokdarwis pengelola destinasi GWD ini menjelaskan, biasanya saat bulan Agustus ombak tinggi selalu menjadi kendala. Saat musim ombak tinggi minat wisatawan untuk melakukan trip ke Pulau Tabuhan dan Menjangan berkurang. Para agen travel juga takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga sebagai pengelola GWD dirinya juga membatasi kunjungan.
Baca Juga
Pada hari biasa, wisatawan yang melakukan trip ke Pulau Tabuhan dan Menjangan rata-rata antara 50-100 setiap hari. Angka ini akan naik berkali lipat pada Sabtu dan Minggu. Pada akhir pekan tersebut dalam sehari bisa mencapai 400 orang.
Dia menyebut, sebenarnya ombak tinggi tidak terlalu masalah saat perahu sudah berada di tengah. Yang paling terganggu adalah saat proses menaikkan wisatawan ke atas perahu. Ombak yang tinggi menggangu saat proses muat.
“Kalau ini jadi (mini marina), walaupun ombak tinggi tidak ada masalah. Karena ombak permasalahannya kan di pinggir kalau sudah di tengah sudah aman,” ujarnya.
Selain memberikan keamanan saat proses muat wisatawan ke perahu, mini marina tersebut, menurutnya, akan menjadi atraksi baru bagi para wisatawan yang berkunjung ke GWD. Kawasan muara itu biasa disulap menjadi wahana kano, lomba mincing dan atraksi lainnya. “Yang pasti itu nanti akan menjadi tambahan atraksi,” ujarnya.
Baca Juga
Manfaat lainnya, menurut Azis pembangunan infrastruktur ini akan membasmi nyamuk malaria yang bersarang di muara sungai tersebut. Di jelaskan, pada tahun 2010-2011 di wilayah itu pernah terjadi kejadian luar biasa (KLB) malaria akibat nyamuk yang bersarang di genangan air muara itu.
“Karena air tidak tersirkulasi dengan baik, sehingga banyak jentik nyamuk malaria. Sehingga menimbulkan wabah malaria,” katanya.
Setidaknya tercatat ratusan orang yang tinggal di sekitar tempat itu terjangkit malaria. Dua orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah itu belum termasuk orang yang bekerja di salah satu pabrik pengolahan aspal di sekitar tempat itu. Karena begitu terjangkit banyak yang pulang ke wilayahnya masing-masing.
Sampai akhirnya, dibentuk Gerakan Bangsring Membasmi Malaria (Gerbang Basmala) pada di tahun 2012. Saat itu, masyarakat yang tergabung dalam Gerbang Basmala melakuakn pembersihan muara sungai dan melakukan penebaran ikan-ikan sebagai penyeimbang supaya jentik nyamuk dimakan oleh ikan.
“Kalau ini sudah jadi, sirkulasi air lancar tingkat keasinan air yang di muara ini kan tinggi. Berdasarkan analisis dengan beberapa penliti, saat tingkat keasinan tinggi maka jentik nyamuk tidak akan hidup,” ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan, Guntur Priambodo menyatakan, pembangunan dermaga dan break water itu dilakukan karena destinasi wisata memang membutuhkan dermaga. Selain itu, yang menjadi fokus utama adalah agar lingkungan di sekitar tempat itu menjadi sehat.
Dia menyebut memang pernah muncul penyakit malaria di tempat itu. Munculnya penyakit malaria ini disebabkan adanya genangan di muara sungai. Genangan air di muara sungai itu dipicu sedimen pasir dari laut yang menutup aliran di muara sungai. Di tempat itulah akan buat breakwater.
“Dan kita buat dermaganya, aliran airnya masuk, harapannya yang pertama memang memperbaiki kualitas lingkungan dan bagaimana kita membantu pariwisata untuk pengembangan GWD,” tegasnya, Selasa, 10 September 2024.
Pembangunan infrastruktur ini dilakukan dengan anggaran dari APBD Banyuwangi melalui Dinas PU Pengairan. Guntur menyebut, pembangunan dermaga dan breakwater ini sudah sesuai dengan fungsi dan tugas pokok Dinas PU Pengairan.
“Dari sisi pariwisata juga dapat, perahu biar sandar di situ. Di situ akan meningkatkan pendapatan masyarakat,” ungkapnya.