Radarbanyuwangi.id – Pemkab Banyuwangi kembali meraih Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Pemkab juga meraih Plakat Adipura dalam upayanya melakukan pengelolaan sampah berbasis tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS 3R) yang melibatkan partisipasi masyarakat.
Penyerahan Piala dan Plakat Adipura tersebut digelar di Jakarta Selasa (5/3).
Bupati Ipuk Fiestiandani bersyukur kabupaten ujung timur Pulau Jawa kembali meraih Piala Adipura.
”Ini tentu kebanggaan bagi semua warga Banyuwangi yang terus berupaya menjadikan daerahnya bersih dan nyaman. Ini adalah kerja gotong royong seluruh warga,” ujarnya.
Sekadar diketahui, Piala Adipura terakhir diraih Banyuwangi pada tahun 2017.
Menurut Bupati Ipuk, meski sekian tahun ”absen”, bukan berarti Pemkab Banyuwangi tidak melakukan apa pun untuk menjaga kebersihan wilayah serta meningkatkan pengelolaan persampahan.
”Pengelolaan persampahan tidak hanya mengandalkan tempat pembuangan akhir (TPA), tapi kami terus mendorong pengelolaan sampah secara sirkular lewat TPS 3R. Karena kami ingin penanganan sampah dilakukan dari hulu ke hilir,” kata Ipuk.
Pemkab Banyuwangi memiliki sejumlah program persampahan, mulai bank sampah, pembangunan TPS 3R, hingga berbagai inovasi penanganan sampah yang melibatkan pihak swasta maupun masyarakat.
Pemkab juga menjadikan penanganan sampah sebagai prioritas program pembangunan sehingga penanganannya cukup komprehensif, mulai hulu hingga hilir.
”Kami membuat regulasi persampahan, mulai peraturan daerah, peraturan bupati, hingga surat edaran tentang pengelolaan dan pengurangan penggunaan plastik. Kami juga menetapkan pengelolaan persampahan sebagai salah satu indikator penilaian dalam rapor desa yang akan menentukan alokasi anggaran tiap desa,” terang Ipuk.
Tidak hanya itu, pemkab juga didukung warga pegiat persampahan.
Seperti Osoji Club, Eco Ranger, dan Pega Indonesia yang aktif mengelola sampah dengan memilah dan mendaur ulang sampah hingga menghasilkan maggot untuk mendegradasi sampah organik.
Selain itu, pemkab juga getol kampanye perubahan perilaku kepada masyarakat dan membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Persampahan.
”Kami juga aktif berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menangani sampah. Salah satunya Banyuwangi mendapat dukungan dari pemerintah Norwegia dalam pembangunan TPS 3R Tembokrejo dan di Balak,” lanjut Ipuk.
Page 2
Saat ini di wilayah Banyuwangi telah memiliki dan mengoperasikan 19 TPS 3R di sejumlah kecamatan.
Di antaranya TPS 3R Balak yang memiliki kapasitas pengolahan mencapai 84 ton per hari dengan sasaran 55.491 rumah tangga.
Sementara TPS 3R Muncar, rerata sampah yang dikelola 12 sampai 25 ton per hari dengan menyisakan residu ke TPA hanya 2 ton per hari.
Selain itu, Banyuwangi juga bekerja sama dengan non–governmental organization (NGO) Sungai Watch yang berfokus pada penanganan sampah di sungai dan laut dengan memasang jaring penghalang. ”
Kami juga didukung pemerintah Norwegia yang segera membangun pabrik pengolahan sampah plastik low value,” imbuh Ipuk.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi Dwi Handajani menjelaskan, penghargaan Adipura ini tidak hanya dinilai dari kota bersih dan indah saja.
Tetapi juga mengukur keterlibatan masyarakat dalam pengolahan sampah mulai dari rumah/sumber sampai ke TPS 3R.
”Dasar penilaian Adipura tahun ini salah satunya adalah pengurangan sampah secara determinan (less TPA). Tim melakukan verifikasi lapangan terhadap sarana dan prasarana pengelolaan sampah dari hulu ke hilir,” kata Handajani.
Berkat berbagai upaya sinergis yang dilakukan pemkab, warga, dan berbagai pihak lainnya di tahun 2023, Banyuwangi berhasil melakukan pengurangan sampah sebesar 92,260.89 ton per tahun atau sekitar 30,22 persen.
Serta penanganan sampah sebanyak 82,891.65 ton per tahun atau sekitar 27,15 persen. (sgt/c1)
Page 3
Radarbanyuwangi.id – Pemkab Banyuwangi kembali meraih Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Pemkab juga meraih Plakat Adipura dalam upayanya melakukan pengelolaan sampah berbasis tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS 3R) yang melibatkan partisipasi masyarakat.
Penyerahan Piala dan Plakat Adipura tersebut digelar di Jakarta Selasa (5/3).
Bupati Ipuk Fiestiandani bersyukur kabupaten ujung timur Pulau Jawa kembali meraih Piala Adipura.
”Ini tentu kebanggaan bagi semua warga Banyuwangi yang terus berupaya menjadikan daerahnya bersih dan nyaman. Ini adalah kerja gotong royong seluruh warga,” ujarnya.
Sekadar diketahui, Piala Adipura terakhir diraih Banyuwangi pada tahun 2017.
Menurut Bupati Ipuk, meski sekian tahun ”absen”, bukan berarti Pemkab Banyuwangi tidak melakukan apa pun untuk menjaga kebersihan wilayah serta meningkatkan pengelolaan persampahan.
”Pengelolaan persampahan tidak hanya mengandalkan tempat pembuangan akhir (TPA), tapi kami terus mendorong pengelolaan sampah secara sirkular lewat TPS 3R. Karena kami ingin penanganan sampah dilakukan dari hulu ke hilir,” kata Ipuk.
Pemkab Banyuwangi memiliki sejumlah program persampahan, mulai bank sampah, pembangunan TPS 3R, hingga berbagai inovasi penanganan sampah yang melibatkan pihak swasta maupun masyarakat.
Pemkab juga menjadikan penanganan sampah sebagai prioritas program pembangunan sehingga penanganannya cukup komprehensif, mulai hulu hingga hilir.
”Kami membuat regulasi persampahan, mulai peraturan daerah, peraturan bupati, hingga surat edaran tentang pengelolaan dan pengurangan penggunaan plastik. Kami juga menetapkan pengelolaan persampahan sebagai salah satu indikator penilaian dalam rapor desa yang akan menentukan alokasi anggaran tiap desa,” terang Ipuk.
Tidak hanya itu, pemkab juga didukung warga pegiat persampahan.
Seperti Osoji Club, Eco Ranger, dan Pega Indonesia yang aktif mengelola sampah dengan memilah dan mendaur ulang sampah hingga menghasilkan maggot untuk mendegradasi sampah organik.
Selain itu, pemkab juga getol kampanye perubahan perilaku kepada masyarakat dan membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Persampahan.
”Kami juga aktif berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menangani sampah. Salah satunya Banyuwangi mendapat dukungan dari pemerintah Norwegia dalam pembangunan TPS 3R Tembokrejo dan di Balak,” lanjut Ipuk.