Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pemkab Banyuwangi Segera Bangun Seribu Homestay

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Tentang-Program-1000-Homestay

Bupati Teken MoU dengan Para Kades

BANYUWANGI – Ini kabar bagus untuk warga desa yang sedang mengembangkan wisata. Masyarakat desa-desa di Bumi Blambangan punya kesempatan berpartisipasi dalam membangun sekaligus memiliki homestay.  Sebab tahun ini Pemkab Banyuwangi menegaskan siap membangun seribu unit homestay di berbagai desa.

Nota kesepahaman alias memorandum of understanding  (MoU) pembangunan seribu homestay itu sudah ditandatangani Bupati Abdullah Azwar Anas bersama beberapa kepala desa di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (8/7).

Penandatanganan MoU itu dilakukan bersamaan dengan acara pertemuan Diaspora Banyuwangi kemarin. Program pembangunan seribu homestay itu merupakan kepanjangan dari program nasional  Kementerian Pariwisata (Kemenpar)  RI untuk menciptakan 100.000 homestay di seluruh Indonesia sebagai penunjang perkembangan pariwisata.

Menpar RI, Arief Yahya, menjelaskan Banyuwangi menjadi kabupaten dengan perkembangan kunjungan wisatawan cukup tinggi di Indonesia. Kunjungan  wisatawan meningkat sampai 50 persen dan wisatawan domestik meningkat hingga 30 persen.

Ditambah lagi 26 persen penduduk Banyuwangi saat ini berkecimpung di dunia pariwisata. Melihat potensi wisata yang  memberikan dampak cukup  besar di masyarakat, Menteri Arief melihat dukungan kampung-kampung dan pedesaan mendirikan 1.000 homestay akan sangat membantu perkembangan ekonomi masyarakat di dunia  pariwisata.

“Impact dunia pariwisata dalam masyarakat cukup tinggi. Dengan modal 100 persen, masyarakat bisa memperoleh keuntungan 170 persen,” ujar Arief.  Untuk mempermudah pengembangan seribu homestay tersebut, Arief menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemkab Banyuwangi agar memberikan  cicilan murah untuk biaya renovasi setiap homestay.

Dengan anggaran maksimal Rp 150 juta, pemilik homestay bisa mencicil selama 20 tahun dengan uang muka Rp 1,2 juta. Sehingga, masyarakat pemilik homestay tinggal mencicil Rp 800 ribu per bulan. “Pemkab kita minta juga  lebih terbuka. Dengan tidak mempersulit perizinan. Regulasi dipermudah dan birokrasi dipersingkat. Dengan begitu, bisnisman yang akan ikut menanam modal bisa dengan mudah masuk,” terangnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Plt Kadisbudpar) Banyuwangi, M. Yanuarto Bramuda, mengatakan saat ini di Banyuwangi sudah ada sekitar 200 homestay. Sebelumnya, sedikitnya 300 pemilik homestay dan warga sekitar lokasi wisata juga telah diberi pelatihan tentang standarisasi pelayanan homestay.

Selanjutnya, kata Bramuda, Banyuwangi akan mengembangkan 800 homestay lagi sesuai program 1000 homestay di 17 desa wisata di Banyuwangi. Bagi warga yang tidak memiliki lahan, kata Bramuda, bisa menggunakan tanah kas desa yang tentu atas persetujuan desa.

“Nanti beberapa bank yang ada  juga akan membantu kredit murah bagi masyarakat yang  ingin membuat homestay atau merenovasi rumahnya sesuai standar. Kita harap dengan adanya 1000 homestay ini ikut membantu ekonomi masyarakat lokal,” ujarnya. (radar)