Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Permintaan Anyaman Bambu Meningkat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI- Bulan Ramadan memberikan berkah tersendiri bagi perajin anyaman bambu Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi. Selama Ramadan, penjualan anyaman bambu meningkat dua kali lipat dari sebelumnya. Produk yang paling banyak diminati selama Ramadan adalah keranjang parcel, keranjang buah, dan keranjang makanan oleh-oleh. Selain keranjang parcel, produk terbaru perajin, berupa songkok dari anyaman bambu juga laris diburu konsumen.

Bayu Pratama , 29, salah satu perajin mengatakan, ada dua jenis anyaman bambu yang di produksinya. Yakni, anyamanjenis tradisional dan modern. Produk anyaman bambu yang tradisional cenderung untuk perlengkapan dapur, pembuatannya juga masih sangat sederhana. Produk tradisional seperti anyaman yang berbentuk kerucut. Sedangkan produk anyaman modern lebih bervariasi dan banyak pernik-perniknya.  

Produk anyaman modern yang dibuat perajin seperti tempat parcel, keranjang-keranjang, dan songkok. Bayu mengaku, telah memproduksi sekitar 50 jenis anyaman bambu. Setiap karyawan bisa memproduksitiga puluh produk anyaman bambu dalam waktu tiga hari dengan jenis yang berbeda-beda. “Saya mewarisi usaha dari ayahnya yang dirintis pada tahun 1998. Pada waktu itu masih ada dua perajin anyaman bambu di Desa Gintingan,” ungkap Bayu.

Bayu mengungkapkan, bahan baku anyaman bambu di peroleh dari daerah Sempu, Genteng. Produk hasil anyaman bambu relatif sama jenisnya dengan yang diproduksi perajin lain. Yang membedakan adalah teknis perawatandan kombinasi warna yang lebih beragam. Pada tahun 1998, Bayu sempat mengalami masa tersulit dalam menjalankan usahanyakarena tragedi bom Bali. Saat itu, pasokan utama hasil produksi kerajinan bambu adalah Bali. 

Setelah peristiwa bom Bali, permintaan konsumen menurun drastis.  Usaha anyaman bambu mulai bangkit lagi pada tahun 2005. Tujuan utama produk anyaman bambu tidak hanya Bali, namun berkembang ke beberapa daerah lain seperti Probolinggo, Jember, Malang, dan Surabaya. Selain itu, para perajin juga memasok hasil kerajinan ke sejumlah supermarket dan kios-kios buah.(radar)