Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Penyebab Robohnya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo dan Deretan Fakta Terbaru

penyebab-robohnya-ponpes-al-khoziny-di-sidoarjo-dan-deretan-fakta-terbaru
Penyebab Robohnya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo dan Deretan Fakta Terbaru

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ambruknya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025), menyisakan duka mendalam.

Peristiwa ini sekaligus membuka sorotan tajam terhadap kelalaian pembangunan yang berujung pada hilangnya nyawa para santri.

Bangunan mushala tiga lantai di area asrama putra itu runtuh ketika 140 santri tengah melaksanakan salat Asar berjamaah.

Sebanyak 102 santri berhasil dievakuasi, tiga meninggal dunia, dan puluhan lainnya masih terjebak di bawah puing-puing.

Hingga hari ketiga pascakejadian, proses evakuasi terus dilakukan oleh tim SAR gabungan dengan melibatkan lebih dari 300 personel.

Baca Juga: Fakta Lengkap Robohnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo dan Dugaan Tanpa IMB

Fakta Tidak Adanya Izin dan Konstruksi Bermasalah

Bupati Sidoarjo, Subandi, mengungkapkan bangunan Ponpes Al Khoziny tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).

Hal ini ditemukan saat peninjauan di lokasi.

“Ngecor lantai tiga, konstruksi tidak standar, akhirnya roboh,” tegasnya.

Dugaan kelalaian semakin kuat setelah pakar Teknik Sipil Struktur ITS, Mudji Irmawan, menyebut bangunan tersebut sejak awal direncanakan hanya untuk satu lantai.

Namun, karena kebutuhan menampung santri yang semakin banyak, bangunan dipaksa bertambah hingga tiga lantai tanpa perencanaan teknis memadai.

Beban konstruksi yang semestinya hanya 100 persen meningkat drastis hingga 300 persen.

Hal ini membuat bangunan tidak mampu lagi menahan tekanan, terutama ketika lantai tiga sedang dicor sementara aktivitas belajar tetap berlangsung di lantai bawah.

Baca Juga: Musala Baru Dicor Pagi, Asar Langsung Ambruk! Begini Kondisi Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Tertimpa Reruntuhan


Page 2

Menurut Mudji, terdapat dua pihak yang bertanggung jawab atas tragedi ini, yakni kontraktor dan pengurus ponpes.

Kontraktor diduga tidak memiliki pengalaman teknis memadai, sementara pihak ponpes disebut memaksakan pembangunan tanpa perhitungan risiko.

Kelalaian ini semakin ironis karena santri disebut kerap diberi hukuman berupa ikut membantu proses pengecoran bangunan, meskipun hanya sebatas mendampingi tukang.

Tradisi tersebut menambah risiko keselamatan di lingkungan pesantren.

Baca Juga: Nama-Nama Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Ada Santri 10 Tahun hingga Dewasa

Respons Pemerintah dan Penanganan Korban

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyampaikan belasungkawa dan menegaskan bahwa kejadian ini harus menjadi yang terakhir.

Pondok pesantren, kata dia, seharusnya menjadi tempat aman bagi para santri, bukan sebaliknya.

Hingga Selasa (30/9/2025) malam, BNPB mencatat 91 orang masih diduga tertimbun reruntuhan.

Petugas SAR memilih metode manual menggali celah puing agar tidak menimbulkan risiko ambruk susulan.

Para korban yang berhasil dievakuasi dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Sidoarjo, Surabaya, hingga Mojokerto.

Tiga santri yang meninggal dunia adalah Maulana Affan Ibrahimafic (15), Mochammad Mashudul Haq (14), keduanya warga Surabaya, serta Muhammad Soleh (22) asal Bangka Belitung.


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ambruknya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025), menyisakan duka mendalam.

Peristiwa ini sekaligus membuka sorotan tajam terhadap kelalaian pembangunan yang berujung pada hilangnya nyawa para santri.

Bangunan mushala tiga lantai di area asrama putra itu runtuh ketika 140 santri tengah melaksanakan salat Asar berjamaah.

Sebanyak 102 santri berhasil dievakuasi, tiga meninggal dunia, dan puluhan lainnya masih terjebak di bawah puing-puing.

Hingga hari ketiga pascakejadian, proses evakuasi terus dilakukan oleh tim SAR gabungan dengan melibatkan lebih dari 300 personel.

Baca Juga: Fakta Lengkap Robohnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo dan Dugaan Tanpa IMB

Fakta Tidak Adanya Izin dan Konstruksi Bermasalah

Bupati Sidoarjo, Subandi, mengungkapkan bangunan Ponpes Al Khoziny tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).

Hal ini ditemukan saat peninjauan di lokasi.

“Ngecor lantai tiga, konstruksi tidak standar, akhirnya roboh,” tegasnya.

Dugaan kelalaian semakin kuat setelah pakar Teknik Sipil Struktur ITS, Mudji Irmawan, menyebut bangunan tersebut sejak awal direncanakan hanya untuk satu lantai.

Namun, karena kebutuhan menampung santri yang semakin banyak, bangunan dipaksa bertambah hingga tiga lantai tanpa perencanaan teknis memadai.

Beban konstruksi yang semestinya hanya 100 persen meningkat drastis hingga 300 persen.

Hal ini membuat bangunan tidak mampu lagi menahan tekanan, terutama ketika lantai tiga sedang dicor sementara aktivitas belajar tetap berlangsung di lantai bawah.

Baca Juga: Musala Baru Dicor Pagi, Asar Langsung Ambruk! Begini Kondisi Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Tertimpa Reruntuhan